6 Warganya Ditahan di Libya, Turki Ancam Serang Pasukan Haftar
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 1 Juli 2019 09:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Turki mengatakan enam warganya ditahan oleh pasukan Libya pimpinan Jenderal Khalifa Haftar, dan mengancam akan menargetkan milisi Haftar jika tidak dibebaskan.
Turki mendukung pemerintahan Tripoli yang diakui secara internasional, yang berhasil memukul mundur pasukan timur pada Rabu kemarin setelah mengepung ibu kota Libya selama tiga bulan.
Baca juga: Pasukan Libya Sita Rudal Presisi Milik Cina dari Pemberontak
Pada 1 Juli 2019, Reuters melaporkan Turki juga mengirim bantuan drone dan truki kepada pasukan Tripoli pimpinan Perdana Menteri Fayez al Serraj. Sementara pasukan Libyan National Army (LNA) pimpinan Haftar menerima bantuan dari Uni Emirat Arab dan Mesir, ungkat diplomat.
"Penahanan enam warga kami oleh pasukan milisi ilegal yang terkait dengan Haftar adalah tindakan yang mengarah pada bandit dan pembajakan. Kami mengharapkan pembebasan segera warga negara kami," kata Kementerian Luar Negeri Turki."Jika tidak, pasukan Haftar akan menjadi target yang sah."
Baca juga: Donald Trump Mendadak Dukung Jenderal Libya Khalifa Haftar
Pada Jumat, juru bicara pasukan Haftar mengatakan mereka melarang penerbangan komersial dari Libya ke Turki dan memperingatkan bahwa setiap pesawat atau kapal Turki yang mencoba mendarat atau berlabuh di Tripoli akan dianggap musuh. Dia juga mengatakan LNA akan menyerang kehadiran militer Turki.
Sebelumnya pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan setiap ancaman dari pasukan Haftar akan dihukum berat, dan Turki telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah serangan.
Baca juga: Serang Ibu Kota Libya, PBB Sebut Khalifa Haftar Mau Kudeta
"Ketika kami berkontribusi untuk membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan ini, setiap sikap atau serangan yang mengancam akan memiliki harga yang sangat mahal, mereka akan dibalas dengan cara yang paling keras dan paling efektif," kata Akar.
Haftar dan para pendukungnya mengatakan mereka berusaha membebaskan Tripoli dari milisi yang mereka tuduh mengganggu kestabilan Libya sejak jatuhnya Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011.
Baca juga: 4 Fakta Konflik Perang Saudara di Libya
Para kritikus Haftar menuduhnya berusaha merebut kekuasaan melalui kekerasan dan memperdalam konflik antara faksi-faksi yang berbasis di timur dan barat Libya.
Serangan Haftar telah menghambat rencana yang dipimpin PBB untuk menstabilkan Libya setelah bertahun-tahun konflik yang telah membuat produsen minyak terpecah dan menyebabkan standar kehidupan rakyat Libya merosot tajam.