Isu Perang Dagang Bakal Warnai KTT ASEAN Akhir Pekan Ini

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 20 Juni 2019 13:43 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menghadiri KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, Kamis, 15 November 2018. Foto: Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Bangkok – Para pemimpin Asia akan membahas dampak dari perang tarif antara Amerika dan Cina pada pertemuan puncak KTT ASEAN di Bangkok akhir pekan ini.

Baca juga: Gala Dinner KTT ASEAN Sajikan Hidangan Lokal Singapura, Apa saja?

Pada saat yang sama, pemerintah Cina berupaya menggolkan kesepakatan dagang dengan negara-negara ASEAN, yang mencakup 40 persen total perdagangan global tidak termasuk Amerika Serikat.

Sengketa Laut Cina Selatan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia warga etnis minoritas Rohingya oleh Myanmar juga bakal menjadi agenda pembahasan dalam pertemuan puncak para pemimpin ASEAN ini.

Advertising
Advertising

Baca juga: KTT ASEAN Mulai Digelar, Apa Saja yang Dibahas?

Pertemuan di Bangkok berlangsung pada Sabtu hingga Ahad pada akhir pekan ini.

“Salah satu penerima manfaat tebesar (dari perang tarif) adalah ASEAN,” kata Drew Thompson, seorang peneliti di Lee Kuan Yew School of Public Policy di Singapura seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis, 20 Juni 2019.

Thompson mengatakan ASEAN menjadi basis untuk aktivitas manufaktur berbiaya rendah sehingga bisa mendapat keuntungan dari sengketa dagang AS dan Cina ini.

Baca juga: Jokowi Hadiri Pembukaan KTT Asean di Singapura

Perang dagang AS dan Cina, yang merupakan dua ekonomi terbesar dunia, mendorong sejumlah perusahaan manufaktur besar untuk keluar dari Cina dan memproduksi barangnya di negara ASEAN.

Presiden Amerika, Donald Trump, telah mengenakan kenaikan tarif senilai US$200 miliar atau sekitar Rp2.900 triliun impor produk dari Cina dengan kisaran 15 – 25 persen. Produk itu berupa kaos kaki dan sepatu hingga mesin cuci dan furnitur. Ini membuat Beijing ikut menaikkan tarif impor untuk produk senilai sekitar US$60 miliar atau sekitar Rp850 triliun dari Amerika.

Beberapa perusahaan seperti Brooks Running Company dan pembuat mesin cuci Haier mulai bermigrasi dari Cina ke Vietnam, Thailand, dan Indonesia, yang tidak terkena kenaikan tarif impor oleh AS.

Dengan dampak industri yang terasa ini, Cina berupaya meningkatkan upayanya meneken perjanjian dagang besar dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Pakta perdagangan ini bernama Regional Comprehensive Economic Partnership termasuk dalam 10 negara ASEAN termasuk India, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Pakta ini menghubungkan setengah dari populasi dunia. Ini juga membuat Cina bisa merancang arsitektur perdagangan Asia Pasifik dan menyuarakannya dalam KTT ASEAN.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

28 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

10 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

19 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

23 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

23 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya