Insiden Kapal Tanker di Selat Hormuz Picu Kenaikan Tarif Asuransi

Sabtu, 15 Juni 2019 14:34 WIB

Front Altair terbakar di perairan antara negara-negara Teluk Arab dan Iran setelah ledakan yang diduga akibat ranjau magnetik. Awak kapal Norwegia dijemput oleh kapal di daerah itu dan diserahkan ke kapal penyelamat Iran. [ISNA / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Insiden serangan dua kapal tanker di Selat Hormuz pada Kamis kemarin telah memicu kenaikan tarif asuransi kapal untuk pelayaran di Timur Tengah.

Menurut perusahaan asuransi kapal, tercatat ada kenaikan sekitar 10 persen biaya asuransi dan kemungkinan bisa meningkat jika tensi di kawasan tersebut terus meningkat.

Serangan juga memicu kenaikan harga minyak dunia sebesar 4,5 persen, karena khawatir kekurangan cadangan minyak mintah yang dipasok melalui Selat Hormuz.

Baca juga: Trump Tuding Kapal Garda Revolusi Iran Serang Kapal Tanker

Pasca-serangan, beberapa perusahaan kapal tanker telah menunda pemesanan ke kawasan Teluk.

Advertising
Advertising

Menurut laporan Reuters, 15 Juni 2019, tarif pengiriman untuk supertanker yang mengangkut minyak dari Teluk Timur Tengah ke Asia sudah mendekati level tertinggi dua bulan terakhir pada Kamis di angka hampir US$ 13.000 (Rp 186 juta) per hari, naik hampir US$ 2.000 (Rp 28,6 juta) dari Rabu sebelumnya.

Kapal Angkatan Laut UEA terlihat di sebelah Al Marzoqah, kapal tanker Arab Saudi, di lepas Pelabuhan Fujairah, UEA 13 Mei 2019. [REUTERS / Satish Kumar]

Setiap kapal memerlukan semua bentuk asuransi, termasuk juga pinjaman darurat yang dikenakan tambahan biaya saat pindah daerah berisiko tinggi. Premi yang terpisah ini dihitung sesuai dengan nilai kapal, atau lambung kapal, untuk periode tujuh hari.

Asuransi kapal mengatakan kapal terbesar berlayar melalui wilayah Teluk biaya tambahan hingga US$ 200.000 (Rp 2,8 miliar) untuk satu perjalanan selama tujuh hari, kira-kira dua kali lipat lebih mahal dari awal pekan ini.

Baca juga: 4 Fakta Terkait Serangan Atas Kapal Tanker di Selat Hormuz

"Fakta di lapangan telah berubah. Jika ada kapal tanker yang tenggelam, Anda akan melihat kenaikan premi perang tahunan," kata seorang penjamin asuransi.

"Ini bukan insiden pertama, dan apa yang kami lihat (dengan tingkat kenaikan) mencerminkan perbedaan yang memburuk di daerah tersebut."

Pada 17 Mei, komite pasar asuransi Joint War Committee di London memperpanjang daftar wilayah berisiko tinggi termasuk Oman, Uni Emirat Arab, dan Teluk setelah serangan kapal tanker Fujairah bulan lalu.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

5 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

5 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

6 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

7 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

7 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya