Empat Organisasi Jurnalis Tolak RUU Ekstradisi Hong Kong

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 11 Juni 2019 20:01 WIB

Ribuan pengunjuk rasa melakukan aksi menuntut penghapusan usulan peraturan ekstradisi ke Cina di depan gedung parlemen Hong Kong, 9 Juni 2019. Sekitar puluhan ribu orang berkumpul di sepanjang Pulau Hong Kong, mulai dari Teluk Causeway hingga gedung parlemen di pusat kawasan bisnis. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Hong Kong -- Empat organisasi penerbit dan jurnalis menolak amandemen UU Ekstradisi Hong Kong. Mereka adalah International Federation for Journalists atau IFJ, Reporters Without Border atau RSF , Committee to Protect Journalists atau CPJ dan Society of Publishers in Asia atau SOAP.

Baca juga: Asosiasi Jurnalis Hong Kong Tolak RUU Ekstradisi ke Cina

Mereka membuat pernyataan seiring pernyataan 400 jurnalis dan bekas jurnalis di Hong Kong yang menyerukan pemerintah Hong Kong menarik rencana amandemen RUU Ekstradisi ini.

Seruan ini dipublikasikan di koran Cina yaitu Ming Pao pada 8 Juni 2019.

Advertising
Advertising

“Mereka mengatakan tidak akan ada kebebasan press tanpa adanya kebebasan dari rasa takut,” begitu dilansir dalam rilis Asosiasi Jurnalis Hong Kong pada Sabtu, 8 Juni 2019.

Baca juga: 1 Juta Warga Hong Kong Demo Tolak RUU Ekstradisi Cina

Amandemen RUU Ekstradisi ini membuka peluang terjadinya transfer pelaku kejahatan atau buron untuk diekstradisi dari Hong Kong ke Cina.

Amandemen itu juga memungkinkan Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, yang disebut pro Beijing, untuk menandatangani dokumen perintah ekstradisi ke pengadilan tanpa perlu berkonsultasi dengan parlemen.

Baca juga: 1 Juta Demonstran Tuntut Mundur, Ini Reaksi Pemimpin Hong Kong

Federasi jurnalis terbesar IFJ mengatakan merasa prihatin jurnalis dan para pengungkap aib atau whistleblower akan terancam saat melaporkan isu terkait Cina akibat adanya amandemen ini. Ini akan semakin mengurangi kebebasan berekspresi di Hong Kong yang cenderung menurun.

Sedangkan RSF mengatakan meskipun RUU itu menyatakan aturan ekstradisi mengecualikan kasus kejahatan politik dan kasus berpotensi pelanggaran HAM, banyak orang menilai otoritas Hong Kong tidak bakalan bisa menolak jika Beijing meminta ekstradisi ini. “Ini menjadi tekanan bagi jurnalis,” kata dia.

Baca juga: Polisi Hong Kong Bersihkan Tempat Unjuk Rasa

“Selama ini, rezim Cina menunjukkan dalam berbagai kesempatan bahwa tidak dibutuhkan landasan yang kuat untuk menghukum suara yang kritis,” kata Cedric Alvianis, kepala biro RSF Asia Timur.

Sedangkan pengurus organisasi CPJ menyatakan tidak merasa yakin pemerintah Hong Kong bakal bisa menjaga agar tidak terjadi ekstradisi untuk kasus bernuansa politik.

Hong Kong Chief Executive Carrie Lam dalam konferensi pers di Hong Kong, Cina, 10 Juni 2019. REUTERS/Tyrone Siu

“Independensi hukum dan kebebasan press telah menjadi landasan sukses ekonomi Hong Kong selama berpuluh tahun,” kata Steven Butler, koordinator program Asia CPJ.

Foto: Menantang Pemerintah Hongkong, Joshua Wong Mogok Makan

Dalam surat ke Kepala Eksekutif Hong Kong, SOPA menyatakan sistem hukum Cina telah digunakan sebagai alat untuk mengintimidasi dan membatasi kerja jurnalis serta kebebasan arus informasi. Amandemen ini bakal memungkinkan pembatasan itu terjadi di Hong Kong, yang selama ini dikenal dengan kebebasan berekspresi.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

11 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

12 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

16 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

19 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya