Pengaruh Pangeran Uni Emirat Arab Lampaui MBS di Timur Tengah

Senin, 3 Juni 2019 12:00 WIB

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan berfoto bersama Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, Arab Saudi, 6 Juni 2018.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengaruh Pangeran Mohammed bin Zayed, komandan 29 tahun angkatan udara Uni Emirat Arab, melampaui pengaruh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di kawasan Timur Tengah.

Peran Pangeran Mohammed bin Zayed al Nahyan tampak terabaikan dan tertutup popularitas MBS. Namun The New York Times, dalam edisi 2 Juni 2019, mengulas peran strategis MBZ dalam geopolitik di Timur Tengah.

Pada tahun 1991, pada bulan-bulan setelah invasi Irak ke Kuwait, pangeran muda itu ingin membeli begitu banyak peralatan tempur, mulai dari rudal Hellfire, helikopter Apache hingga jet F-16, sehingga Kongres khawatir dia mungkin akan membuat ketidakstabilan wilayah Teluk.

Baca juga: 4 Sisi Gelap Putra Mahkota Mohammed bin Salman

Tetapi Pentagon, yang berusaha menambah sekutu di Teluk, telah memprediksi Pangeran Mohammed bin Zayed sebagai mitra yang menjanjikan.

Advertising
Advertising

Pangeran Mohammed adalah pilot helikopter yang mendapat pelatihan di Inggris, yang telah membujuk ayahnya untuk mentransfer US$ 4 miliar atau Rp 57 triliun, ke Departemen Keuangan Amerika Serikat untuk membantu membayar perang 1991 di Irak.

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan menerima Putra Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud di Abu Dhabi, UEA, 22 November 2018. [REUTERS]

Richard A. Clarke, yang waktu itu adalah asisten menteri luar negeri, meyakinkan para legislator AS bahwa pangeran muda itu tidak akan pernah menjadi agresor.

"UEA tidak sekarang dan tidak akan pernah menjadi ancaman bagi stabilitas atau perdamaian di kawasan ini,"kata Clarke dalam kesaksian di kongres. "Itu sangat sulit dibayangkan. Memang, UEA adalah pasukan untuk perdamaian."

Tiga puluh tahun kemudian, Pangeran Mohammed, yang sekarang berusia 58 tahun, putra mahkota Abu Dhabi dan penguasa de facto Uni Emirat Arab, bisa dibilang pemimpin paling kuat di dunia Arab. Dia juga di antara suara-suara asing paling berpengaruh di Washington, mendesak Amerika Serikat untuk mengadopsi pendekatannya yang semakin gegabah terhadap kawasan Teluk.

Pangeran Mohammed hampir tidak dikenal oleh publik Amerika dan negaranya yang kecil memiliki warga lebih sedikit daripada Rhode Island (negara bagian terkecil di AS). Tapi dia mungkin orang terkaya di dunia. Dia mengendalikan dana kekayaan negara senilai US$ 1,3 triliun atau sekitar Rp 18.550 triliun, lebih dibanding negara lain.

Pengaruh MBZ di Washington

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

3 hari lalu

Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

Dubai berinvestasi menyediakan fasilitas hotel bintang dua dan bintang tiga di berbagai lokasi di seluruh kota, juga tempat-tempat wisata terjangkau.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

5 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

5 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

5 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

6 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

7 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

7 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya