Embargo Logam Rare Earth Cina Mengancam Produksi F-35 AS

Kamis, 30 Mei 2019 14:30 WIB

Siluman tempur F-35B merupakan pesawat multi peran. Jet tempur generasi kelima ini dapat digunakan sebagai komando dan kontrol, serangan terbatas dan pertahanan udara, memberikan dukukan serangan darat, melakukan pengamatan dan pengintaian. US Marine/Lance Cpl. Remington Hall

TEMPO.CO, Jakarta - Cina mengancam membalas perang dagang Amerika Serikat dengan embargo rare earth atau logam tanah jarang yang bisa berdampak pada produksi senjata AS, termasuk jet tempur F-35 dan rudal kendali.

Amerika Serikat sebelumnya menggertak Cina dalam konfrontasi perang dagang. Namun tajuk utama surat kabar Cina memperingatkan AS tentang rare earth.

"Amerika Serikat, jangan remehkan kemampuan Cina untuk membalas," tulis tajuk utama surat kabar People's Daily, media Partai Komunis Cina. menurut laporan yang dikutip dari Reuters, 30 Mei 2019.

Baca juga: Cina Siap Gunakan Rare Earth untuk Balas Perang Dagang AS

"Akankah logam tanah jarang menjadi senjata balasan bagi Cina untuk membalas balik tekanan yang dilakukan AS tanpa alasan sama sekali? Jawabannya bukan misteri," kata surat kabar itu dalam komentarnya.

Advertising
Advertising

"Jangan bilang kami tidak memperingatkanmu!"

Outlet media Cina lainnya merilis artikel serupa.

Unsur tanah jarang memainkan peran penting dalam produksi sistem pertahanan. Sebagai contoh, sebuah kapal selam serangan cepat nuklir kelas Angkatan Laut AS USS Virginia membutuhkan 4.173 kg logam tanah jarang, sedangkan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke membutuhkan 2.358 kg.

Seorang penerbang yang mengemudikan F-35A Lightning II menerima bahan bakar dari KC-135 Stratotanker dari Skadron Pengisian Udara Ekspedisi ke-28, 12 Mei 2019, di lokasi yang dirahasiakan.[Penerbang senior Keifer Bowes/Sputnik]

Kontraktor pertahanan AS seperti Raytheon dan Lockheed Martin menggunakan logam rare-earth untuk membuat sistem panduan dan sensor canggih untuk rudal dan platform militer lainnya, Reuters melaporkan.

F-35 Light Strike Fighter Joint Strike Fighter, generasi kelima stealth jet yang dibangun untuk memberi AS keunggulan atas pesaing seperti China, membutuhkan 417 kg logam tanah jarang, menurut laporan Asia Times, yang melaporkan bahwa AS memiliki hampir tidak ada kemampuan untuk menghasilkan bahan tanah jarang.

Saat ini ada 380 unit jet tempur F-35 yang sudah dibuat, dan total pesanan untuk militer AS sendiri berjumlah 2.663 unit, sementara Jepang memesan 105 unit F-35 tambahan.

Sejauh ini, Cina memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar di dunia, berupa pasir mineral yang mengandung unsur-unsur yang penting dalam banyak teknologi modern berkinerja tinggi, menurut laporan News.com.au.

Papan sirkuit, baterai, dan lainnya membutuhkan logam yang memiliki konduktivitas spesifik, tahan panas, berat, kekuatan, dan ini hanya diperoleh dari logam tanah jarang.

Sampel mineral rare earth dari kiri ke kanan: Cerium oxide, Bastnasite, Neodymium oxide dan Lanthanum, dalam gambar yang diambil selama tur fasilitas Molycorp's Mountain Pass Rare Earth, California, 29 Juni 2015.[REUTERS/David Becker]

Menurut data Departemen Energi AS, yang dikutip dari News.com.au, Cina memiliki cadangan logam tanah jarang sebesar 36 juta ton. Kedua adalah negara pasca-Soviet atau Commonwealth of Independent States (CIS) dengan 19 juta ton, dan ketiga AS memiliki cadangan 13 juta ton. Cina menjadi negara dengan cadangan logam tanah jarang terbanyak di dunia dari total cadangan dunia sebesar 99 juta ton.

Unsur tanah jarang adalah sekelompok 17 unsur kimia yang memiliki sifat kunci untuk produksi segala sesuatu mulai dari satelit hingga mesin jet.

Tanah jarang digunakan sebagai bahan baku militer dan komersial, seperti baterai, turbin angin, komputer, superkonduktor, fiber optik, rudal kendali, kacamata nightvision, laser pendeteksi target, dan teknologi siluman.

Baca juga: Pentagon Cemas Cina Akan Hentikan Ekspor Bahan Baku Senjata ke AS

AS bergantung pada Cina sebanyak 80 persen dari bahan tanah jarangnya, menurut Bloomberg.

"Logam tanah jarang adalah spesialisasi khusus dan penting bagi Departemen Pertahanan," kata Simon Moores, direktur pelaksana di Benchmark Mineral Intelligence.

"Logam tanah jarang sangat penting untuk produksi, keberlanjutan, dan pengoperasian peralatan militer AS," kata laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah 2016. "Akses yang andal ke bahan yang diperlukan, terlepas dari tingkat keseluruhan permintaan pertahanan, merupakan persyaratan utama untuk Departemen Pertahanan."

Jika Cina mengembargo pengiriman tanah jarang ke AS maka akan menyebabkan komplikasi, walaupun ada kemungkinan bahwa departemen pertahanan dapat beralih ke sumber-sumber alternatif, mengingat bahwa persyaratannya hanya 1 persen dari total permintaan AS untuk logam tanah jarang atau rare earth.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya