Benjamin Netanyahu Gagal Bentuk Koalisi, Israel Gelar Pemilu Lagi

Kamis, 30 Mei 2019 12:00 WIB

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sumber: Reuters / Ronen Zvulun/rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Israel akan menggelar kembali pemilu setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal membentuk koalisi usai pemilu 9 April lalu.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Israel pemilu gagal membentuk pemerintahan.

Menurut laporan CNN, 30 Mei 2019, pemilu baru akan digelar pada 17 September, yang merupakan hasil RUU untuk membubarkan parlemen yang diperkenalkan ke Knesset (parlemen Israel) awal pekan ini.

Baca juga: Menang Pemilu, Benjamin Netanyahu Jadi Pemimpin Israel Terlama

RUU ini sudah ditinjau tiga kali tak lama setelah tengah malam waktu setempat dan disahkan oleh anggota Knesset oleh 74-45 suara, hanya beberapa saat setelah batas waktu Netanyahu untuk membentuk pemerintahan berakhir.

Advertising
Advertising

"Kami akan menggelar kampanye pemilihan yang tajam dan jelas yang akan membawa kami kemenangan. Kami akan menang, kami akan menang dan publik akan menang," kata Netanyahu, dikutip dari Russia Today.

Alhasil, pemungutan suara 74-45 untuk pembubaran Knesset akan membawa Israel menggelar pemilu lagi pada 17 September.

Dalam file foto 23 Juli 2018 ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkan juru bicaranya David Keyes saat ia membuka rapat kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem. (Gali Tibbon / Pool via AP, File)

Kurang dari dua bulan setelah kemenangan Netanyahu dalam pemilihan 9 April, pemimpin terlama Israel itu mendukung langkah untuk membubarkan Knesset ke-21, sebagai upaya terakhir untuk memecah negosiasi yang menemui jalan buntu antara kedua pihak.

Pembicaraan menjadi macet karena rancangan undang-undang yang diusulkan, yang akan memaksa lebih banyak pemuda Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam militer.

Partai-partai ultra-Ortodoks menuntut perubahan pada RUU tersebut, sementara mantan Menteri Pertahanan Avigdor Liberman menginginkannya disahkan tanpa perubahan sama sekali.

Baca juga: Trump Telepon dan Tweet Netanyahu Ucapkan Selamat Menang Pemilu

Netanyahu, yang telah menangani negosiasi koalisi yang sulit di masa lalu, tidak dapat menengahi kompromi antara para pihak.

Berbicara setelah pemungutan suara Kamis pagi, Netanyahu mengecam Liberman menuduhnya tidak pernah berniat mencapai kesepakatan.

Bibi, sapaan Netanyahu, menuduh Liberman berulang kali mengajukan tuntutan baru selama negosiasi koalisi dan mengatakan Israel "diseret" kembali ke kotak suara karena "ambisi pribadi satu orang."

Partai Liberis Yisrael Beiteinu hanya memenangkan lima kursi dari 120 di Knesset, tetapi Netanyahu membutuhkan mereka untuk membangun blok koalisi dengan mayoritas pekerja. Tanpa mereka, dia hanya mendapat dukungan 60 kursi.

Baca juga: PM Israel Netanyahu Mau Caplok Tepi Barat Jika Terpilih Lagi

Dalam enam minggu yang diberikan kepada Netanyahu untuk membentuk pemerintahan baru, Perdana Menteri mengerahkan sejumlah pendekatan berbeda untuk menekan Liberman.

Partai Likud Netanyahu menyerang Liberman di media, surat kabar Israel HaYom pro-Netanyahu menyebut Liberman penipu.

Benjamin Netanyahu juga menawarkan pengulangan rancangan RUU yang berbeda dengan perubahan kecil yang dirancang untuk menengahi kebuntuan di parlemen Israel.

Berita terkait

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

2 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

5 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

7 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

15 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

17 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

18 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

19 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

23 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

1 hari lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya