Muslim Myanmar Dilarang Tarawih, Umat Budha Bagikan Mawar Putih

Kamis, 30 Mei 2019 14:00 WIB

Aktivis lintas agama menunggu untuk membagikan mawar putih kepada umat Islam di Masjid Myoma di Sagaing, Senin 27 Mei 2019.(Khin Hnin Wai / Myanmar Now)

TEMPO.CO, Jakarta - Para aktivis lintas agama dan pemeluk Budha menggelar kampanye solidaritas terhadap Muslim Myanmar setelah massa nasionalis garis keras melarang tarawih di Dagon Selatan.

Para aktivis yang kebanyakan beragama Budha terinspirasi oleh seorang biksu yang menyerahkan mawar putih kepada umat Islam di kota itu setelah tarawih, sehari setelah insiden.

"Saya datang ke sini untuk menunjukkan solidaritas dan semangat kemanusiaan setelah apa yang terjadi semalam," kata U Seintita, kepala biara di Pyin Oo Lwin dekat Mandalay, dikutip dari Myanmar Now, 30 Mei 2019.

"Saya ingin menunjukkan penghargaan kepada semua saudara Muslim kami...Itu tidak hanya isyarat perdamaian bagi gerombolan (garis keras) tetapi juga pesan niat baik untuk semua warga negara lainnya," tambahnya.

Baca juga: Pengadilan Myanmar Perintahkan Tangkap Biksu Penghasut, Wirathu

Advertising
Advertising

Keesokan paginya, para aktivis Budha menyerahkan mawar putih kepada umat Islam setelah tarawih di sebuah masjid di kota Dagon, dengan mengatakan mereka ingin menentang penindasan orang-orang dari agama yang berbeda.

Kemudian pada hari Senin sekelompok umat Budha di Sagaing, dekat Mandalay, meluncurkan kampanye mawar putih di masjid Myoma.

"Ini kampanye yang ditujukan untuk menunjukkan kebaikan hati kami yang penuh kasih kepada teman-teman Muslim kami di Sagaing, setelah penutupan paksa tiga rumah doa di Yangon," kata Ma Su Chit, seorang warga setempat yang memimpin kampanye.

Dia dan rekan-rekan aktivisnya berencana membagikan lebih banyak mawar putih di kota-kota lain sepanjang Ramadan.

"Kami juga melakukannya lagi di Yangon," kata Ma Su Chit.

Baca juga: Amnesty: Militer Myanmar Culik dan Siksa Warga Sipil di Rakhine

Nyi Pu Lay, seorang penulis terkemuka yang berbasis di Mandalay, melakukan perjalanan selama satu jam ke Sagaing untuk menunjukkan dukungan kepada umat Muslim yang berdoa di sana.

"Saya percaya pada kebebasan beragama, dan saya berdiri di sisi hak asasi manusia," katanya.

Setelah membagikan bunga, para aktivis mengadakan diskusi panel tentang cara mencegah konflik agama dan hidup dalam harmoni.

Kelompok nasionalis garis keras Myanmar melarang umat Muslim di Dagon Selatan tidak melakukan salat tarawih.[Myanmar Now]

Pada Rabu malam, gerombolan nasionalis garis keras berkumpul di permukiman pinggiran Yangon untuk memaksa Muslim menghentikan salat tarawih, kata saksi mata.

Diperkirakan 150 nasionalis berkeliaran di tiga lingkungan di South Dagon Township, memaksa masuk ke ruang salat di rumah-rumah penduduk dan memberi tahu untuk berhenti salat tarawih.

Baca juga: Indonesia Diminta Terus Suarakan Genosida Rohingya di Myanmar

Massa juga menahan seorang jurnalis dan mengancamnya dengan pisau, kata Thet Swe Win, seorang aktivis kerukunan antaragama.

Penduduk Muslim juga dipaksa untuk menghancurkan tempat wudhu di rumah mereka.

Polisi di Dagon Selatan telah memburu dua pemimpin gerombolan yang melarang umat Muslim Myanmar salat tarawih, yakni Michael Kyaw Myint dan Thiha Myo Naing, yang akan dikenakan dakwaan menyebabkan ketakutan atau mengganggu ketertiban publik di bawah pasal 505 (b).

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

2 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

3 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

Top 3 Dunia diawali dengan artikel tentang negara dengan 100 persen penduduk muslim.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

4 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

4 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

6 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya