Kanselir Austria Sebastian Kurz Dijatuhkan Mosi Tidak Percaya

Selasa, 28 Mei 2019 02:00 WIB

Sebastian Kurz. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Austria Sebastian Kurz dan pemerintahnya telah kehilangan suara dalam mosi tidak percaya setelah video skandal korupsi yang direkam secara tersembunyi beredar.

Mantan mitra koalisi Kurz dari Partai Kebebasan sayap kanan Austria (FPÖ) mengatakan mereka akan mendukung mosi tidak percaya yang diajukan oleh Partai Sosialis (SPÖ) pada Senin sore.

Tidak ada penghitungan resmi untuk pemungutan suara. Sebagai gantinya, sebagian besar deputi di majelis berupaya menjauhkan diri untuk mempercayai Kurz.

Baca juga: Siapa Sebastian Kurz, Menteri Termuda Austria?

Kurz, yang pada usia 32 adalah salah satu pemimpin termuda di dunia, adalah kanselir Austria pertama sejak Perang Dunia II yang dikalahkan oleh mosi tidak percaya.

Advertising
Advertising

"Kurz mempertaruhkan peluangnya dan, Tuan Kanselir, Anda memikul tanggung jawab penuh," kata wakil ketua faksi parlemen Demokrat Sosial (SPO) Joerg Leichtfried dalam pidatonya kepada anggota parlemen, beberapa menit sebelum partainya mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Kurz, seperti dikutip dari Reuters.

Mosi tidak percaya ini adalah yang pertama yang sukses melawan pemerintah Austria sejak negara itu memperoleh kembali kemerdekaannya pada tahun 1955, disahkan ketika anggota parlemen dari Sosial Demokrat dan FPO mendukung. Bersama-sama mereka mengendalikan mayoritas kursi di majelis. Partai Kurz memegang sepertiga dari kursi.

Baca juga: Menang Pemilu, Sebastian Kurz Jadi Presiden Termuda Dunia

Presiden Alexander Van der Bellen sekarang harus memberhentikan Kurz dan menunjuk pemerintah sementara baru sampai pemilihan dini dapat diadakan pada bulan September.

Pada Senin malam, Kurz meminta para pendukungnya untuk menghormati keputusan Parlemen sebelum menambahkan bahwa ia akan mendukung pemerintah sementara.

"Pihak oposisi selalu memiliki tujuan untuk menyingkirkan Kurz. Dan hari ini, mereka berhasil," kata Kurz mengatakan kepada para pendukungnya, seperti dikutip dari CNN, 28 Mei 2019.

"Saya meminta Anda untuk mengakui keputusan ini, ini adalah keputusan yang demokratis dan tidak ada ruang untuk kemarahan, kesedihan atau kebencian," tambahnya.

Kurz juga meminta para pemilih untuk mendukung pemilihan yang akan datang.

"Saya meminta Anda untuk menghabiskan bulan depan (kampanye) untuk dukungan rakyat dan pada akhirnya rakyat akan memutuskan pada bulan September."

Pemungutan suara mosi tidak percaya dipicu setelah pemerintah Kurz terlibat dalam krisis politik atas rekaman yang beredar.

Heinz-Christian Strache.[REUTERS]

Sebuah video yang direkam secara diam-diam muncul baru-baru ini dari Wakil Kanselir Heinz-Christian Strache, Partai Kebebasan sayap kanan Austria (FPÖ), yang tampaknya menawarkan kontrak negara kepada seorang perempuan yang secara palsu mengklaim sebagai keponakan dari seorang oligarki Rusia.

Strache mengundurkan diri setelah rekaman itu diungkapkan oleh majalah berita Jerman Der Spiegel dan surat kabar harian Süddeutsche Zeitung lebih dari seminggu yang lalu.

Baca juga: Meredam Radikalisme Agama, Austria Keluarkan Kebijakan Ini

Difilmkan di Ibiza dua tahun lalu, tidak diketahui siapa yang merekam video atau mengatur pertemuan. Strache membantah melakukan kesalahan tetapi meminta maaf kepada semua orang atas perilakunya.

Skandal ini telah menjadi krisis terbesar yang dihadapi oleh koalisi pemerintahan Austria sejak pembentukannya pada tahun 2017. Partai Rakyat konservatif Sebastian Kurz (ÖVP) dengan cepat menjauhkan diri dari mitra koalisinya.

Berita terkait

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

14 jam lalu

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan PPh Pribadi Tertinggi, Ada yang Mencapai 55 Persen

8 hari lalu

10 Negara dengan PPh Pribadi Tertinggi, Ada yang Mencapai 55 Persen

Berikut ini deretan negara dengan tarif pajak penghasilan pribadi tertinggi hingga 50 persen, didominasi oleh negara-negara di Benua Eropa.

Baca Selengkapnya

Austria - Indonesia Gelar Konser Orkestra di 3 Negara, Rayakan 70 Tahun Persahabatan

10 hari lalu

Austria - Indonesia Gelar Konser Orkestra di 3 Negara, Rayakan 70 Tahun Persahabatan

Austria dan Indonesia merayakan 70 tahun hubungan diplomatik dengan menggelar serangkaian konser orkestra di tiga negara.

Baca Selengkapnya

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

10 hari lalu

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

Dubes Austria untuk Indonesia menyatakan ada banyak ketertarikan dari negaranya untuk berkontribusi di IKN.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

18 hari lalu

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

Disebutkan 25 DPD PSI di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya kepada DPW PSI Jawa Tengah. Begini respons ketua DPW PSI.

Baca Selengkapnya

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

18 hari lalu

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

25 DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dari sejumlah kota/kabupaten di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya terhadap DPW PSI Jawa Tengah

Baca Selengkapnya

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

48 hari lalu

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

Rumania dan Bulgaria mulai Minggu 31 Maret 2024 bergabung dengan sebagian Wilayah Schengen pada jalur laut dan udara, tetapi tidak jalur darat

Baca Selengkapnya

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

54 hari lalu

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

Serangan teror penembakan di gedung konser Moskow tewaskan ratusan orang. Kejadian penembakan massa pernah terjadi di beberapa negara. Mana saja?

Baca Selengkapnya

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

54 hari lalu

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

Dubes RI untuk Austria mengadakan acara buka puasa bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan 200 WNI di Wina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya