Inggris Minta Iran Tidak Remehkan Tekad Amerika

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 21 Mei 2019 09:11 WIB

Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt (kiri), dan Menlu Iran, Javad Zarif (kanan). Mehr News

TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris mengatakan kepada pemerintah Iran agar tidak menganggap remeh tekad Amerika Serikat.

Baca juga: Menlu Inggris dan Jerman Khawatir Konflik Amerika dan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, mengatakan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, bakal melakukan retaliasi jika kepentingannya diserang.

“Saya ingin mengatakan kepada bangsa Iran: jangan meremehkan tekad AS,” kata Hunt kepada media di sela-sela Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa, Swiss, seperti dilansir Reuters pada Senin, 20 Mei 2019.

Advertising
Advertising

Menlu Hunt melanjutkan,”Mereka (AS) tidak ingin berperang melawan Iran. Tpai jika kepentingan AS diserang, mereka akan retaliasi. Itu adalah hal yang perlu dipertimbangkan Iran baik-baik.”

Baca juga: Kemenhan Inggris Tanggapi Soal Ancaman Iran di Timur Tengah

Dia mengatakan telah berdiskusi mengenai Iran dengan Menlu AS, Mike Pompeo. Hunt berharap Iran mulai menarik diri dari aktivitas destabilisasi di kawasan Timur Tengah.

Hunt mengatakan dia merasa khawatir dengan ketegangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah.

“Kami ingin situasi deeskalasi karena ada hal-hal yang bisa terpicu secara tidak sengaja di kawasan ini,” kata Hunt seperti dilansir Times of Israel.

Hubungan AS dan Iran memburuk sejak 2018 setelah Trump menyatakan keluar dari Perjanjian Nuklir Iran 2015, yang didukung sejumlah negara besar.

Baca juga: Inggris Dukung Israel Serang Iran, Demi Melawan Agresi

Perjanjian nuklir ini didukung Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina. Pemerintahan Presiden Barack Obama awalnya meneken perjanjian ini. Namun, Trump menyatakan AS keluar karena merasa tidak puas dengan isi perjanjian.

Trump lalu memerintahkan sejumlah sanksi ekonomi terhadap Teheran seperti pelarangan pembelian minyak mentah Iran oleh negara lain. Iran juga dilarang berdagang menggunakan dolar sehingga Teheran menyatakan beralih menggunakan euro.

Menteri Luar Negeri Inggris (kanan) dan Menlu AS, Mike Pompeo (kiri), Jeremy Hunt. Reuters

Pada pekan lalu pemerintah AS mengirim kapal induk serang dan pesawat pengebom B-52 ke kawasan Teluk Persia dengan alasan adanya ancaman Iran, yang tidak dinyatakan spesifik. Trump mengatakan dia berharap bisa berdialog dengan Iran dan membuka jalur teleponnya untuk dihubungi.

Baca juga: Amerika Beri Iran Sanksi, Menteri Inggris Berkunjung ke Teheran

Baik AS, Iran, dan Arab Saudi, yang merupakan sekutu dekat Washington, menyatakan tidak menginginkan perang. Negara-negara Eropa menyerukan semua pihak menahan diri dari melakukan eskalasi ketegangan.

Pada Senin malam, sebuah roket ditembakkan ke Zona Hijau di ibu kota Baghdad, Irak. Militer Irak menyelidiki ini dan menemukan adanya peluncur roket di lokasi sebelah timur Baghdad. Belum diketahui pihak yang melakukan penembakan ke area yang dihuni pusat pemerintahan Irak termasuk kedubes AS.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

10 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

12 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

20 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

21 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

1 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya