4 Fakta Mengenai Pemilu India

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 20 Mei 2019 11:01 WIB

Pemilu India

TEMPO.CO, New Delhi – Pemilihan Umum atau pemilu India digelar untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau Lok Sabha. Pesta demokrasi ini berlangsung dalam tujuh tahapan dari 11 April – 19 Mei 2019.

Baca: PM India Narendra Modi Diproyeksi Menang Pemilu

Ada sekitar 900 juta orang pemilih pada pemilu 2019 ini, yang menjadikannya pesta demokrasi terbesar di Planet Bumi.

Advertising
Advertising

Koalisi pimpinan Partai Bharatiya Janata, yang mengusung Perdana Menteri Narendra Modi, bakal melawan koalisi oposisi pimpinan Partai Kongres, yang dipimpin Rahul Gandhi.

Untuk bisa membentuk pemerintahan, koalisi partai harus meraih minimal 272 suara dari total 543 suara di Lok Sabha.

Baca: Perdana Menteri Narendra Modi Beri Hak Suara di Pemilu India

Berikut ini sejumlah fakta mengenai pemilu India disadur dari situs Khaleej Times, Schoop Whoop dan NPR:

  1. Jumlah Pemilih

Jumlah pemilih terdaftar mencapai 900 juta orang atau melebihi populasi total Eropa dan Australia digabung. Jumlah partisipasi pada 2014 mencapai 66 persen, atau naik 45 persen dari 1951 saat pemilu digelar pertama kali. Ada 8.250 calon legislatif dari 464 parrtai berkontes pada pemilu 2014. Ada sekitar satu juga tempat pemungutan suara pada pemilu 2019 atau naik 10 persen dari 2014.

Baca: Pemilu India, PM Modi Diuntungkan dari Konflik India - Pakistan

  1. Mesin Voting Elektronik

Pemilu India menggunakan mesin voting elektronik atau Electronic Voting Machine. Untuk pertama kalinya, mesin ini akan menampilkan foto semua kandidat caleg untuk memudahkan calon pemilih mengenali pilihannya. Pemilu ini juga menggunakan jasa pos untuk kertas suara yang dicoblos.

  1. Modi versus Gandhi

Ada dua tokoh utama yang bersaing dalam pemilu India, yaitu Perdana Menteri Narendra Modi, yang merupakan inkumben. Dan Presiden Partai Kongres India yaitu Rahul Gandhi.

Gandhi membawa isu semangat nasionalisme masyarakat Hindu. Dia juga menjanjikan pembangunan ekonomi yang lebih tinggi untuk mengentaskan kemiskinan lewat pembangunan hub manufaktur. Modi juga menyuarakan soal anti-korupsi.

Baca: India Siap Gelar Pemilu Putaran Kedua

Partai Kongres mengusung semangat sekularisasi, dan cenderung berhaluan sosialis dalam program ekonominya, Gandhi menjanjikan bantuan tunai bagi warga per tahun jika koalisi pimpinan Partai Kongres memenangi pemilu. Dia juga menyerukan perlindungan kepada masyarakat minoritas seperti Muslimd dan Kristen. Gandhi mewarisi darah biru politik India karena merupakan cicit dari Jawaharlal Nehru, yang merupakan PM India pertama.

Baca: Partai Kongres Janjikan Bantuan Tunai Jika Menang Pemilu India

  1. Caleg

Caleg yang memiliki catatan kriminal diwajibkan untuk pertama kalinya mengiklankan rekam jejak buruk mereka di media massa seperti koran, online dan kanal televisi di India. Sebelumnya, mereka hanya diwajibkan menyerahkan catatan bermaterai mengenai rekam jajak mereka kepada Komisi Pemilihan Umum namun tidak diwajibkan mengumumkannya ke publik.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

16 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

23 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

2 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

2 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

3 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

4 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

7 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

7 hari lalu

Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

Narendra Modi berusaha memenangi Pemilu India untuk masa jabatan ketiga berturut-turut didukung oleh nasionalisme Hindu dan popularitas pribadinya.

Baca Selengkapnya

Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

10 hari lalu

Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

PM India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi untuk memperkuat basis garis kerasnya.

Baca Selengkapnya

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

11 hari lalu

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.

Baca Selengkapnya