Korsleting dan Rokok Diduga Pemicu Katedral Notre Dame Terbakar
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Sabtu, 27 April 2019 12:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidikan kasus kebakaran gereja Katedral Notre Dame di Paris, Prancis mengerucut pada dua hal ini sebagai pemicu kebakaran, yaitu korsleting dan pelanggaran larangan merokok oleb para pekerja renovasi gereja.
Para penyelidik yang sudah lebih dari seminggu melakukan penyelidikan, telah memeriksa puluhan orang termasuk para pekerja renovasi, staf perusahaan terkait renovasi, staf katedrak, dan sejumlah pejabat pemerintahan setempat.
Baca: Pihak Konstruksi Akui Pekerjanya Merokok di Katedral Notre Dame
Mengenai korsleting, penyelidik berfokus pada instalasi listrik di dekat kubah atau atap katederal termasuk 6 bel ukuran sedang, seperti dikutip dari The New York Times, 25 April 2019.
Polisi juga menemukan batang rokok di perancah bangunan. Padahal dilarang keras merokok di lokasi Katedral. Sehingga pelanggaran ini dianggap sebagai salah satu pemicu kebakaran Katedral yang dibangun pada abad 12.
Meski begitu, penyelidik tidak mengabaikan kemungkinan lain yang menyebabkan Katedral Notre Dame terbakar. Situasi juga semakin rumit karena nyala api yang demikian besar dan berton-ton air digunakan pemada kebakaran untuk mematikan api.Kedua ini menghancurkan alat bukti.
Baca: Mahkota Duri Yesus Diselamatkan dari Katedral Notre Dame
"Bahwa api berawal dari lonceng-lonceng yang terkait, dan itu masuk akal," kata Regis Singer, ahli lonceng di Departemen Kebudayaan yang pernah menulis laporan tentang elektrifikasi lonceng menara.
Sejumlah polisi penyelidik untuk pertama kali pada hari Kamis, 25 April 2019 diizinkan untuk melakukan pencarian petunjuk di dalam area Katedral Notre Dame. Sebelumnya, polisi dicegah agar tidak memasuki area dalam gereja karena mempertimbangkan kerusakan pada struktur gereja, berupa batu-batu yang kemungkinan melemah karena panas api saat kebakaran.