5 Fakta Soal Serangan Teror di Selandia Baru

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 17 Maret 2019 13:08 WIB

Pelaku serangan teror di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, menggunakan senapan semiotomatis untuk menembaki jamaah dua masjid di Kota Christchurch pada Jumat, 15 Maret 2019. 50 orang tewan dan 48 orang terluka. Heavy

TEMPO.CO, Christchurch – Serangan teror di Selandia Baru, yang menyasar jamaah salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch mengejutkan banyak kalangan.

Baca:

Gedung Opera Sydney Berduka pasca Teror di Selandia Baru

Selama ini, Selandia Baru dikenal sebagai negara dengan situasi keamanan yang relatif stabil dan jauh dari aksi kekerasan keji seperti ini.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri, Jacinda Ardern, mengecam keras serangan teror yang merenggut warga sipil tak bersalah.

“Ini menjadi hari paling hitam dalam sejarah,” kata Ardern dalam jumap pers pada Sabtu, 16 Maret 2019.

Baca:

Warga Kota Christchurch Selamatkan Korban Teror di Selandia Baru

Berikut ini 5 fakta yang terungkap mengenai aksi penembakan di Selandia Baru ini disarikan dari media Reuters, News, dan SMH:

  1. Pelaku

Pelaku bernama Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, asal Kota Gafton, New South Wales, Australia. Dia pindah ke Dunedin, Selandia Baru, sekitar dua – tiga tahun lalu. Berasal dari kelas pekerja, Tarrant mengaku anak dari keluarga berekonomi dan pendidikan rendah. Dia menggunakan simbol kelompok supremasi kulit putih di akun jejaring sosialnya.

Baca:

Korban Penembakan di Selandia Baru Jalani Operasi Berulang

Yama Nabi menunjukkan foto ayahnya Haji Daoud, yang tewas dalam penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru.[bdnews24.com]

  1. Korban

Korban adalah warga Selandia Baru yang sedang melaksanakan salat Jumat di masjid Al Noor dan masjid Linwood di Kota Christchurch, yang terletak di pantai timur negara itu.

50 orang tewas termasuk seorang warga negara Indonesia bernama Lilik Abdul Hamid, yang merupakan insinyur kapal terbang, dan telah bekerja selama 18 tahun di sana. Korban tewas baik lelaki dan perempuan termasuk anak-anak.

Ada korban luka sebanyak 48 orang, yang mayoritas mengalami luka tembak baik di punggung, tangan dan kaki. Korban tewas dan luka berasal dari Indonesia, Pakistan, Malaysia, India, Afganistan dan Somalia.

  1. Senjata

Pelaku mengendarai mobil station wagon warna putih saat menjalan aksinya. Pertama, dia mendatangi masjid Al Noor yang terletak di Dean Ave. Dia membawa lima senjata termasuk dua senapan semi otomatis dan dua shotgun, yang telah dimodifikasi. Dia juga membawa bom rakitan di dalam masjid.

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern memeluk seorang wanita Muslim saat bertemu dengan perwakilan komunitas Muslim di Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019. Tampil dengan berkerudung, Jacinda memberikan dukungannya kepada keluarga korban penembakan di dua masjid di Kota Christchurch yang menewaskan 49 orang. Foto: 9News

Baca:

PM Selandia Baru Dapat Email dari Teroris Sebelum Beraksi

Dia menembaki jamaah salat Jumat pada pukul 13.40 waktu setempat dan menewaskan 41 orang. Dia lalu menuju masjid Lindwood, yang berjarak sekitar 7 menit dari lokasi pertama. Di sini, Tarrant menembak mati 7 orang jamaah. Jumlah korban sedikit karena ada perlawanan dari salah satu jamaah yang membuat Tarrant melarikan diri dengan mobilnya.

Selama melakukan aksi teror itu, Tarrant menyiarkan secara langsung atau live streaming penembakan yang dilakukannya menggunakan kamera GoPro, yang dipasang di keningnya, yang terkoneksi dengan akun Facebook miliknya.

4 Manifesto

Pelaku, yang pernah menjadi pelatih kebugaran di kota kelahirannya, mengaku tidak suka dengan kedatangan imigran dan orang Islam. Dia mlihat imigran sebagai pelaku invasi di wilayah negara Eropa.

“Untuk menunjukkan kepada pelaku invasi bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka. Dan tanah air kita adalah milik kita dan selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah bisa menaklukkan tanah kita dan mereka tidak akan pernah menggantikan bangsa kita,” begitu salah satu pernyataan Tarrant dalam manifesto 73 halaman yang diunggah di Facebook seperti dilansir News pada Jumat, 15 Maret 2019.

Baca:

Tarrant juga menuliskan nama-nama pelaku serangan masjid Quebec, Kanada, dan serangan imigran di Italia pada tubuh senapan yang digunakannya. Dia mengaku telah merencanakan serangan ini selama dua tahun dan sengaja memilih lokasi Kota Christchurch sekitar tiga bulan lalu.

5 Pengadilan

Pelaku menjalani sidang perdana singkat pada Sabtu, 16 Maret 2019. Dia dikenai dakwaan pembunuhan dan kemungkinan bakal dikenai dakwaan tambahan dengan ancaman seumur hidup. Tarrant sempat tersenyum kepada awak media, yang meliput di dalam ruang sidang. Pelaku teror di Selandia Baru ini bakal menjalani persidangan lagi pada 5 April 2019.

Berita terkait

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

3 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

4 hari lalu

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

5 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

6 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

6 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

6 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

7 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

7 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya