Teror di Selandia Baru, Warga Dunia Galang Dana Rp 24 Miliar

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 16 Maret 2019 12:16 WIB

Yama dan Omar Nabi kehilangan ayahnya Haji Daoud Nabi dalam aksi teror di Selandia Baru ketika salat Jumat sedang berlangsung pada Jumat, 15 Mare 2019. News

TEMPO.CO, Christchurch – Warga dunia dari berbagai negara menggalang aksi pengumpulan dana menyusul terjadinya teror di Selandia Baru yang menyasar jamaah dua masjid pada Jumat, 15 Maret 2019.

Baca:

Warga Christchurch Bantu Korban Teror Penembakan di Selandia Baru

Warga menyumbang lewat laman situs "Give a Little", yang jumlahnya telah terkumpul sebanyak 2.4 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp24 miliar.

Advertising
Advertising

Selain lewat laman Give a Little, warga juga menyumbang lewat Everyday Hero. Ini karena jumlah sumbangan di Give a Litter telah melewati ketentuan. Kedua laman ini dibuat oleh NZ Council for Victim Support Groups, yang dikelola pemerintah dan totalnya mencapai sekitar 1.4 juta dolar Selandia Baru.

Lalu juga ada laman pengumpulan dana LauchGood, yang berhasil mengumpulkan dana sekitar US$1 juta atau sekitar Rp14 miliar.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih untuk semua orang yang telah memberikan donasi sejauh ini baik dari Kiwi dan seluruh dunia,” kata Kevin Tso, CEO Victim Support seperti dilansir Stuff pada Sabtu, 16 Maret 2019.

Aksi penembakan di Selandia Baru ini terjadi pada saat salat Jumat sedang berlangsung pada Jumat, 15 Maret 2019 pukul 1.40 waktu setempat. Pelaku bernama Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, asal Kota Grafton, Australia.

Baca:

KBRI: WNI Korban Penembakan di Christchurch Masih Hidup

Lewat pengakuan di manifesto yang diunggah di akun Facebook miliknya, Tarrant mengaku tidak suka terhadap imigran, yang banyak datang ke negara Eropa. Dia menyebut imigrasi itu sebagai invasi.

"Untuk menunjukkan kepada pelaku invasi bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka. Dan tanah air kita adalah milik kita dan selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah bisa menaklukkan tanah kita dan mereka tidak akan pernah menggantikan bangsa kita,” begitu salah satu pernyataan Tarrant seperti di News pada Jumat, 15 Maret 2019.

Pasca penembakan sejumlah keluarga korban dan kerabatnya masih terus mencari kepastian kondisi saudara mereka yang belum diketahui.

Baca: Pelaku Penembakan di Selandia Baru Terancam Hukuman Seumur Hidup

Kakak beradik Zaid dan Hamza Mustafa, yang merupakan siswa sekolah menengah atas Cashmere, salat di masjid Al Noor di Deans Avenue, saat penembakan terjadi. Kepala Sekolah Mark Wilson mengatakan keduanya menjalani perawatan medis di rumah sakit. Seorang siswa ketiga masih belum diketahui nasibnya.

Seorang korban lainnya bernama Sheikh Hasan Rubel dirawat di rumah sakit setempat karena luka tembak menurut penjelasan dari Helal Uddin, Presiden Bangladesh Club. Kondisi korban belum diketahui.

Juga ada Abdi Ibrahim, yang salat di masjid Al Noor bersama ayah dan adiknya yang berusia tiga tahun yaitu Mucad Ibrahim. Ibrahim sempat melarikan diri saat terjadi penembakan. Ayahnya terkena tembakan dan sempat berpura-pura tewas di lokasi sebelum akhirnya berhasil menyelamatkan diri. Namun nasib Mucad belum diketahui.

Baca: 2 WNI Jadi Korban Luka Penembakan di 2 Masjid di Selandia Baru

Zuahair Darwish mengatakan dia masih mencari saudara lelakinya yaitu Kamel Darwish, yang salat di masjid Al Noor.

Seorang lelaki India Ahmed Jehangir sedang dalam kondisi kritis di rumah sakit. Salah satu teman korban meminta bantuan publik untuk biaya transporatasi Iqbal Jehangir, yang merupakan saudara lelaki korban, agar bisa terbang ke Selandia Baru.

Dua korban selamat yaitu Omar dan Yama Nabi kehilangan ayahnya yang berusia 71 tahun dan tewas dalam penembakan di Selandia Baru yang menyasar masjid Al Noor. Ayah mereka Haji Daoud Nabi, datang dari Afganistan 30 tahun lalu dan membuka bisnis di Kota Christchurch. Omar menyebut pelaku sebagai orang kejam dan pengecut.

Berita terkait

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

4 hari lalu

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

5 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

6 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

6 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

6 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

6 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya