Cina Mau Luncurkan Kereta Peluru Tanpa Masinis pada 2020

Senin, 11 Maret 2019 18:00 WIB

Kereta peluru magnetik atau maglev Cina.[CNN]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina akan meluncurkan kereta peluru magnetik generasi baru tanpa masinis pada 2020.

Media Cina melaporkan kereta magnetik atau maglev (Magnetic Levitation) kecepatan sedang akan beroperasi tanpa masinis paling cepat awal 2020, seperti dikutip dari CNN, 11 Maret 2019.

Kereta ini dikembangkan secara indpenden oleh CRRC Zhuzhou Locomotives Ltd. Perusahaan ini akan menjadi pengembang kereta maglev generasi ketiga.

Baca: Cina Resmikan Kereta Cepat Pertama Rute Hong Kong - Cina Daratan

Prototipe maglev yang baru dikembangkan akan berjalan pada kecepatan 200 km/jam, 40 km/jam lebih cepat dari versi 2.0 dan dua kali kecepatan versi 1.0.

Advertising
Advertising

Setelah selesai, kereta akan menjadi maglev komersial tercepat yang dikembangkan dan dibangun sepenuhnya oleh perusahaan Cina.

CRRC Zhuzhou adalah anak perusahaan dari China Railway Rolling Stock Corporation, salah satu produsen kereta api terbesar di dunia.

Kereta peluru Shanghai Maglev, juga dikenal sebagai Shanghai Transrapid.[J. Patrick Fischer/Railway Technology]

Sementara versi 1.0 telah beroperasi di Changsha, ibu kota Provinsi Hunan, selama dua tahun versi 2.0 sedang dirakit dan diuji di kota itu. Tak satu pun dari kereta itu beroperasi tanpa masinis, tidak seperti versi 3.0.

Maglev kecepatan sedang-rendah dirancang untuk meningkatkan infrastruktur transportasi antarkota, tidak seperti versi kecepatan tinggi, yang terutama digunakan untuk menghubungkan kota-kota besar.

Dibandingkan dengan kereta tradisional, maglev lebih aman dan lebih tenang dengan suara lebih rendah dari 70 desibel, lebih tenang daripada penyedot debu normal.

Maglev kecepatan sedang-sedang 3.0 akan menawarkan peningkatan kapasitas, kecepatan akselerasi yang lebih tinggi, dan peningkatan kemampuan pendakian. Misalnya, kereta akan mampu naik hingga empat lantai hanya dalam jarak 100 meter.

Kereta baru ini juga akan memiliki "otak yang lebih kuat" daripada pendahulunya, memungkinkan operasi autopilot yang lebih aman, menurut ketua perusahaan, Zhou Qinghe.

Ketika tes dilakukan, maglev baru diharapkan akan digunakan untuk transit antar-kota dalam jarak 50-200 kilometer.

Selain sistem maglev di Changsha, Beijing menambahkan kereta maglev kecepatan rendah menengah pertama di ibu kota ke salah satu jalur kereta bawah tanah di dalam kota pada akhir 2017.

Sementara teknologi maglev telah dikembangkan dan disebut sebagai masa depan transportasi kereta api selama beberapa dekade ke depan. Kini, hanya ada beberapa negara yang mengoperasikan kereta maglev di seluruh dunia, yakni Cina, Korea Selatan dan Jepang.

Harmony CRH 380A, dengan kecepatan operasional maksimum 380 km/jam.[Railway Technology]

Jepang telah menyusun rencana untuk membangun jalur maglev pemecah rekor, Chuo Shinkansen, dengan kecepatan tertinggi sekitar 500 kilometer per jam.

Fase pertama proyek, menghubungkan Tokyo dan Nagoya, dijadwalkan selesai pada 2027 dan diperkirakan akan memangkas waktu perjalanan antara kota-kota itu hingga setengahnya.

Kereta Maglev menggunakan tolakan magnet untuk melayang di atas tanah, yang mengurangi gesekan, dan untuk mendorongnya ke depan.

Baca: Perdana Beroperasi, 3 Fakta Kereta Cepat Hong Kong - Cina Daratan

Sistem maglev komersial pertama Cina, dengan jarak 30 kilometer antara Bandara Putong Shanghai dan pusat kota, dibuka pada tahun 2002. Sistem ini mampu melaju hingga sekitar 400 kilometer per jam dan merupakan sistem maglev komersial tercepat di dunia hingga saat ini.

Proyek kereta peluru maglev Cina dibuat bersama oleh Shanghai Maglev Transportation Development, sebuah Konsorsium Jerman yang terdiri dari Siemens AG, Thyssen Transrapid GMBH dan Transrapid International GMBH.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

20 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

22 jam lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

1 hari lalu

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

PT KAI Daop 2 Bandung mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung-Solo Balapan dengan Kereta Eksekutif dan Kereta Ekonomi Stainless Steel New Generation.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya