Senator Bernie Sanders Kampanye Pilpres, Sebut Trump Berbahaya

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 4 Maret 2019 10:45 WIB

Presiden AS, Donald Trump (kanan) dan Senator Bernie Sanders dari Partai Demokrat. Collective-evolution

TEMPO.CO, New York – Senator dari Partai Demokrat, Bernie Sanders, memulai debut kampanye untuk pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2020 dengan menyerang Presiden Donald Trump.

Baca:

Politikus beraliran sosialis berusia 77 tahun ini berpidato di hadapan para pendukungnya di tengah hembusan angin kencang bersalju. Dia mengatakan niatnya untuk mengalahkan Trump, yang telah mengindikasikan untuk maju kembali.

“Saya akan mengalahkan Donald Trump, yang merupakan Presiden paling berbahaya dalam sejarah moderen Amerika. Saya juga akan menciptakan ekonomi dan pemerintahan yang bekerja untuk seluruh rakyat Amerika dan bukan hanya untuk 1 persen rakyat,” kata Sanders di hadapan ribuan pendukungnya di Brooklyn, New York, pada Sabtu, 2 Maret 2019 seperti dilansir Reuters.

Advertising
Advertising

Sanders, yang pernah maju pada pilpres AS 2016 dan dikalahkan Hillary Clinton dalam konvensi Partai Demokrat, mengatakan pemerintahan yang akan dibentuknya bakal berdasarkan keadilan. “Keadilan sosial, keadilan rasial, dan keadilan lingkungan,” kata senator asal Vermon ini kepada massa yang datang ke Brooklyn College, yang pernah menjadi tempatnya berkuliah selama setahun.

Baca:

Sanders mengatakan dia mengajak warga untuk bergabung dalam tim kampanye. “Kita akan memberitahu kepentingan tertentu yang kuat, yang mengontrol begitu banyak ekonomi dan kehidupan politik kita bahwa kita tidak lagi menoleransi kerakusan perusahaan Amerika dan kelas sosial miliarder – kerakusan yang telah membuat negara ini memiliki ketimpangan pendapatan dan kekayaan terbesar dibandingkan negara besar lain di Bumi,” kata Sanders.

Dia juga berbicara mengenai kisah imigrasi keluarganya dari Eropa timur. “Ayah saya tiba di negara ini dari Polandia pada usia 17 tahun tanpa sepeser uangpun di sakunya. Tidak mengerti satu kata bahasa Inggris pun. Dia datang untuk menghindari kemiskinan dan menyebarnya anti-Semitisme,” kata Sanders yang berdarah Yahudi ini. “Seluruh anggota keluarganya terbunuh oleh barbarisme Nazi,” kata dia.

Baca:

Sanders juga membedakan dirinya dengan Trump, yang juga berasal dari New York. “Saya tidak datang dari keluarga berkecukupan yang menyiapkan saya untuk menghibur orang-orang di televisi dengan mengatakan kepada para pekerja:’Anda dipecat’. Saya datang dari keluarga yang tahu banyak mengenai kekuasaan mengerikan majikan terhadap para pekerjanya setiap hari,” kata Sanders.

Sanders menyebutkan sejumlah poin kampanye yang akan digaungkannya yaitu menyediakan layanan kesehatan Medicare untuk semua, menciptakan lapangan kerja lewat proyek infrastruktur, dan memerangi perubahan iklim. Dia juga ingin menurunkan pinjaman macet pendidikan, dan membangun sistem imigrasi di perbatasan dengan lebih manusiawi. “Tidak ada lagi praktek mencomot bayi dari para ibu,” kata Sanders.

Baca:

Sanders juga menyebut dirinya sebagai calon kandidat dari Partai Demokrat yang paling siap untuk mengalahkan inkumben Donald Trump pada pilpres 2020. “Saya tidak akan melupakan amsa kecil hidup dalam keluarga yang kesulitan ekonomi. Ini mempengaruhi nilai dan kehidupan saya,” kata dia.

Salah satu pendukungnya, Alan Akrivos, mengatakan kepada ABC News bahwa Sanders mencoba memperbaiki keadaan masyarakat. “Dia berjuang melawan kelas miliarder. Saya pikir kita butuh revolusi warga pekerja untuk mengambil kembali kekuasaan dari oligarki keuangan yang menguasai negara saat ini,” kata Akrivos.

Seperti saat berkampanye pada 2016, Sanders mengatakan akan berkampanye ala akar rumput. Dia meraup dana sumbangan sebesar sekitar US$6 juta atau sekitar Rp85 miliar dalam 24 jam saat mengumumkan akan maju pada kampanye 2020.

Baca:

Sanders dikritik oleh sebagian pendukung liberal terlalu menyuarakan platform bernuansa kiri, yang membuat sebagian suara calon pemilih hilang dari Clinton pada 2016

Juga ada kritik soal perlakuan buruk dan pelecehan seksual yang dialami sejumlah perempuan yang menjadi anggota tim kampanye pada 2016. Bernie Sanders meminta maaf soal ini dan mengatakan upaya perlindungan minim saat itu dan seharusnya ini tidak terjadi.

Berita terkait

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

2 hari lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

4 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

6 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

6 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

6 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

7 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

9 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

12 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya