24 Kapal Perang Asing Karam di Perairan Indonesia

Sabtu, 2 Maret 2019 12:08 WIB

Kapal HMS Exeter tenggelam dalam pertempuran Laut Jawa pada 1 Maret 1942. U.S. Navy Naval History and Heritage Command

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ada 24 kapal perang asing saat Perang Dunia II atau PD II ditemukan karam di perairan laut Indonesia.

Dari jumlah itu, baru 10 kapal perang yang diidentifikasi, termasuk kapal perang AS, USS Houston dan kapal perang Australia, HMAS Perth I.

Dan, baru kapal Houston dan HMAS Perth I yang resmi dijadikan kawasan konservasi maritim oleh pemerintah Indonesia.

Baca: Kisah Pertempuran Laut Terburuk PD II di Selat Sunda

Advertising
Advertising

Kapal Perang AS, Houston [Naval History and Heritage Command]

Sementara hingga saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan baru mendata 41 lokasi kapal karam, baik kapal perang maupun nonperang.

"Secara keseluruhan banyak sekali, tapi masih berkembang, ada kapal perang, ada kapal dagang," kata Suseno Sukoyono, Staf ahli Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Tempo saat menghadiri upacara mengenang Kapal Houston dan Kapal HMAS Perth I tenggelam akibat bertempur melawan kapal perang Jepang di Selat Sunda, 1 Maret 2019.

Menurut Suseno, dengan penetapan konservasi maritim di selat Sunda ternyata mendapat respons positif dari pemerintah Amerika Serikat dan Australia.

Baca: AS - Australia Peringati Pertempuran Sengit PD II di Selat Sunda

Kapal perang AS, USS Houston Bertempur saat Perang Dunia II {The Sextan]

Dengan menjadi konservasi maritim, situs Houston dan Perth I terlindungi dari upaya penjarahan atau pengrusakan untuk mempreteli kapal tersebut untuk dijual secara ilegal.

Suseno menjelaskan, sebenarnya ada beberapa negara lain yang meminta kapal-kapal karam miliknya dijadikan konservasi iklim, namun pemerintah Indonesia masih mempelajarinya.

Pemerintah AS dan Australia menggelar upacara mengenang dan menghormati kapal perang USS Houston dan HMAS Perth I bersama 1.163 marinir tewas dan hilang di perairan selat Sunda dalam pertempuran sengit melawan pasukan Jepang saat Perang Dunia II atau PD II, 28 Februari dan 1 Maret tahun 1942.

Baca: The Guardian: Inggris Mau Usut Kapal Perangnya Raib di Laut Jawa

Upacara diadakan di atas kapal KRI Usman Harun denggan dihadiri Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr dan Charge d'Affaires Kedubes Australia di Indonesia, Allaster Cox dan awak kru kapal USS Chief dan komandan, sejumlah marinir Australia dan Indonesia, pejabat KKP dan Pemerintah provinsi Banten.

Pemerintah AS dan Australia mengucapkan terima kasih dan dukungan kepada pemerintah Indonesia karena menjadikan situs kapal perang USS Houston dan HMAS Perth I yang tenggelam dalam PD II di Selat Sunda sebagai kawasan konservasi maritim.

Berita terkait

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

4 jam lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

15 jam lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

1 hari lalu

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

7 hari lalu

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovasi pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak signifikan untuk kemakmuran/kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

7 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

8 hari lalu

Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

Basarnas Palembang menurunkan satu tim rescue di Pos SAR Pagaralam lengkap dengan peralatan SAR Air ke lokasi pencarian orang hilang tenggelam itu.

Baca Selengkapnya