Rumitnya Denuklirisasi, Bagaimana Melucuti Senjata Nuklir?

Senin, 25 Februari 2019 16:00 WIB

Bom hidrogen Uni Soviet, RDS-220 atau "Tsar Bomba", adalah bom termonuklir terkuat yang pernah dibuat.[Scott Martin/Army Technology]

Pada 2014, AS telah membongkar 85 persen dari cadangan senjata nuklirnya yang dipublikasi sejak 1967 ketika AS memiliki lebih dari 31.000 hulu ledak nuklir siap-perang, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Bahkan sebelum pembongkaran nuklir dilakukan, suasana politik yang benar perlu diwujudkan, kata Plant. Dia masih tidak optimis bahwa dialog saat ini antara Korea Utara dan Amerika Serikat memiliki cukup kemauan politik untuk melihat semenanjung Korea yang bebas nuklir.

Setelah komponen senjata dibongkar, proses selanjutnya berurusan dengan sisa plutonium atau uranioan entah itu menggunakan teknologi bom yang lebih tua dan lebih canggih.

Satu solusi yang mungkin adalah menggunakan kembali bahan radioaktif, baik plutonium atau uranium, untuk menghasilkan listrik. Untuk membuat unsur ini cocok untuk pembangkit listrik, bahan perlu diencerkan dengan versi yang kurang diperkaya.

Baca: Amerika Serikat Dinilai Bahaya Keluar dari Pakta Senjata Nuklir

Mematikan limbah radioaktif dan menjaganya tetap aman adalah ilmu tersendiri. Uranium atau plutonium yang diekstraksi akan mengandung isotop yang berbeda, varian dari keduanya memiliki massa atom yang berbeda, yang berarti radioaktivitas-nya meluruh pada tingkat yang berbeda.

Isotop yang sangat radioaktif memiliki waktu paruh pendek, yang berarti mereka meluruh lebih cepat daripada yang kurang radioaktif, dan itu menghasilkan banyak panas.

"Bahan itu harus diletakkan di kolam air selama sekitar setengah dekade untuk mendinginkan batang saat mereka meluruh," kata Rosner. "Kemudian baru bisa menggunakan limbah tingkat rendah yang relatif lebih sedikit radioaktif-nya."

Isotop yang kurang radioaktif lebih lambat meluruh, yang menimbulkan masalah tersendiri.

"Mereka memiliki nukleus yang lebih berat, sehingga mereka memiliki paruh yang sangat panjang bisa sampai jutaan tahun dan Anda masih harus melakukan tindakan tambahan. Anda tidak bisa membiarkan mereka disimpan begitu saja," kata Rosner.

Batang radioaktif ini harus disimpan dalam wadah yang dirancang khusus, yang disebut "tong kering". Tanki ini biasanya terbuat dari baja dan ditutup rapat untuk mencegah kebocoran. Masing-masing tong kemudian dibungkus dalam cangkang baja lain dan kemudian di lapisan beton tebal untuk mencegah radiasi.

"Jika Anda berdiri di luar wadah maka Anda tidak akan dapat mendeteksi radiasi," jelas Rosner.

Tetapi bahkan opsi penyimpanan ini memiliki kekurangan seperti biaya pembangunan, pemeliharaan dan pemantauan fasilitas-fasilitas ini tidak akan pernah hilang selama batang di dalam menghasilkan radiasi.

Baca: 9 Negara Pemilik Senjata Nuklir, Siapa Terbanyak?

Selain itu, ada keamanan nasional untuk dipertimbangkan, kata Plant. "Pemerintah akan menyimpannya di tempat yang aman jika mereka ingin menggunakannya kembali atau seandainya ada teroris yang berusaha mendapatkannya."

Itulah mengapa opsi ketiga yang disebut "pelucutan sebagian" menjadi lebih populer dalam beberapa tahun terakhir.

Pelucutan sebagian akan menyimpan zat radioaktif sambil menghilangkan peluang untuk bom yang akan digunakan.

"Jika Anda menghilangkan pelatuknya, maka apa yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai bom," kata Rosner.

Baca: Panel PBB Sebut Korea Utara Sembunyikan Senjata Nuklir di Bandara

Tetapi pelucutan sebagian bersifat reversibel, artinya pemicu dapat dipasang kembali dan karena itu hulu ledak dapat diaktifkan kembali.

"Anda tidak bisa mengembalikannya dalam hitungan jam sehingga mereka tidak bisa siaga. Anda berbicara tentang minggu untuk melakukannya," kata Rosner.

Jika Korea Utara setuju untuk melakukan denuklirisasi, Korut memiliki beberapa pilihan untuk dipertimbangkan dan jangka panjang, tetapi ketika negara-negara pemilik senjata nuklir bekerja sama untuk mengendalikan persenjataan mereka, maka dunia akan menjadi tempat yang lebih aman, kata Plant.

Berita terkait

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

21 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

23 hari lalu

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.

Baca Selengkapnya

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

24 hari lalu

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.

Baca Selengkapnya

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

27 hari lalu

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

34 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

45 hari lalu

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

59 hari lalu

Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

Putin mengancam akan mengerahkan senjata nuklir Rusia bila Barat kirim pasukan ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

13 Maret 2024

Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

Rusia siap perang nuklir dengan Barat jika Amerika Serikat nekat mengirim pasukan ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

9 Maret 2024

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

Inovasi ini dilatarbelakangi adanya ancaman berintensitas tinggi radioaktif nuklir berbahaya di wilayah Tangerang, Banten, tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Militer Bersama, Jumlah Pasukan Ditambah Dua Kali Lipat

4 Maret 2024

Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Militer Bersama, Jumlah Pasukan Ditambah Dua Kali Lipat

Jumlah pasukan yang terlibat dalam latihan militer bersama ini, naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya

Baca Selengkapnya