Rusia: AS Berencana Kirim Senjata dan Pasukan Khusus ke Venezuela

Jumat, 22 Februari 2019 09:15 WIB

Pesawat Angkatan Udara AS kedua yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Venezuela setelah mendarat di Bandara Camilo Daza di Cucuta, Kolombia 16 Februari 2019.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengklaim AS berencana mengirim pasukan khusus dan senjata dengan dalih bantuan kemanusiaan ke Venezuela untuk menggulingkan Nicolas Maduro.

"Perkembangan peristiwa di Venezuela telah mencapai titik kritis, semua orang memahami hal ini. Pada 23 Februari, provokasi skala besar yang berbahaya akan terjadi, dihasut oleh penyeberangan yang dipimpin oleh Washington di perbatasan Venezuela dengan apa yang disebut konvoi kemanusiaan, yang dapat mengarah pada bentrokan antara pendukung dan lawan, membentuk dalih yang nyaman untuk tindakan militer untuk mengeluarkan presiden yang sah saat ini dari pemerintah," kata Zakharova, dikutip dari Sputnik, 22 Februari 2019.

Baca: Pro Maduro, Bantuan Kemanusiaan dari Rusia Tiba di Venezuela

Zakharova menambahkan AS berencana untuk mentransfer senjata dan pasukan khusus yang dekat ke Venezuela.

"Kami memiliki bukti bahwa perusahaan-perusahaan AS dan sekutu-sekutu NATO mereka sedang mengerjakan masalah memperoleh sejumlah besar senjata dan amunisi di sebuah negara Eropa Timur untuk transfer mereka selanjutnya ke pasukan oposisi Venezuela," katanya.

Advertising
Advertising

Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan di negara Amerika Latin itu sehubungan dengan situasi dengan bantuan kemanusiaan AS.

Sebelumnya oposisi Venezuela menyatakan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan AS ke Venezuela akan dimulai pada 23 Februari.

Baca: Guaido Jemput Bantuan, Maduro Ancam Tutup Perbatasan

Pemerintah Nicolas Maduro bermaksud untuk mencegah agar bantuan tidak dipasok ke Venezuela. Presiden mengecam langkah AS itu sebagai upaya untuk menggulingkannya.

Pada 21 Februari, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, bersama dengan anggota parlemen yang dipimpin oposisi, berangkat ke perbatasan Venezuela dengan Kolombia untuk menyambut pengiriman bantuan AS meskipun Maduro berjanji untuk mengembalikannya.

Baca: 4 Fakta Konflik Bantuan Kemanusiaan Maduro Versus Guaido

Guaido, ketua parlemen Venezuela, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada 23 Januari. Maduro menyebut Guaido boneka AS dan menuduh Washington mengorganisir kudeta terhadapnya.

Amerika Serikat, Kanada, dan sejumlah negara lain telah mengakui pemerintahan Guaido, sementara Rusia, Cina, Meksiko dan Turki, bersama dengan yang lain, telah menekankan bahwa Maduro adalah presiden Venezuela yang sah dan menyerukan dialog.

Berita terkait

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

1 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

6 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

10 hari lalu

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

Dua pelaku penembakan di Memphis Amerika Serikat masih dalam pengejaran polisi. Belum diketahui motif penembakan.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

10 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

11 hari lalu

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

Israel meminta kiriman senjata lebih banyak dari Amerika Serikat untuk menghadapi Iran.

Baca Selengkapnya

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

15 hari lalu

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

Kopassus merayakan hari jadi ke-72 sejak berdiri pada 16 April 1952. Berikut daftar Danjen Kopassus dari 1952 hingga 2024, ada bapak dan anak.

Baca Selengkapnya

72 Tahun Kopassus, Begini Awal terbentuknya Pasukan Elit Korps Baret Merah

15 hari lalu

72 Tahun Kopassus, Begini Awal terbentuknya Pasukan Elit Korps Baret Merah

Komando Pasukan Khusus atau Kopassus merayakan hari jadi yang ke-72 pada 16 April 2024. Begini sejarah terbentuknya yang digagas Kolonel Slamet Riyad.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

19 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

21 hari lalu

Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 10 April 2024 diawali oleh penolakan Inggris untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya