PM Pakistan Tawarkan Investigasi Bom Kashmir, India Menampik
Rabu, 20 Februari 2019 13:15 WIB
TEMPO.CO, New Delhi – Pemerintah India mendesak pemerintah Pakistan untuk mengambil tindakan nyata pasca serangan pengebom bunuh diri di Kashmir, yang terjadi pada pekan lalu.
Baca:
India juga menampik tawaran Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, untuk menginvestigasi kasus penyerangan yang menewaskan sekitar 40 anggota paramiliter bentukan militer India.
“Kami meminta Pakistan berhenti menyesatkan komunitas internasional dan mengambil langkah nyata terhadap pelaku serangan teroris Pulwama dan teroris lainnya dan kelompok teroris yang beroperasi dari wilayah yang dikontrolnya,” begitu pernyataan dari kementerian Luar Negeri India seperti dilansir Aljazeera, Selasa, 19 Februari 2019.
India menuding serangan itu dilakukan oleh kelompok Jaish-e-Mohammed, yang dipimpin oleh Masood Azhar dan berbasis di Pakistan. “Ada cukup banyak bukti bagi Pakistan untuk mengambil tindakan,” begitu pernyataan dari kemenlu India. “PM Pakistan menawarkan investigasi soal ini jika India menyediakan bukti. Ini alasan yang payah.”
Baca:
JeM merupakan salah satu kelompok perlawanan yang menolak kehadiran India di Kashmir. Islamabad, yang melarang JeM beraktivitas sejak 2002, menolak pernyataan India.
Pernyataan India ini menanggapi pernyataan dari PM Khan, yang menyatakan New Delhi telah menuduh Pakistan tanpa memberikan bukti apapun. New Delhi juga menuding lembaga intelijen Pakistan terlibat membantu JeM melakukan serangan bom bunuh diri di Kashmir, yang dipersengketakan kedua negara.
“Anda menuduh pemerintah Pakistan tanpa menyediakan bukti apapun atau mengatakan bahwa Pakistan mendapat keuntungan dari peristiwa ini,” kata dia dalam rekaman pernyataan. Khan menambahkan Pakistan siap melakukan investigasi bersama India untuk mengungkap dalang serangan bom itu.
Baca:
“Saya menawarkan jika Anda ingin investigasi kami siap,” kata Khan. “Jika Anda punya informasi intelijen yang nyata berikan kepada kami. Saya jamin akan ada tindakan. Kami akan menindak bukan karena tekanan tapi karena orang-orang ini adalah musuh Pakistan. Jika ada yang bertindak dari wilayah Pakistan, mereka membahayakan kami.”
Menurut Zahid Hussain, yang merupakan analis keamanan berbasis di Islamabad, India menolak adanya gerakan separatis yang tumbuh di Kashmir dan semakin militan. Dia mengatakan ada kemungkinan gerakan itu bekerja sama dengan aktor non-negara di Pakistan.
Hussain memuji pernyataan Imran Khan yang terukur termasuk ajakan berdialog. “Dia menawarkan kerja sama dan dialog,” kata Hussain.
Baca:
Komandan India di Kashmir menuding intelijen Pakistan yaitu Inter-Services Intelligence mengontrol pelaksanaan serangan bom itu, yang diklaim oleh JeM.
A grateful nation bows to the martyrs of Pulwama.
— Narendra Modi (@narendramodi) February 15, 2019
A befitting reply will be given to the perpetrators of the heinous attack and their patrons.
No force will succeed in disturbing peace, progress and stability of India. pic.twitter.com/hFq0pUByVJ
“Itu dikontrol oleh ISI, Pakistan dan komandan JeM,” kata Letnan Jenderal KJS Dhillon dari militer India dalam jumpa pers di Srinagar, yang merupakan ibu kota Kashmir.
Soal tuduhan militer India ini, profesor Happymon Jacob dari Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi mengatakan,”Apakah lembaga intelijen Pakistan mengendalikan JeM secara langsung itu tentunya membutuhkan investigasi lebih lanjut. Pemimpin teror itu berlokasi di Pakistan dan mereka telah menyatakan bertanggung jawab.”
Menurut Happymon, tudingan langsung India terhadap Pakistan membuat terjadinya eskalasi ketegangan. PM India, Narendra Modi, yang sedang menghadapi pemilu, memperingatkan Pakistan bakal ada respon kuat atas serangan bom itu.
Secara terpisah, seperti dilansir Reuters, militer India mengatakan telah menewaskan tiga militan termasuk pengatur serangan bom bunuh diri di Kashmir. Lima tentara India tewas dalam adu tembak dengan para pelaku.