TEMPO.CO, Jakarta - India akan menunda semua operasi militer melawan pemberontak di Kashmir selama bulan suci Ramadan. "Kebijakan pertama Ramadan selama dua dekade ini," demikian ditulis Al Jazeera, Kamis, 17 Mei 2018.
Menurut cuitan Twitter Kementerian Dalam Negeri, penundaan operasi militer itu untuk mendukung suasana damai saat umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadan. "Meskipun demikian, pasukan keamanan India, yang diperkirakan sekitar 500 ribu di Kashmir, memiliki hak membela diri jika diserang," kata menteri.
Baca: Buntut Demo Mematikan, Mahasiswa Kashmir dan Polisi India Bentrok
Warga Kashmir berdiri di pintu masuk Masjid Sayyid Ali Hamadani menyusul sebuah kebakaran di Srinagar, 16 November 2017. Masjid ini dibangun pada tahun 1395 oleh Shah Sikandar untuk memberikan penghormatan kepada Mir Sayyid Ali Hamadani. AFP
Rabu, 16 Mei 2018, Mehbooba Mufti, Kepala Menteri Pemerintahan Kashmir, berharap keputusan India akan menciptakan suasana damai dan bersahabat demi mewujudkan dialog berkelanjutan.
Hingga saat ini belum ada tanggapan dari kelompok pemberontak yang menuntut otonomi lebih luas di Kashmir. Gencatan senjata ini pertama kali dilakukan selama Ramadan sejak otoritas India dan Hizbul Mujahidieen, kelompok pemberontak terbesar, menghentikan pertempuran adu senjata pada 2000.
Baca: Tentara Pakistan - India Bentrok Senjata, 5 Warga Sipil Tewas
Seorang pedagang menjaga domba kurban miliknya yang diwarnai saat menunggu pembeli menjelang Idul Adha di Srinagar, Kashmir, 30 Agustus 2017. AP Photo/Dar Yasin
India dan Pakistan mengklaim wilayah Himalaya di Kashmir, kawasan yang telah dipisahkan dua negara pemilik nuklir sejak 1947 sesuai dengan Line of Control. Sentimen anti-India terus membara di Kashmir yang dihuni mayoritas muslim. Sebagian besar warga Kashmir ingin merdeka atau bergabung bersama Pakistan.