Mahasiswa AS Minta Polisi yang Menyamar Bunuh Profesornya

Rabu, 20 Februari 2019 05:00 WIB

Steven Anthony Arce.[Lyne Lucien/The Daily Beast]

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa AS bernama Steven Anthony Arce ditangkap karena dituduh mencoba menjual senjata ilegal, dan meminta polisi yang menyamar untuk membunuh profesor sekaligus dekan sekolah kedokteran.

Sebelum seorang mahasiswa kedokteran Iowa ini ditangkap karena tuduhan kepemilikan senjata federal, ia diduga menyelipkan catatan kepada polisi yang menyamar sebagai pembunuh bayaran, dengan nama profesornya.

Dikutip dari The Daily Beast, 19 Februari 2019, Steven Anthony Arce, 35 tahun, ditangkap pada Januari dengan dua tuduhan menjual senjata api kepada penjahat. Tetapi jaksa penuntut mengatakan Arce juga menginginkan pembeli, seorang informan rahasia, untuk membunuh dekan Fakultas Kedokteran Universitas Carver, Iowa.

Baca: Mahasiswa Politeknik di Singapura Pura-pura Jadi Pekerja Seks

Pengadilan Arce untuk dugaan penjualan senjata dijadwalkan untuk bulan April. Dia meninggalkan perguruan tinggi Iowa City pada Desember 2018 dalam status yang masih belum jelas.

Advertising
Advertising

Dalam salah satu pertemuan pada Januari, Arce mengatakan kepada informan bahwa ia ingin menunda pembunuhan karena "sidang banding" yang ia ajukan ke kampus, menurut laporan pengadilan.

Arce diduga meminta mereka memberi profesor "pelajaran", dan untuk memaksanya agar mengizinkan Arce kembali ke sekolah kedokteran.

Profesor yang ingin dibunuh Arce diduga bernama Christopher S. Cooper, seorang ahli urologi pediatrik dan dekan, yang mengatakan kepada Gazette di Cedar Rapids bahwa ia sangat berterima kasih kepada polisi kampus dan penegak hukum lokal dan federal.

Baca: Cuaca Ekstrem AS, Mahasiswa Tewas Kedinginan Saat Jalan ke Asrama

Ketika dihubungi oleh The Daily Beast, Cooper berbagi pernyataan yang sama yang dia berikan kepada the Gazette.

"Saya tidak percaya diperbolehkan bagi saya untuk memberikan Anda informasi apa pun mengenai Steven Arce," tulis Cooper."Tentang semua yang saya pikir bisa saya katakan adalah bahwa saya sangat berterima kasih kepada pejabat penegak hukum yang bekerja di FBI, ATF, Polisi Universitas, Tim Penilaian Ancaman Universitas, dan Kepolisian Kota Iowa."

"Tidak peduli seberapa berpendidikan, berbakat, kaya atau keren sebagaimana Anda percayai, tapi cara Anda memperlakukan orang akhirnya memberi tahu Anda semua. Integritas adalah segalanya," tulis Arce di Facebook.

Bertemu Polisi yang Menyamar

<!--more-->

Pada sore hari tanggal 21 Desember, informan mengunjungi kediaman Waterloo di mana "Kuba" yang kemudian diidentifikasi sebagai Arce, diduga menawarkan untuk menjual dua senapan, yakni AR-15 dan 30-06.

Dalam pertemuan itu, Arce membawa pistol kaliber 45 kali lipat dalam sarung bahu dan mengendarai Camaro merah, kata jaksa penuntut. "Kuba" diduga ingin meminta informan untuk membunuh seseorang, tetapi tidak memiliki semua detail. Informan mengatakan kepada Arce bahwa dia akan membutuhkan pembunuh bayaran yang lebih berkualitas, dan Arce diduga setuju.

Ketika informan bertanya siapa yang ingin dibunuh Arce, kata jaksa penuntut, Arce menulis nama Cooper di kertas kuning bersama dengan kata-kata "C.C. Carver College of Medicine MD Urology".

Informan bertanya kepada Arce apakah dia ingin bertemu dengan pembunuh bayaran itu sendiri, dan Arce menjawab bahwa dia ingin informan itu hadir selama pertemuan. Sumber itu kemudian memberi tahu Arce bahwa dia perlu "100% yakin" bahwa dia ingin Cooper mati, menurut laporan pengadilan. Arce kemudian diduga menyarankan agar mereka menunda pembunuhan setelah sidang universitas.

Pada 3 Januari, informan dan "pembunuh bayaran", seorang agen yang menyamar dengan Divisi Iowa dari Penegakan Narkotika, bertemu Arce di kediaman Waterloo.

Arce sedang menunggu mereka di luar, dan selama percakapan yang direkam, ia mengatakan kepada mereka bahwa ia ingin S.C. dibunuh bukan Cooper. Arce mengatakan kepada mereka bahwa "pada akhirnya mungkin menginginkan C.C. dibunuh tetapi lain waktu," kata pernyataan tertulis.

Baca: Twit Transphobia, Mahasiswa Inggris Dipecat dari Jurnal Kampus

Arce dan pembunuh bayaran menyetujui senjata sebagai bayaran untuk membunuh S.C. Satu senapan otomatis akan diserahkan di depan, dan senapan lainnya akan datang.

"Arce mengatakan dia tidak peduli bagaimana dia (informan) membunuh S.C., tetapi menyatakan bahwa (informan) bisa menyiksa S.C. jika dia mau," tegas affidavit.

Menurut laporan Gazette, polisi universitas menerima telepon pada 14 Desember tentang seorang pria yang memiliki senjata di kampus dan mengancam akan bunuh diri.

Arce berada di Medical Research Research Facility selama kejadian dan diduga mengatakan kepada saksi bahwa mahasiswa itu akan bunuh diri jika gagal dalam tes.

Berita terkait

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

12 jam lalu

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

Ernest Regia meraih juara 1 Olimpiade Sains Mahasiswa Republik ke-16 di Universitas Buketov, Karaganda, Kazakhstan pada 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

2 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

3 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

4 hari lalu

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

4 hari lalu

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

Polda Metro Jaya mengungkap identitas mayat dalam koper yang ditemukan di semak belukar di Jalan Kalimalang, Desa Sukadanu, Cikarang Barat, Bekasi

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat Wanita di Pulau Pari, Karin Dibunuh karena Minta Tambahan Biaya Kencan

4 hari lalu

Penemuan Mayat Wanita di Pulau Pari, Karin Dibunuh karena Minta Tambahan Biaya Kencan

Polisi mengungkap kasus penemuan mayat wanita di dermaga Pulau Pari, Kepualuan Seribu, Jakarta

Baca Selengkapnya

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

4 hari lalu

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

4 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

4 hari lalu

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

Para tersangka sepakat akan menjalankan rencana pembunuhan terhadap wanita itu saat malam takbiran.

Baca Selengkapnya