TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswa dipecat dari pekerjaan editornya di sebuah universitas papan atas Inggris setelah berkicau "perempuan tidak memiliki penis".
Angelos Sofocleous dipecat dari jabatannya di jurnal filsafat Universitas Durham, "Critique", tiga hari setelah berkicau di Twitter yang dianggap transphobia oleh sesama mahasiswa.
Baca: Tak Terima Mahasiswa Miskin, Universitas Inggris Terancam Ditutup
Pria berusia 24 tahun itu dikenai hukuman disipliner bulan lalu setelah dia men-twit artikel dari The Spectator di akun Twitternya, menambahkan komentar pada re-tweet "jika perempuan tidak memiliki penis".
Twit itu memicu kemarahan di media sosial, dan Sofocleous diberhentikan dari jabatannya di bidang publikasi, serta dipaksa untuk mengundurkan diri sebagai presiden terpilih Mahasiswa Humanis.
Angelos Sofocleous (Gambar: Solent News & Photo Agency via Mirror.co.uk)
Mahasiswa Filsafat dan Psikologi pascasarjana ini juga dipecat dari posisinya sebagai editor umum majalah online Durham University, "The Bubble".
Twit Sofocleus telah memicu perselisihan seputar Humanisme, hak transgender dan kebebasan berbicara.
Dalam re-tweet yang sekarang dihapus, Sofocleous berbagi artikel oleh penulis Spectator James Kirkup berjudul "Apakah sebuah kejahatan jika mengatakan perempuan tidak memiliki penis?", Dengan komentar: "RT jika perempuan tidak memiliki penis".
Unggahan tersebut menerima reaksi dari mantan ketua Humanis LGBT Christopher Ward, yang mengklaim bahwa unggahan itu "tidak benar" dan tidak "layak untuk diperdebatkan".
Kicauan Angelos Sofocleous yang dianggap transfobia (Image: Solent News & Photo Agency via Mirror.co.uk)
"Sebagai mantan ketua LGBT Humanis Inggris, oposisi yang saya alami dari sejumlah anggota Humanis yang lama terhadap transgender dan isu-isu transgender adalah noda pada organisasi besar yang lain," tulis Ward.
"Dan inilah Presiden Mahasiswa Humanis yang baru, yang berpandangan transphobia," tambah Ward.
Baca: Mahasiswa India Sewa Rumah Mewah, Asisten, Chef di Inggris
Menanggapi masalah ini, Sofocleous menulis, "Saya mungkin salah dan perempuan mungkin memang memiliki penis, meskipun saya tidak percaya itu menjadi kasus."
"Tapi reaksi yang terjadi setelah komentar saya, terutama di dalam organisasi, meyakinkan saya bahwa, sayangnya dan yang mengejutkan, ada isu-isu tertentu dalam gerakan humanis yang tidak dapat diperdebatkan."
"Sayangnya, pandangan-pandangan ini dianggap 'transphobia' oleh individu-individu yang tidak dapat menoleransi kritik, baik dari gerakan mereka atau ide-ide mereka, dan tidak dapat terlibat dalam pembicaraan yang beradab tentang isu-isu yang tidak mereka setujui."
Durham University [Study.EU]
"Mereka adalah orang-orang yang berpikir bahwa mereka memiliki hak mutlak untuk menentukan ide-ide yang dapat didiskusikan dan bahasa apa yang dapat digunakan dalam forum publik."
Pada Agustus, Sofocleous mendapat email dari Ryan Lo, presiden Masyarakat Filsafat universitas, mengatakan kelompok itu telah mengambil suara untuk memecatnya dari posisinya, karena twit-nya merendahkan kaum transgender.
Baca: Cina Batalkan Visa Studi Mahasiswa Jerman dan Mengusirnya
"Durham University Philosophy Society memiliki kewajiban untuk bertindak dalam kepentingan terbaik dari semua anggotanya, oleh karena itu berkomitmen untuk kesetaraan dan keragaman dan prinsip-prinsip demokrasi kami sebagai organisasi Persatuan Mahasiswa Durham," tulis jurnal Durham University, Crtitique' di Facebook.