Myanmar Bakal Cabut Dakwaan Terhadap Pemrotes Etnis Minoritas

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 13 Februari 2019 16:43 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa dari etnis minoritas Karenni di Myanmar memprotes pendirian patung Jenderal Aung San di taman Loikaw. Reuters

TEMPO.CO, Yangon – Pemerintah Myanmar akan membatalkan tuduhan kepada belasan aktivis dari etnis minoritas, yang berunjuk rasa menolak pantung pahlawan kemerdekaan negara itu yaitu Jenderal Aung San.

Baca:

Media pemerintah Myanmar mengatakan pemerintah akan mengadakan dialog dengan para pemrotes dan menawarkan konsesi, yang jarang dilakukan.

Pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang menjadi pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi dan juga putri jenderal Aung San, menghadapi ketidakpuasan etnis minoritas menjelang pemilu, yang akan digelar 2020.

Advertising
Advertising

Unjuk rasa menolak patung Jenderal Aung San terus berlangsung pada Selasa, 12 Februari 2019. Polisi mencoba membubarkan unjuk rasa yang diikuti sekitar 3000 orang ini dengan menembakkan peluru karet, gas air mata, dan kanon air. Unjuk rasa berlangsung di Loikaw, ibu kota negara bagian Kayah, yang juga dikenal sebagai Karenni.

Baca:

Jenderal Aung San, yang berasal dari etnis mayoritas Burma, memperantarai kesepakatan antara etnis minoritas Myanmar pada 1947. Ini ditandai dengan peringatah 12 Februari sebagai hari libur. Namun, para pemrotes dari etnis Karenni mengatakan janji-janji Jenderal Aung tidak diimplementasikan setelah ayah Aung itu tewas dibunuh pada tahun itu.

Media Global New Light dari Myanmar melansir pejabat pemerintah telah bernegosiasi dengan para pemrotes sehari sebelumnya. Pemerintah berjanji akan mencabut tuduhan terhadap pemrotes.

Baca:

Sebaliknya, para aktivis bersepakat untuk menunda protes mereka dan melakukan negosiasi pada Februari 2019 ini. Isu yang akan dibahas adalah tulisan di salah satu bagian patung itu. Juga ada kemunginan patung jenderal itu akan dipindahkan dari taman Loikaw.

Patung Jenderal Aung San di taman Loikaw, Kayah, Myanmar. Reuters

“Para pengunjuk rasa membubarkan diri setelah kami menyepakati ini,” kata Khun Thomas, salah satu pemimpin pengunjuk rasa Loikaw.

Pengunjuk rasa juga mengatakan dakwaan melakukan pertemuan yang melanggar hukum, hasutan, dan pencemaran nama baik oleh jaksa terhadap 50 orang pemrotes yang ditahan akan dicabut saat sidang pada Rabu pekan ini.

Baca:

Pejabat Myanmar meresmikan patung di Loikaw pada Februari 2019 dan memicu protes. Rencana pembangunan monumen ini mendapat protes sejak pertengahan 2018.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

9 hari lalu

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

Pada kekaryaan pameran ini menurut Rifky, keduanya menemukan nilai artistik melalui kerja bersama di studio.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

13 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya