Kemenlu Prihatin Amerika Keluar dari Perjanjian Senjata Nuklir

Minggu, 3 Februari 2019 20:00 WIB

Ekspresi tatapan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menggelar pertemuan dalam KTT Amerika Serikat-Rusia di Helsinki, Finlandia, Senin, 16 Juli 2018. Mereka membahas 5 topik di antaranya, tuduhan campur tangan pemilu AS oleh Rusia, krisis Suriah, perjanjian kontrol senjata nuklir, aneksasi Crimea dari Ukraina oleh Rusia dan sanksi Washington terhadap Moskow. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI atau Kemenlu prihatin dengan keputusan Amerika Serikat menarik diri dari Pakta Pengendalian Senjata Nuklir atau INF. Keluarnya Amerika Serikat dikhawatirkan akan berpotensi memicu perlombaan pengembangan senjata di sektor teknologi rudal jarak menengah.

"Kami mendorong agar pihak-pihak dalam pakta untuk berusaha menyelesaikan perbedaan pendapat melalui langkah negosiasi dan kerjasama," kata Grata Endah Werdaningtyas, Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri, Minggu, 3 Februari 2019.

Baca: Balas AS, Putin: Rusia Keluar dari Perjanjian Rudal Nuklir INF

Menurut Grata, keluarnya Amerika Serikat dipastikan bakal mengganggu stabilitas, khususnya dalam upaya perlucutan senjata dan mendorong penghentian perlombaan pengembangan senjata baik dari segi jumlah maupun teknologi. Keputusan Amerika Serikat untuk angkat kaki dari pakta yang dibuat pada 1987, dipastikan pula akan memicu kembali perlombaan pengembangan senjata sektor teknologi rudal jarak 500 kilometer sampai 5500 kilometer.

Terkait tuduhan adanya pelanggaran yang dilakukan Rusia dalam Pakta Pengendalian Senjata Nuklir, dalam Artikel XIII INF terdapat mekanisme verifikasi oleh komisi khusus verifikasi atau SVC. Komisi ini dapat menyelesaikan masalah kepatuhan dan memastikan kelangsungan pakta tersebut. Dengan begitu, SVC sebenarnya bisa dimanfaatkan terlebih dahulu oleh para pihak, termasuk memverifikasi adanya tuduhan pelanggaran.

Advertising
Advertising

Komponen sistem rudal jelajah SSC-8 / 9M729 dipajang di Patriot Expocentre dekat Moskow, Rusia, 23 Januari 2019. REUTERS / Maxim Shemetov

Baca: Cina Menentang Amerika Serikat Keluar dari Pakta Senjata Nuklir

Pakta Pengendalian Senjata Nuklir adalah perjanjian yang dibuat antara Amerika Serikat dan Rusia. Pembuatan pakta ini diantaranya untuk menghambat pengembangan teknologi senjata oleh industri pertahanan di kedua negara. Amerika Serikat dan Rusia merupakan produser alutsista yang selalu berusaha mengembangkan teknologi senjata untuk tujuan komersial.

Sebelumnya pada Jumat, 2 Februari 2019, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan Washington akan menarik diri dari Pakta Pengendalian Senjata Nuklir yang dibuat dengan Rusia. Keputusan ini akan dibatalkan jika Rusia mau kembali patuh dengan sungguh-sungguh pada pakta tersebut.

Washington mengklaim rudal terbaru Rusia Novator 9M729 telah menciderai Pakta Pengendalian Senjata Nuklir. Sebab dalam pakta tersebut diantaranya tertulis larangan peluncuran rudal balistik dan rudal jelajah dalam jarak jangkauan 500 dan 5.500 kilometer. Namun sumber di pemerintah Rusia yang tak mau dipublikasi identitasnya mengatakan Amerika Serikat mencari-cari alasan untuk mengakhiri kesepakatan sehingga membuat mereka bisa mengembangkan senjata baru.

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

3 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

15 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

20 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

21 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

22 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

23 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya