Warga Palestina Menolak Tawaran Rp 1.4 Triliun untuk Jual Rumah

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 21 Januari 2019 10:31 WIB

Kota Hebron. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Palestina – Seorang warga Palestina yang tinggal di Hebron, Palestina, menolak tawaran senilai US$100 juta atau sekitar Rp1.4 triliun dari pemerintah Israel untuk membeli rumah dan tokonya.

Baca:

Warga bernama Abdul Raouf Al-Mohtaseb memiliki rumah dan toko yang terletak di pusat kawasan tua Al Sahla, Hebron, Tepi Barat.

Al-Mohtaseb sebelumnya telah menolak tawaran dari Israel agar mau menjual rumah dan toko, yang memiliki pemandangan Masjid Ibrahimi di kota tua.

Advertising
Advertising

“Saya menolak tawaran US$100 juta,” kata Al-Mohtaseb seperti dilansir Arabi 21 dan dilansir MEMO pada Sabtu, 19 Januari 2019.

Baca:

Mohtaseb mengatakan dia akan menolak semua tawaran uang untuk menjual rumahnya. “Saya akan menolak semua uang di Bumi. Saya tidak akan mengkhianati tanah air dan bangsa saya. Uang itu bagus hanya jika itu uang bersih,” kata dia.

Kepada stasiun televisi Al-Mayadeen TV, Al-Mohtaseb mengatakan awalnya tawaran dari Israel bernilai US$6 juta. Lalu tawaran ini naik menjadi sekitar US$40 juta dan sekarang mencapai US$100 juta. Dia mengatakan tidak akan mengubah posisinya. Namun, dia ingin tetap menjadi penjaga Masjid Ibrahimi.

Baca:

Para pemukim Israel di Kota Hebron, Al-Mohtaseb melanjutkan, telah menyarankan pemerintah setempat untuk memfasilitasi kepergiannya ke Australia atau Kanada untuk memulai hidup baru. Namun, dia mengatakan menolak ide ini.

Al-Mohtaseb mengatakan semakin tinggi nilai tawaran uang itu semakin besar rasa cintanya kepada tanah airnya. Dia mengatakan memiliki 20 cucu yang diharapkan bakal bisa tinggal di Hebron.

“Saya menghabiskan masa kecil di sini. Tapi cucu-cucu saya tidak mendapatkan kesempatam ini,” kata dia.

Baca:

Menurut Al-Mohtaseb, dia merasakan penderitaan warga Palestina di Hebron seperti tinggal di sebuah penjara besar. “Sekali, saya pernah pergi ke Yordania. Tapi saya merasa sangat tidak enak keesokan harinya sehingga saya mempercepat perjalanan itu dan langsung kembali ke Hebron,” kata dia. “Namun, saat ini kita tinggal di sebuah penjara sebenarnya.”

Suatu hari, seorang pemukin Yahudi bernama Boaz mendatanginya untuk membeli rumahnya. Boaz menawarkan uang senilai US%30 juta atau sekitar Rp430 miliar. Al-Mohtaseb mengajak Boaz datang ke rumahnya . “Batu bata mana yang ingin Anda beli dengan US$30 jutu?”

Boaz menjawab,”Saya ingin membeli seluruh rumah.” Al-Mohtaseb menjawab mengenai rumahnya di Hebron ini. ”Uang US$30 juta itu tidak cukup untuk membeli satu batu bata.”

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

4 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

5 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

7 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

8 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

10 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

11 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

13 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

21 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

23 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya