AL Cina Pasang Senjata Baru Electromagnetic Railgun

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 6 Januari 2019 12:12 WIB

Angakatan Laut Cina mulai memasang teknologi senjata baru yaitu alat penembak electromagnetic railgun, yang merupakan hasil inovasi tim ilmuwan dari Naval University of Engineering di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Global Times/CCTV

TEMPO.CO, Beijing – Militer Cina terus meningkatkan kemampuan teknologi persenjataan dimiliki termasuk dengan memasang senjata penembak electromagnetic railgun.

Baca:

Sebuah terobosan berhasil dibuat tim ilmuwan Angkatan Laut yang dipimpin peneliti Ma Weiming untuk menghasilkan senjata berbasis teknologi elektromagnetik ini.

“Tim berhasil membuat inovasi menggunakan teknologi elektromagnetik yang memiliki hak kekayaan intelektual independen,” begitu dilansir media Cina CCTV dan dikutip oleh Global Times pada Kamis, 3 Januari 2019.

Advertising
Advertising

Ilmuwan Ma Weiming merupakan seorang akademisi di Naval University of Engineering di Wuhan, Provinsi Hubei, di Cina tengah.

Baca:

Inovasi yang dihasilkannya ini terlihat dari sebuah foto yang menunjukkan sebuah kapal perang Cina memiliki electromagnetic railgun di salah satu sisinya. Kapal yang sama ini telah muncul sebelumnya di pemberitaan harian Science and Technology Daily pada Februari 2018.

Menurut ahli senjata Li Jie, yang berbasis di Beijing, inovasi electromagnetic railgun ini telah mencapai tahapan matang setelah melalui serangkaian uji coba.

BUMN senjata Cina, Norinco, mengunggah video singkat ledakan bom superbesar yang dijuluki "Ibu dari Semua Bom" di situs perusahaan pada Desember 2018. Global Times

Menurut dia, uji coba belakangan ini merupakan bagian dari pengetesan final sebelum senjata itu diserahkan secara resmi ke Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat.

Baca:

Secara umum, senjata penembak electromagnetic railgun itu bisa menembakkan peluru menggunakan kekuatan magnet yang dihasilkan energi listrik. Peluru yang ditembakkan memiliki kecepatan yang sangat tinggi sehingga daya rusaknya mumpuni. Peluru juga diklaim bisa mencapai jarak lebih jauh dibandingkan peluru artileri berbasis bubuk mesiu dengan akurasi tinggi.

Selama ini, militer AS juga melakukan serangkaian uji coba senjata dengan teknologi baru itu. Tapi, Cina bakal menjadi negara pertama yang memasang electromagnetic railgun di kapal perangnya.

Baca:

“Senjata elektromagnetik Angkatan Laut militer Cina telah melampaui negara-negara lain dan menjad pemimpin,” begitu dilansir Global Times.

Militer Cina bakal memasang senjata penembak electromagnetic railgun ini pada kapal perang penghancur buatan domestik Tipe 055, yang berbobot 10 ribu ton dan dilengkapi teknologi rudal presisi.

Baru-baru ini, perusahaan BUMN Norinco dari Cina juga melansir teknologi senjata baru yaitu bom superbesar non-nuklir yang dijuluki “Ibu dari Semua Bom”. Daya ledak bom dengan panjang 5 - 6 meter ini diklaim mampu meledakkan sebuah pangkalan militer secara total.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

11 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

18 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

1 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya