Trump Tarik Pasukan Amerika, Turki Siap Perangi ISIS di Suriah

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 25 Desember 2018 10:55 WIB

Pasukan AS dan Turki melakukan patroli gabungan pertama di luar Manbij, 1 November 2018. [Arnada Jones / US Army / REUTERS]

TEMPO.CO, Istanbul – Pemerintah Turki berjanji akan melanjutkan peperangan melawan kelompok teror ISIS pasca penarikan pasukan Amerika Serikat dari Suriah.

Baca:

Trump Minta Bantuan Erdogan Kalahkan ISIS di Suriah

Pasukan milisi dukungan Turki juga berancang-ancang mendekati posisi pasukan kelompok Kurdi yaitu YPG di Kota Manbij, yang menjadi markas pasukan AS.

Advertising
Advertising

Juru bicara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yaitu Ibrahim Kalin mengatakan penarikan pasukan AS dari Suriah tidak akan membuat pasukan ISIS bisa menguasai wilayah yang ditinggalkan.

“Sebagai bagian dari koalisi global melawan ISIS, kami ingin menyatakan kami tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi di tanah Suriah, Irak, atau Turki,” kata Kalin dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters pada Senin, 24 Desember 2018.

Baca:

Kalin mengatakan tidak bakal ada perlambatan dalam perang melawan pasukan ISIS. Pernyataan ini keluar menyusul kesepakatan Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Turki, Erdogan, untuk melakukan koordinasi diplomatik dan militer.

Kedua pemimpin sepakat ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kekosongan kekuasaan pasca penarikan pasukan AS.

Kalin mengatakan sejumlah pejabat militer AS bakal mengunjungi Turki pada pekan ini untuk mendiskusikan detil penarikan pasukan AS.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. REUTERS

Menurut dia, Turki juga bakal meningkatkan koordinasi dengan Rusia, yang mengirim pasukan ke Suriah untuk membantu rezim Presiden Bashar Al Assad.

Baca:

Dalam konflik di Suriah, Turki mendukung pasukan pemberontak Free Syrian Army, yang justru berupaya mendongkel Assad.

Rusia dan Turki bersepakat pada September 2018 untuk membentuk Zona Demiliterisasi di daerah Idlib, yang menjadi markas besar terakhir pasukan pemberontak.

CNBC melansir penarikan pasukan AS dari Suriah mengecewakan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

“Saya sangat menyesalkan keputusan yang dibuat terkait Suriah,” kata Macron dalam jumpa pers ketika kunjungan kenegaraan di Chad pada Ahad, 23 Desember 2018.

Baca:

Macron menjelaskan alasannya merasa kecewa dengan keputusan Trump, yang dinilai mengejutkan banyak pihak pada pekan lalu.

“Menjadi sekutu adalah bertempur bahu membahu. Itu merupakan hal paling penting bagi seorang kepala negara dan komandan militer. Sekutu seharusnya dapat diandalkan,” kata Macron, yang beberapa kali terlibat perbedaan pendapat dengan Trump mengenai isu perubahan iklim dan perjanjian nuklir Iran.

Baca:

Macron menekankan pentingnya pekerjaan yang dilakukan pasukan Kurdi yaitu Syrian Democratic Forces, yang telah menguasai banyak wilayah di sebelah utara dan timur Suriah dari kelompok teror ISIS. “Saya meminta semua orang untuk tidak melupakan utang kita kepada mereka,” kata Macron seakan menyampaikan pesan kepada Trump.

Berita terkait

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

2 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

8 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

11 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

12 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

14 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

15 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

16 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya