Amerika Minta Inspeksi Rudal Jelajah, Rusia Bilang Ini

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 20 Desember 2018 18:31 WIB

Rudal jelajah Rusia 9M728 (kiri), dan 9M723 rudal balistik jarak pendek, benar. AS mengatakan rudal 9M729 yang baru diluncurkan Rusia melanggar larangan INF.[Stripes.com]

TEMPO.CO, Moskow – Pemerintah Rusia mengatakan tidak akan mengizinkan tim inspeksi dari Amerika Serikat untuk mengecek senjata rudal jelajah nuklir baru, yang menjadi pusat sengketa antara kedua negara dan mengancam batalnya perjanjian nuklir yang telah dibuat.

Baca:

Rusia mengatakan jangkauan rudal itu berada di luar ketentuan yang diatur dalam perjanjian nuklir yang disepakati dengan AS. Jangkauan rudal itu disebut tidak sejauh klaim dari AS sehingga masih sesuai dengan kesepakatan senjata nuklir. Rusia menuding AS membuat tuduhan palsu agar bisa keluar dari perjanjian nuklir ini dan bisa mengembangkan nuklir baru.

“Kami tidak merasa bahwa langkah itu akan bisa dibenarkan dari sisi politik atau teknis,” kata Sergei Ryabkov, deputi menteri Luar Negeri Rusia, dalam wawancara dengan media Kommersant dan dikutip Reuters pada Rabu, 19 Desember 2018 waktu setempat.

Advertising
Advertising

Baca:

Ryabkov menuding balik sikap AS itu sebagai sangat mengganggu dengan mencoba menyoroti kemampuan manufaktur roket Rusia. Sebaliknya, AS juga kerap menolak permintaan Rusia untuk menginvestigasi kapal selam AS, yang masuk dalam pengaturan perjanjian kedua negara.

“Inspeksi semacam itu, jika bakal terjadi, maka tidak bisa bersifat sepihak dan harus terjadi di kedua negara,” kata Ryabkov.

Baca:

Menurut Ryabkov, ahli senjata Rusia telah meminta mitra dari AS untuk menggelar konsultasi soal ini namun belum mendapat respon.

Seperti diberitakan, Washington telah mengancam bakal keluar dari perjanjian senjata nuklir 1987 yaitu Intermediate – range Nuclear Forces Treaty atau INF. AS menuding rudal buatan Rusia yaitu Novator 9M729, yang disebut SSC-8 oleh NATO, melanggar kesepakatan kedua negara. Kesepakatan itu melarang kedua negara menaruh rudal jarak pendek dan menengah di daratan Eropa.

Raytheon sedang mengembangkan rudal SM-3 Blok IIA, yang menjadi bagian dari proyek gabungan antara Amerika Serikat dan Jepang. Kedua negara ini berencana untuk memasang dua lapisan sistem pertahanan udara untuk menghadapi ancaman rudal balistik antar benua Korea Utara atau negara lain. raytheon.com

Direktur Intelijen Nasional AS, Daniel Coats, mengatakan Rusia telah mengerahkan sejumlah batalyon rudal 9M729 dan ini menjadi ancaman langsung bagi Eropa dan Asia.

Baca:

Soal ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan negaranya bisa dengan mudah membuat dan mengerahkan rudal jarak menengah darat jika AS keluar dari perjanjian rudal nuklir. Menurut Putin, negaranya telah mengembangkan rudal jelajah udara dan laut. Ini bisa dikembangkan untuk rudal jelajah berbasis darat.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

21 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

1 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

2 hari lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

3 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya