Korban ISIS dan Dokter Kongo Terima Nobel Perdamaian

Selasa, 11 Desember 2018 19:00 WIB

Nadia Murad dan Denis Mukwege menerima penghargaan Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia, 10 Desember 2018.[Sky News]

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan Yazidi korban budak seks ISIS dan seorang dokter dari Kongo menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya mereka menghentikan pemerkosaan dan kekerasan seksual yang digunakan sebagai senjata perang.

Nadia Murad dan Dr Denis Mukwege menerima Nobel di sebuah upacara di Oslo pada Senin 10 Desember. Keduanya mengatakan masyarakat internasional perlu melakukan lebih banyak untuk menghentikan pelanggaran yang dialami oleh perempuan terutama di negara konflik.

Baca: 5 Pemenang Nobel Perdamaian Paling Kontroversi Sepanjang Masa

Dilansir dari Sky News, 11 Desember 2018, Nadia Murad, 25 tahun, adalah salah satu dari sekitar 3.000 gadis dan wanita dari kelompok minoritas Yazidi Irak yang diculik oleh ekstremis ISIS pada tahun 2014.

Nadia Murad dan Denis Mukwege menerima penghargaan Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia, 10 Desember 2018.[Sky News]

Advertising
Advertising

Mereka dijual sebagai budak seks dan Nadia sendiri diperkosa, disiksa dan dipukuli selama tiga bulan sebelum dia berhasil melarikan diri ke Kurdistan Irak.

Ketika berada di sebuah kamp pengungsi, dia mengetahui bahwa enam saudara laki-lakinya dan ibunya telah terbunuh.

Dia dibawa oleh Jerman, di mana dia dirawat dan sejak itu menetap dengan saudara perempuannya.

Baca: Nadia Murad Dapat Nobel Perdamaian, Komunitas Yazidi Bereaksi

Namun keberaniannya tidak berhenti pada kelangsungan hidupnya sendiri , ia berbicara tentang pengalamannya terlepas dari stigma seputar perkosaan dalam budayanya.

Sejak itu ia telah bertemu dan menginspirasi banyak pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, Wakil Presiden AS Mike Pence, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Bukunya diterbitkan tahun lalu, The Last Girl, dengan kata pengantar dari aktivis hak asasi manusia dan pengacara Amal Clooney.

Dia telah memenangkan sejumlah penghargaan, termasuk penghargaan HAM Sakharov Uni Eropa 2016, dan dia ditunjuk sebagai duta besar pertama PBB yang selamat dari perdagangan manusia pada usia 23 tahun.

Dan pada Agustus ia mengumumkan pertunangannya dengan sesama aktivis Yazidi, Abid Shamdeen.

Komite Nobel menggambarkan Nadia sebagai orang yang berani menceritakan penderitaannya sendiri dan berbicara atas nama korban lain.

"Jika kita tidak ingin mengulangi kasus pemerkosaan dan perbudakan terhadap perempuan, kita harus menindak orang-orang yang telah menggunakan kekerasan seksual sebagai senjata untuk melakukan kejahatan terhadap perempuan dan anak perempuan," katanya saat menerima Nobel.

Nadia Murad dan Denis Mukwege menerima penghargaan Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia, 10 Desember 2018.[Sky News]

Sementara Dr Mukwege telah berjasa membantu perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual di rumah sakit yang ia dirikan di Republik Demokratik Kongo.

Dia mengkritik komunitas internasional karena membiarkan rakyatnya dipermalukan, dilecehkan dan dibantai selama lebih dari dua dekade di depan matanya sendiri.

"Saya meminta negara-negara untuk mendukung inisiatif untuk menciptakan dana global untuk pemulihan bagi korban kekerasan seksual dalam konflik," tutur Mukwege.

Baca: Denis Mukwege dan Nadia Murad Dapat Penghargaan Nobel Perdamaian

Dia mengatakan negara-negara harus mengambil sikap terhadap pemimpin yang menggunakan kekerasan seksual untuk mengambil alih kekuasaan.

"Dunia bisa menjatuhkan sanksi ekonomi dan politik pada para pemimpin ini dan membawa mereka ke pengadilan," tegas peraih Nobel Perdamaian itu.

Berita terkait

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

3 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

10 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

20 Januari 2024

Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa menghargai aspirasi warga Serbia lebih penting daripada mengakui kemerdekaan negara tetangga Kosovo.

Baca Selengkapnya

Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

3 Januari 2024

Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

Muhammad Yunus, penerima nobel perdamaian dari Bangladesh divonis bersalah dan bui 6 bulan. Berikut profil dan gerakan yang dilakukannya.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

2 Januari 2024

Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

Pelopor keuangan mikro ini dituduh oleh PM Bangladesh Sheikh Hasina 'menghisap darah' masyarakat miskin.

Baca Selengkapnya

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

10 Desember 2023

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Narges Mohammadi optimistis rakyat Iran pada akhirnya akan mengatasi otoritarianisme pemerintah

Baca Selengkapnya

Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

10 Desember 2023

Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

Hadiah Nobel Perdamaian akan dibagikan di Oslo pada Minggu 10 Desember 2023, tetapi pemenangnya Narges Mohammadi, saat ini berada di penjara Iran

Baca Selengkapnya

Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

9 Desember 2023

Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

Anak-anak remaja pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Iran Narges Mohammadi yang dipenjarakan khawatir mereka tidak akan pernah bertemu ibu mereka lagi.

Baca Selengkapnya

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

6 Desember 2023

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menerima lebih dari 250 penghargaan internasional sepanjang hidupnya, termasuk Nobel Perdamaian 1993.

Baca Selengkapnya