6 Negara Tak Mau Pakai Huawei

Sabtu, 8 Desember 2018 14:53 WIB

Huawei logo. Kredit: YouTube

TEMPO.CO, Jakarta - Penahanan Direktur Keuangan Huawei, Meng Wanzhou, 46 tahun, atas permintaan otoritas Amerika Serikat, telah menimbulkan sejumlah spekulasi. Meng ditahan di Kanada dan kemungkinan akan diekstradisi ke Amerika Serikat.

Dikutip dari theglobeandmail.com, Sabtu, 8 Desember 2018, Amerika Serikat dalam sesi dengar menuding Meng telah melakukan penipuan pada 2013 dengan mencoba menyembunyikan hubungan Huawei dengan sebuah perusahaan asal Hong Kong yang melakukan aktivitas bisnis dengan Iran. Iran merupakan salah satu negara yang diembargo oleh Amerika Serikat karena program nuklirnya dicurigai untuk membuat senjata pemusnah massal.

Baca: Huawei Dituduh sebagai Mata-mata Cina

Akan tetapi, muncul pula dugaan lain saat sejumlah agen intelijen Amerika Serikat menuduh Huawei terkait dengan pemerintah Cina dan peralatan milik Huawei kemungkinan mengandung elemen 'mata-mata' yang digunakan oleh negara untuk melakukan mata-mata.

Belum ada bukti yang diungkap secara terbuka terkait tuduhan ini. Huawei pun secara tegas menampik tuduhan tersebut. Namun tuduhan ini tak pelak membuat negara-negara menahan diri untuk tak menggunakan produk buatan Huawei.

Advertising
Advertising

1. Jepang

Tokyo akan memberlakukan larangan bagi lembaga pemerintah untuk mengadakan pembelian perangkat teknologi buatan Cina, diantaranya merk Huawei. Larangan ini dilakukan demi keamanan dari pembobolan oleh intelijen dan serangan siber.

Menurut laporan Yomiuri, Jumat, 7 Desember 2018, Jepang dijadwalkan merevisi peraturan internal tentang pengadaan peralatan itu pada hari Senin depan.Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga tidak memberikan pendapatnya. Namun dia memberikan catatan bahwa Jepang telah melakukan komunikasi secara dekat dengan AS tentang hal yang lebih luas termasuk masalah keamanan siber.

2. Amerika Serikat

Badan-badan intelijen Amerika Serikat telah menghibau Washington agar tidak membeli perangkat dari Huawei. Alasannya, Huawei diduga merupakan jaringan pemerintah Cina dan peralatan yang diproduksi memiliki perlengkapan yang digunakan oleh intelijen. Meski begitu tidak ada bukti yang telah dipublikasi tentang dugaan itu.

Ayah Meng, Ren Zhengfei, 74 tahun, adalah pendiri dan CEO Huawei Technologies. Sebelum membangun Huawei pada 1988, Ren bekerja sebagai teknisi selama hampir 10 tahun di Angkatan Bersenjata Cina atau PLA. Ren pernah membantu lembaga militer Cina itu membangun jaringan komunikasinya.

Latar belakang ayah Meng ini telah membuat sejumlah negara, khususnya Amerika Serikat, menyuarakan kekhawatirannya kalau Huawei dekat dengan militer Cina dan Beijing. Namun Huawei berulang kali menegaskan Beijing tak punya pengaruh apa-apa di perusahaan itu.

Baca: Ditahan Amerika Serikat, Ini Sosok Bos Huawei Meng Wanzhou

3. Australia

Negara Kangguru ini pada Agustus 2018 telah melarang Huawei memasarkan teknologi 5G di negara itu. Namun dalam pengumumannya, Huawei tak secara spesifik disebut oleh Australia.

Dikutip dari aljazeera.com, Sabtu, 8 Desember 2018, Canberra mengatakan perusahaan-perusahaan yang menjadi subjek ekstrajudisial dari sebuah pemerintah asing tidak boleh lagi memasarkan jaringan teknologi 5G di Australia. Huawei mengatakan tuduhan Australia itu tidak berdasarkan fakta.

4. Selandia Baru

Pada November lalu, Selandia Baru mengumumkan akan mengambil sejumlah langkah-langkah menyusul sikap yang diambil Australia terhadap jaringan 5G Huawei. Biro Keamanan Komunikasi Selandia Baru atau GCS, menyangkal keputusan ini karena teknologi 5G berisiko besar sejak kemampuan mobile internet dan mobile phone Selandia Baru diganggu.

Direktur GCS, Andrew Hampton mengakui pihaknya telah diinformasikan tentang besarnya risiko keamanan. Namun dia enggan memberikan keterangan rinci.

5. Inggris

Inggris Raya telah didesak oleh sekutu-sekutunya agar melarang masuknya infrastruktur jaringan 5G Huawei. Belum ada langkah resmi yang dilakukan oleh Inggris, namun pemerintah Inggris telah mendebat soal langkah-langkah khusus apa yang harus diambil.

6. Jerman

Jerman masih menggunakan teknologi Huawei, namun belum memutuskan masa depan perusahaan teknologi Cina itu di Jerman. Pada bulan lalu, sejumlah pejabat senior Jerman berencana meyakinkan pemerintah Jerman agar mempertimbangkan mengeluarkan sejumlah perusahaan asal Cina seperti Huawei dari infrastruktur 5G yang ada di penjuru Jerman.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

35 menit lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

5 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

7 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

8 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

9 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

12 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

18 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

21 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

23 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya