AS Ultimatum Rusia Agar Berhenti Kembangkan Rudal ICBM
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Kamis, 6 Desember 2018 08:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, mengultimatum Rusia untuk kembali mematuhi substansi perjanjian pelarangan pengembangan rudal balistik dalam kesepakatan INF dalam waktu 60 hari. Jika Rusia tidak memenuhi tenggat waktu yang diberikan untuk memusnahkan rudal jelajah balistiknya, maka AS akan keluar dari pakta.
Baca: Rusia Khawatir Penarikan Diri AS dari Perjanjian Senjata Nuklir
Dilaporkan dari US News, 6 Desember 2018, ultimatum Pompeo diumumkan setelah Menteri Luar Negeri NATO mengkonfirmasi bahwa Rusia melanggar perjanjian yang diteken selama perang dingin karena memproduksi rudal jelajah 9M729.
"Amerika Serikat menyatakan Rusia telah melanggar isi perjanjian INF. Sebagai konsekuensi atas pelanggaran Rusia, AS akan keluar dalam perjanjian terhitung 60 hari sejak 4 Desember, kecuali jika Rusia mematuhi perjanjian yang diiverifikasi penuh," tulis pernyataan Kemenlu AS."Jika Rusia tidak mematuhinya maka perjanjian INF gugur. Kita semua tahun Rusia belum menunjukkan indikasi apapun untuk kembali mematuhi perjanjian."
Baca: Amerika Serikat Mau Serang Rusia Jika Kembangkan Rudal Jelajah
Rusia berulangkali menyangkal melanggar perjanjian dengan membantah membuat rudal tersebut, namun kemudian mengatakan jarak rudal tidak melanggar substansi perjanjian.
Menanggapi ultimatum AS, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, seperti dilaporkan dari Reuters, AS memanipulasi fakta dengan menuduh Rusia melanggar kesepakatan INF untuk alasan agar AS bisa keluar dari perjanjian tersebut.
Peskov juga mengatakan ultimatum rudal AS dan NATO telah meningkatkan tensi antara Rusia dengan AS.
Baca: Rusia Siap Berperang Jika Amerika Serikat Menyerang
Sebelumnya pada Oktober, Presiden Donald Trump telah menyampaikan AS akan mundur dari perjanjian yang diteken pada 1987 dan akan membangun kembali gudang senjata nuklir AS menyusul laporan bahwa Rusia telah mengembangkan rudal jenis baru yang melanggar kesepakatan.