Menkes Prancis Tuding Kerusuhan Paris Ditunggangi Ekstremis

Minggu, 2 Desember 2018 08:45 WIB

Para pemadam kebakaran memadamkan mobil-mobil yang dibakar oleh para pengunjuk rasa yang memakai rompi kuning, simbol protes seorang pengendara Prancis terhadap naiknya harga BBM, selama kerusuhan di dekat Place de l'Etoile di Paris, Prancis, 1 Desember 2018.[REUTERS / Stephane Mahe]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Prancis menuding kerusuhan yang terjadi di Paris selama unjuk rasa "rompi kuning" ditunggangi oleh kelompok ekstremis.

"Saya ingin mendengar rompi kuning mengatakan bahwa demonstrasi ini diambil alih oleh kelompok-kelompok ekstremis," kata Menkes Agnes Buzyn kepada televisi BFM, seperti dilaporkan dari Reuters, 2 Desember 2018. Ia juga meminta massa untuk mengorganisir diri sehingga dapat memulai dialog dengan pemerintah.

Baca: Presiden Prancis Macron Mengecam Kerusuhan Paris, 300 Ditangkap

Pengunjuk rasa mengamuk di pusat kota Paris pada Sabtu, membakar mobil dan bangunan, menjarah toko-toko, menghancurkan jendela dan terlibat bentrok dengan polisi. Demonstrasi ini adalah yang terburuk dalam 10 tahun terakhir di Prancis.

Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn.[REUTERS]

Advertising
Advertising

Pemerintah terkejut karena semakin meningkatnya kekerasan setelah dua minggu protes nasional terhadap harga BBM dan tingginya biaya hidup. Demonstrasi ini dikenal sebagai gerakan "rompi kuning" karena demonstran menggunakan rompi kuning selama beraksi sebagai simbol pengendara yang menentang naiknya harga BBM.

Baca: Macron Naikkan BBM, Istana Presiden Prancis Diserbu Demonstran

Di Paris, polisi mengatakan telah menangkap hampir 300 orang sementara 110 orang terluka, termasuk 20 anggota pasukan keamanan. Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air kepada pengunjuk rasa di Champs Elysees, di Taman Tuilleries dekat Museum Louvre dan tempat-tempat lain.

Di beberapa daerah hampir tidak ada polisi yang berjaga sama sekali, karena sekelompok pria bertopeng berkeliaran di bawah bayang-bayang ikon terkenal ibukota dan melalui distrik-distrik perbelanjaan, menghancurkan jendela-jendela butik.

Unjuk rasa di ibu kota Paris, Prancis, memprotes kenaikan pajak bahan bakar minyak berakhir rusuh pada Sabtu, 1 Desember 2018, waktu setempat. Press Tv

Emmanuel Macron sedang berada di Argentina untuk KTT G20 dan mengatakan akan memanggil para menteri untuk membahas krisis setelah kembali pada Minggu. Perdana Menteri Edouard Philippe juga membatalkan perjalanan ke Polandia.

"Kami berada dalam keadaan gawat, saya tidak pernah melihat yang seperti itu," kata Jeanne d'Hauteserre, wali kota distrik 8 Paris, dekat monumen Arc de Triomphe.

Baca: Usai Demo Rusuh di Paris, Menteri Prancis Kumpulkan Pengusaha

Demonstrasi pecah pada 17 November dan telah menyebar dengan cepat melalui media sosial. Pengunjuk rasa memblokir jalan di seluruh Prancis dan menghalangi akses ke pusat perbelanjaan, pabrik dan beberapa depot bahan bakar setelah Emmanuel Macron mengumumkan kenaikan harga BBM, yang berujung kerusuhan di pusat Kota Paris.

Berita terkait

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

23 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

6 hari lalu

Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

Kincir angin Moulin Rouge telah berputar selama 135 tahun, dan yang pertama menyala saat pembukaan pada 1889

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

6 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

6 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

7 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

13 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya