Kasus Jamal Khashoggi, Menlu Zarif Sindir Trump karena Sebut Iran

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 22 November 2018 09:45 WIB

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Teheran – Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menyebut pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, sebagai memalukan.

Baca:

Kasus Jamal Khashoggi, Trump Sebut AS Mitra Kokoh Arab Saudi

Advertising
Advertising

Ini karena Trump menyatakan dukungan AS sebagai sekutu kokoh Arab Saudi meskipun pembunuhan itu terjadi di kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

Dalam pernyataan tertulis yang dilansir Gedung Putih, Trump juga menyebut Iran beberapa kali sebagai musuh dari Arab Saudi sejak paragraf awal pernyataan.

“Trump secara aneh menekankan paragraf PERTAMA dari pernyataannya yang memalukan terkait kekejaman Saudi untuk menuduh IRAN atas setiap kejahatan yang terpikir olehnya,” kata Zarif lewat cuitan di akun Twitter @Jzarif pada Selasa, 20 November 2018.

Zarif juga menyindir Trump apakah itu berarti Iran juga dikaitkan dengan bencana kebakaran luas yang terjadi di negara bagian California Utara dan Selatan baru-baru ini.

Unjuk rasa dari massa yang tergabung dalam koalisi anti peperangan memprotes insiden pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di kedutaan Arab Saudi di London, Kamis, 25 Oktober 2018.

“Mungkin kami juga bertanggung jawab atas kebakaran California karena kami tidak membantu memadamkan hutan – seperti juga orang-orang Finlandia?”

Zarif juga mengecam pernyataan Trump yang kerap menyebut Iran sebagai negara teroris. Menurut Zarif, sebuah negara itu diwakili oleh warganya. “Berulang kali menyebut Iran sebagai bangsa teroris menunjukkan sikap bermusuhan terhadap seluruh bangsa dan mengekspos alasan sebenarnya dari menarget mereka dengan sanksi ilegal Anda. Tapi mimpi politikus garis keras AS untuk mencabut bangsa Iran tidak akan pernah terealisasi,” kata Zarif.

Seperti dilansir Reuters, Presiden Trump, bertekad untuk tetap menjadi mitra kokoh dari pemerintah Arab Saudi terkait kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Baca:

Turki: Ada Bukti Jamal Khashoggi Dibunuh di Konsulat Saudi

Trump mengatakan lembaga intelijen AS masih mempelajari bukti-bukti dan siapa yang merencanakan pembunuhan Khashoggi, yang terjadi di dalam kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

“Bisa jadi Putra Mahkota tahu mengenai peristiwa tragis ini – mungkin dia tahu dan mungkin dia tidak tahu,” kata Trump dalam pernyataan tertulis yang disampaikan Gedung Putih seperti dilansir Reuters pada 21 November 2018.

Trump memulai pernyataan tertulisnya, seperti dilansir CNN, dengan kalimat singkat “Amerika yang Pertama”. Ini dilanjutkan dengan pernyataan “Dunia merupakan tempat yang berbahaya”.

Baca:

Jamal Khashoggi Tewas, Sejumlah Kejanggalan Terungkap

Dalam penjelasannya, Trump mengatakan baik Raja Salman dari Arab Saudi maupun Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman, sama-sama berkukuh membantah tahu mengenai rencana pembunuhan itu.

Menlu Iran Javad Zarif (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Twitter @Jzarif

“Kita mungkin tidak akan pernah tahu semua fakta terkait pembunuhan Jamal Khashoggi,” kata Trump sambil menekankan hubungan AS dan Arab Saudi berlangsung sangat bagus selama ini.

Pernyataan Trump ini, seperti dilansir Reuters, kontradiksi dengan kesimpulan dari lembaga intelijen CIA, yang meyakini perintah pembunuhan Jamal Khashoggi datang langsung dari MBS, yang merupakan sebutan putra mahkota.

Dia mengatakan Saudi merupakan sekutu sangat pentng melawan Iran. “AS berniat untuk tetap menjadi mitra dari Arab Saudi untuk memastikan kepentingan negara kita, Israel, dan semua mitra di wilayah itu,” kata Trump.

Baca:

Regu Pembunuh Jamal Khashoggi Bernama Pasukan Harimau

Di awal pernyataannya, Trump menyebut Iran sebagai negara yang melakukan perang melawan Arab Saudi di Yaman, mencoba menggoyang stabilitas Irak yang sedang membangun demokrasi, mendukung kelompok teror Hizbullah di Lebanon, dan mendukung diktator Presiden Bashar al Assad di Suriah.

Trump juga menyebut Iran telah membunuh banyak orang Amerika dan warga negara lain di Timur Tengah. Dia menyebut Iran membuat pernyataan “Kematian bagi Amerika” dan “Kematian bagi Israel” dan ini menunjukkan Iran memimpin teror di dunia.

“Arab Saudi mau meninggalkan Yaman dengan senang hati jika Iran mau meninggalkan negara itu,” kata Trump.

Senator dari Partai Republik, Rand Paul, seperti dilansir Politico, ikut mengkritik pernyataan Trump soal Iran dan membelas Arab Saudi dalam kasus tewasnya kolumnis Jamal Khashoggi.

Baca:

Kasus Jamal Khashoggi, Menlu AS Pompeo Disebut Bantu Arab Saudi

“Kita terlalu buta terhadap kebencian terhadap Iran sehingga kita melakukan hal-hal bodoh,” kata Paul. Menurut dia, Trump seakan mengatakan Arab Saudi buruk tapi Iran lebih buruk. “Yang kurang buruk tidak berarti layak mendapatkan senjata kita,” kata dia soal pernyataan Trump dalam kasus Jamal Khashoggi.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah meminta Arab Saudi untuk mengekstradisi semua pelaku pembunuhan dan mengungkap dalang dari kejahatan ini, yang diyakini merupakan level tertinggi di negara itu.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

2 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

5 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

7 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

7 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

8 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

9 hari lalu

Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.

Baca Selengkapnya