Terlalu Mengerikan, Trump Enggan Dengar Rekaman Jamal Khashoggi

Senin, 19 November 2018 16:15 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbica dalam Make America Great Again rally di Civic Center di Charleston, West Virginia, Amerika Serikat, 21 Agustus 2018. REUTERS/Leah Millis

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak ingin mendengar rekaman audio pembunuhan Jamal Khashoggi karena terlalu kejam.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki telah memberikan rekaman Jamal Khashoggi ke sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, namun Trump mengatakan dia tidak mau mendengarnya karena rekaman sangat mengerikan.

Baca: Indonesia dan 3 Negara Ini Salat Gaib Bagi Jamal Khashoggi

"Saya tidak mau mendengar rekaman, tidak alasan buat saya untuk mendengar rekaman itu," kata Trump dalam wawancara Fox News Sunday, seperti dikutip dari Reuters, 19 November 2018.

"Saya tahu semua yang ada di dalam rekaman tanpa harus mendengarnya...itu sangat mengerikan, kejam, dan buruk," aku Trump.

Advertising
Advertising

Jamal Khashoggi, 59 tahun, wartawan asal Arab Saudi, hilang di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Sumber : AP/trtworld.com

Donald Trump mengkonfirmasi AS memiliki salinan rekaman pembunuhan meskipun ia tidak ingin mendengar langsung.

Trump juga mengatakan ingin tetap menjaga hubungan dengan Arab Saudi meskipun diterpa skandal Khashoggi dan dugaan keterlibatan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca: Trump Siap Publikasi Laporan Lengkap Pembunuhan Jamal Khashoggi

"Dia mengatakan kepada saya dia tidak ada hubungannya dengan itu," kata Trump.

Sebelumnya Trump mengatakan kesimpulan sumber CIA yang menyebut MBS memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi adalah kesimpulan yang terlalu dini.

Presiden Donald Trump bersama dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, 20 Maret 2018. REUTERS/Jonathan Ernst/File Photo

Trump, yang berada di California untuk memantau dampak kebakaran hutan pada Sabtu, mengatakan dia akan menerima laporan yang akan membahas kesimpulan pemerintah AS tentang siapa yang membunuh Khashoggi dan apa dampak dari pembunuhan, seperti dilansir dari Dailymail.co.uk.

Heather Nauert, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan Deplu akan terus mencari fakta dan bekerja dengan negara lain untuk menahan mereka yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, namun tetap mempertahankan hubungan strategis penting antara Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Baca: Mike Pence: Amerika Tidak Akan Bela Pembunuh Jamal Khashoggi

Trump telah membahas penilaian CIA atas kasus Khashoggi dengan Direktur CIA, Gina Haspel, dan Sekretaris Negara Mike Pompeo melalui saluran telepon. CIA telah memberikan hasil penilaian kasus ini kepada lembaga AS lain, termasuk Kongres AS pada Jumat, seperti dilaporkan oleh Reuters.

Sejauh ini Amerika Serikat telah merespon pembunuhan Jamal Khashoggi dengan menjatuhkan sanksi ekonomi bagi 17 pejabat Arab Saudi yang diduga terlibat, namun anggota Kongres AS baik dari Republik maupun Demokrat, mendesak sanksi yang lebih berat seperti membatalkan kontrak senjata dengan Arab Saudi, yang kukuh ditolak Donald Trump.

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

8 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

9 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

17 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

26 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

29 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

33 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

33 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

38 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya