Menlu Inggris Desak Raja Salman Ungkap Kasus Jamal Khashoggi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 13 November 2018 09:31 WIB

Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, mendesak pemerintah Arab Saudi agar mengungkap kasus pembunuhan kolumnis Jamal Khashoggi dan menghentikan perang di Yaman. Reuters

TEMPO.CO, Riyadh – Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, bertemu dengan Raja Salman dari Arab Saudi di Riyadh pada Senin, 12 November 2018 terkait investigasi untuk mengungkap pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Baca:

Hunt juga tiba untuk membicarakan penghentian perang di Yaman, yang telah menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan kelaparan massal.

“Komunitas internasional bersatu dalam kemarahan atas pembunuhan brutal Jamal Khashoggi sebulan lalu. Jelas tidak bisa diterima informasi penuh dibalik pembunuhan ini masih belum jelas,” kata Hunt sebelum keberangkatannya ke Saudi seperti dilansir Reuters pada Senin, 12 November 2018.

Advertising
Advertising

Baca:

Hunt juga mengatakan,”Kami mendorong otoritas Saudi untuk bekerja sama secara penuh dengan investigasi oleh Turki mengenai kematian Khashoggi sehingga kita bisa menegakkan keadilan bagi keluarganya dan dunia yang sedang menyaksikan,” kata dia.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan pada akhir pekan lalu otoritas keamanan negaranya telah memberikan salinan rekaman audio proses pembunuhan Jamal Khashoggi kepada sejumlah negara sekutu seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Kanada.

Baca:

Menlu Hunt bakal bertemu dengan penguasa de facto Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman, yang merupakan putra dari Raja Salman.

Nama MBS, begitu putra mahkota biasa disapa, disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi. Ini karena empat dari 15 orang anggota tim pembunuh merupakan orang dekatnya, termasuk beberapa pejabat intelijen militer Arab Saudi.

Selain membahas soal Khashoggi, Hunt juga mendesak Raja Salman agar segera menghentikan serangan koalisi pimpinan Saudi ke Yaman. Saudi menyerang kelompok gerilyawan Houthi, yang memberontak terhadap pemerintah Yaman dukungan Saudi.

Baca:

Jamal Khashoggi Tewas, Sejumlah Kejanggalan Terungkap

“Biaya korban manusia dari perang Yaman tidak bisa dihitung dengan jutaan orang mengungsi, kelaparan, merebaknya penyakit dan pertumpahan darah bertahun-tahun. Solusi satu-satunya saat ini adalah keputusan politik untuk meletakkan senjata dan membangun perdamaian,” kata Hunt dalam pernyataan sebelum keberangkatannya ke Riyadh. “Jadi saya melakukan perjalanan ke Teluk untuk meminta semua pihak berkomitmen dalam proses ini.”

Inggris merupakan salah satu penyuplai senjata berteknologi canggih kepada pemerintah Arab Saudi. Inggris telah mengumumkan untuk mempertimbangkan penghentian penjualan senjata ke Saudi. Sedangkan pemerintah Jerman, yang juga menjual senjata berteknologi canggih ke Saudi, mendesak semua negara menahan penjualan senjata ke negara itu hingga kasus Jamal Khashoggi terungkap tuntas.

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

13 jam lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

3 hari lalu

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

Raja Salman, 88, terakhir kali dirawat di rumah sakit pada Mei 2022 untuk prosedur kolonoskopi dan tes medis, juga di rumah sakit Jeddah.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

4 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

4 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

7 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

7 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

9 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

9 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya