PBB Minta Repatriasi Pengungsi Rohingya ke Myanmar Dibatalkan

Kamis, 8 November 2018 05:30 WIB

Hasina Khatun, 35, yang suaminya Dil Mohammed termasuk di antara 10 pria Rohingya yang dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar dan penduduk desa Buddha pada 2 September 2017, berfoto bersama anaknya di kamp Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh, 21 Maret 2018. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi HAM PBB di Myanmar mendesak Bangladesh untuk membatalkan rencana memulangkan ratusan ribu pengungsi etnis Rohingya ke negara bagian Rakhine. Pasalnya, para pengungsi rohingya itu masih berisiko tinggi menghadapi penganiayaan.

Menurut Yanghee Lee, Utusan HAM PBB untuk Myanmar, para pengungsi Rohingya sangat ketakutan ketika mereka tahu nama mereka masuk dalam daftar orang-orang yang akan direpatriasi. Kenyataan ini membuat mereka tertekan dan sangat sedih.

Sebelumnya pada 30 Oktober 2018, Myanmar dan Bangladesh sepakat memulai pemulangan para pengungsi etnis minoritas Rohingya ke Myanmar pada pertengahan November ini. Namun PBB telah menilai kondisi di negara bagian Rakhine belum kondusif untuk kembali.

Baca: Kisah Muslim Rohingya Berbagi Hewan Kurban di Kamp Pengungsi

Pria Rohingya berjalan dengan seorang anak di antara kamp pengungsi Kutupalong di Maynar Guna, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 7 April 2018. Kamp di Bangladesh menampung ribuan pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar. Arif Hüdaverdi Yaman/Anadolu

Advertising
Advertising

Baca: Pemukiman Bagi Pengungsi Rohingya Siap Ditempati 2019

Saat ini ada lebih dari 700.000 pengungsi Rohingya berlindung ke Bangladesh melintasi wilayah barat Myanmar. Gelombang pengungsi besar-besaran ini dipicu oleh serangan balasan terhadap etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar, pada Agustus 2017 yang dipimpin oleh militer Myanmar.

Lee mengatakan pihaknya sekarang ini belum melihat bukti dari Myanmar akan menciptakan lingkungan, di mana suku Rohingya dapat kembali ke tempat asal mereka dan hidup dengan aman dengan menjamin hak mereka.

“Myanmar telah gagal memberikan jaminan bahwa para etnis Rohingya ini tidak akan mengalami penganiayaan dan kekerasan yang sama sekali lagi," kata Lee.

Lee menjelaskan, akar penyebab krisis harus ditangani terlebih dahulu, termasuk hak untuk kewarganegaraan dan kebebasan bergerak.

Myanmar selama ini tidak menganggap Rohingya sebagai bagian dari kelompok etnis pribumi negara itu. Myanmar berkeras menyebut etnis Rohingya sebagai orang-orang Bengali yang berasal dari Bangladesh.

The Daily Star.net | MIS FRANSISKA DEWI

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

1 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

5 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

7 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

9 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

9 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

12 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

14 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

14 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

17 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya