Virus Flu Babi Afrika Mengancam Asia Tenggara

Rabu, 7 November 2018 18:00 WIB

Peternakan babi di Cina [The Weekly Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan hewan di Asia Tenggara telah meningkatkan pengawasan perbatasan untuk mencegah penyebaran flu babi Afrika setelah tiga kasus dilaporkan di provinsi Yunnan, Cina.

Virus yang menyebar dengan cepat itu ditemukan minggu lalu di desa Guanfang, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Cina dengan Myanmar dan Laos dan dekat Thailand, seperti dilaporkan dari Straits Times, 7 November 2018.

Baca: Wabah Flu Babi, Cina Larang Impor dan Musnahkan 38 Ribu Babi

Beberapa negara telah mengambil tindakan di perbatasan dengan menerapkan pengawasan terhadap suspek, hewan, dan produk dari Cina, kata Laure Weber-Vintzel, wakil regional WHO untuk Kesehatan Hewan yang berbasis di Bangkok, Thailand.

"Virus ini menyebar sangat cepat di Cina, menyoroti tantangan yang mengendalikan transportasi babi dan produk babi," kata Weber-Vintzel.

Advertising
Advertising

"Produk babi yang terinfeksi memainkan peran penting dalam penyebaran penyakit dan tidak boleh diremehkan."

Petugas memberikan vaksin terhadap ternak babi [Yicai Global]

Wabah di Yunnan kemungkinan menunjukkan peningkatan resiko karena dekat dengan perbatasan, dan menambah ancaman penyebaran internasional yang telah ditimbulkan oleh pergerakan manusia yang membawa virus dalam produk babi yang terkontaminasi, kata Weber-Vintzel.

Dilansir dari situs World Organisation for Animal Health atau OIE, flu babi Afrika adalah virus mematikan yang menjangkiti babi liar dan ternak. Penyebaran virus bisa melalui babi hidup atau yang sudah mati melalui konsumsi atau sentuhan langsung benda mati seperti sepatu, pakaian, pisau dan peralatan lain. Meskipun virus tidak berdampak pada manusia, namun Kepala Lembaga Epidemiologi Rusia dr. Gennady Onischchenko mengatakan virus flu babi Afrika kemungkinan bermutasi di tubuh manusia mengingat miripnya fisiologi babi dengan manusia.

"..ada alasan untuk percaya bahwa dalam putaran mutasi berikutnya virus dapat menjadi berbahaya bagi manusia," kata dr. Gennady Onischchenko, dikutip dari pigprogress.net. Hingga kini belum ditemukan vaksin untuk membunuh virus flu babi Afrika.

Baca: Wabah Flu Babi di India, 800 Orang Tewas

Empat belas provinsi Cina telah melaporkan babi yang terinfeksi virus flu babi Afrika sejak penyakit itu mulai menyebar di Cina pada Agustus.

Pejabat dokter hewan Cina telah berusaha untuk mengendalikan pergerakan ternak, peningkatan pengawasan penyakit, hewan yang disortir, karantina peternakan dan berusaha melacak sumber infeksi virus flu babi Afrika, menurut laporan 1 November yang disiapkan oleh Zhang Zhongqiu, direktur jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Hewan Cina, untuk Kesehatan Hewan WHO yang berbasis di Paris.

Berita terkait

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

24 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

25 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

29 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

30 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

32 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

33 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

33 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

35 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

36 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya