Tingkatkan Investasi Arab Saudi, Indonesia Gandeng 3 Negara Top

Selasa, 30 Oktober 2018 15:58 WIB

Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Oki, Alwi Shihab memberikan plakad kepada pembicara dalam Simposium Increasing Investment between Indonesia and Saudi Arabia by Engaging East Asian Countries (China, Japan, and South Korea) [ Maria Rita Hasugian-Tempo.co)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mendorong peningkatan investasi Arab Saudi dengan mengajak negara itu bermitra dengan 3 negara top di Asia Timur yang telah lama berinvestasi di Indonesia yakni, Cina Jepang, dan Korea Selatan. Ketiga negara itu juga telah lama berinvestasi di Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya.

Kantor Urusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Timur Tengah dan OKI menggagas ide Arab Saudi bermitra dengan Cina, Jepang, dan Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia setelah melalui sejumlah pembicaraan menunjukkan Arab Saudi enggan sendirian berinvestasi di Indonesia. Negara ini perlu partner untuk menyakinkan mereka.

Baca: Jokowi Kecewa Investasi Arab, Ini Penanaman Modal Saudi di Cina

"Jika Arab Saudi perlu partner untuk menyakinkan mereka, maka Korea Selatan, Jeang, Cina sudah terbiasa di Indonesia. Perusahaan yang ingin masuk ke Indonesia dari Arab Saudi enggan sendiri, tapi kalau berbarengan maka mereka lebih pede. Kita tahu tren ini dari pembicaraan-pembicaraan," kata Alwi Shihab, Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Oki kepada wartawan di sela Simposium bertajuk Increasing Investment Between Indonesia and Saudi Arabia by Engging East Asian Countries (China, Japan, dan South Korea) di Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2018.

Menurut Alwi, kerja sama ini akan difokuskan pada sektor turisme selain minyak, real estate, dan gas. Untuk turisme, pengusaha Arab Saudi sedang mencari daerah-daerah yang dapat menjadi destinasi turis Timur Tengah seperti Jawa Barat, Belitung, Bali, dan kawasan Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Mereka mau membangun kompleks turisme di Pelabuhan Ratu dan Sukabumi di Jawa Barat.

"Banyak pengusaha Arab Saudi yang berminat di bidang turisme," ujarnya.

Baca: Kasus Jamal Khashoggi, Forum Investasi Arab Saudi Tetap Digelar

Pengusaha Arab Saudi, Alwi melanjutkan, juga tertarik untuk berinvestasi di bidang real estate. Beberapa proyek real estate bahkan sudah berjalan meski berskala sedang.

Sebaliknya, kata Alwi, jika Cina, Korea Selatan dan Jepang akan berinvestasi di Arab Saudi, maka Indonesia akan diajak bermitra.

Advertising
Advertising

"Misalnya, Jepang ingin investsi di bidang apa saja. Kita harapkan Jepang berkonsultasi dengan Indonesia untuk bisa mengajak Arab Saudi. Begitu juga kalau mereka mau investasi di Arab Saudi, kita harapkan mereka mengajak Indonesia sehingga ada sinergi nantinya. Ini langkah awal dan mereka menyambut baik hal ini," ujar Alwi.

Menurut Alwi, inisiatif Kantor Urusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Oki berawal dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia yang memberi motivasi kepada perusahan-perusahaan Arab untuk datang ke Indonesia. Bahkan setelah kunjungan raja Salman, dibentuk Dewan Bisnis Arab Saudi dan Indonesia untuk melihat peluang kerja sama.


Baca: Arab Saudi Tertarik Investasi di Pariwisata Sumatera Barat

Arab Saudi juga menunjuk Indonesia sebagai destinasi investasi.

"Tinggal sampai di mana kita bisa tanggap dan birokrasi tidak menghambat, karena terus terang masih ada keluhan yang senantiasa kita dengar tapi kita berkejaran dengan paket ekonomi pemerintah yang telah menghasilkan banyak kemajuan, tetapi tidak bisa sekaligus dalam waktu dekat bisa semua teratasi."

Deputi Kepala Misi Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Yahya Al-Qahtani mengatakan, negaranya mendukung inisiatif Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Oki.

"Arab Saudi mendukung segala hal di bidang investasi dengan negara-negara lain," kata Yahya.

Menurutnya, Cina, Jepang, dan Korea Selatan juga negara penting tidak hanya bagi Arab Saudi tapi juga di dunia dan ketiganya merupakan anggota G-20.

Dukungan juga disampaikan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang- beom dengan menyatakan pihaknya menunggu tawaran kerja sama investasi antara Indonesia - Arab Saudi dengan Korea Selatan, seraya menekankan kerja sama tidak diarahkan pada persaingan, tapi kolaborasi.

Berita terkait

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

15 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

16 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

16 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

17 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

18 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

18 jam lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya