Rusia Khawatir Penarikan Diri AS dari Perjanjian Senjata Nuklir

Rabu, 24 Oktober 2018 13:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia 23 Oktober 2018. REUTERS / Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia keberatan jika Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian senjata nuklir yang diteken selama era Perang Dingin pada 1987 silam dan bisa memicu bencana dunia hingga perang nuklir.

Namun AS mengatakan kukuh untuk menghentikan pakta pengawasan senjata nuklir meski ada keberatan dari Rusia dan beberapa negara Eropa, kata pejabat senior AS John Bolton, pada Selasa 23 Oktober, setelah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, dilaporkan dari Reuters, 24 Oktober 2018.

Baca: AS Mau Mundur dari Perjanjian Senjata Nuklir, Rusia Siap Membalas

Bolton mengadakan pertemuan dengan Vladimir Putin selama 90 menit di Kremlin, yang menghasilkan agenda pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan Putin di Paris bulan depan, setelah sebelumnya bertemu di Helsinki Juli lalu.

Yars atau RS-24 merupakan rudal balistic (peluru kendali) termonuklir antar benua atau intercontinental balistic missiles (ICBM) milik Rusia. Rudal ini membawa hingga 10 hulu ledak dengan 250 kiloton dengan target independen. Wikipedia.org

Advertising
Advertising

Namun pertemuan ini tampaknya tidak menghasilkan kemajuan berarti atas niat Trump yang ingin mengakhiri Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), keputusan yang dianggap Rusia sangat berbahaya dan banyak negara Eropa telah memperingatkan dapat kembali memicu perlombaan senjata semasa Perang Dingin.

"Kecuali Rusia dan Cina datang kepada kami dan berkata: Mari kita semua menjadi lebih bijak dan jangan sampai kita mengembangkan senjata itu (nuklir)," kata Trump, dikutip dari New York Times.

Baca: Trump Segera Akhiri Perjanjian Senjata Nuklir dengan Rusia

Sebagai tanggapan, juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov, mengisyaratkan penarikan diri AS memicu perlombaan senjata baru, dan mengatakan Rusia juga akan mengembangkan senjata baru untuk memulihkan keseimbangan militer.

Bolton menyampaikan ancaman rudal Rusia di Eropa adalah alasan keluarnya AS dari INF.

"Masalahnya adalah ada pelanggaran INF Rusia di Eropa sekarang. Ancamannya bukan penarikan INF Amerika dari perjanjian itu. Ancamannya adalah misil Rusia yang sudah dikerahkan," kata Bolton.

Bolton mengatakan Rusia pertama kali secara ilegal menguji rudal jelajah berbasis darat pada 2008 dan menilainya sebagai pelanggarannya terhadap perjanjian, yang disangkal oleh Rusia.

Presiden Ronald Reagan (kanan) dan Sekretaris Jenderal Uni Soviet Mikhail Gorbachev saat menandatangani Perjanjian INF di East Room, Gedung Putih pada 8 Desember 1987. [Ronald Reagan Presidential Library via thebulletin.org]

Bolton mengatakan perjanjian itu sudah ketinggalan jaman karena negara-negara lain tetap bebas untuk membuat rudal balistik jarak menengah dan rudal jelajah sementara Amerika Serikat menemukan tangannya terikat. Dia mencatat bahwa upaya sebelumnya untuk memperluas perjanjian untuk memasukkan negara-negara lain juga gagal.

John Bolton, yang menjadi penasihat keamanan Donald Trump, juga mengatakan perjanjian yang dibuat di era Perang Dingin tidak membahas ancaman rudal baru dari negara-negara seperti Cina, Iran dan Korea Utara. Bolton menambahkan proses penarikan diri dari INF bisa memakan waktu beberapa bulan.

Baca: AS Mau Mundur dari Perjanjian Senjata Nuklir, Rusia Siap Membalas

Rusia memperingatkan AS terpaksa membalas dalam bentuk apapun demi keseimbangan militer jika Trump betul-betul mewujudkan ancamannya untuk keluar dari perjanjian pengawasan senjata nuklir INF, sebuah perjanjian 1987 yang menghapuskan semua rudal nuklir dan konvensional berbasis jarak pendek dan menengah, yang diteken oleh eks pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan eks presiden AS Ronald Reagan.

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

9 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

16 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

19 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

4 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

5 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

6 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya