Jamal Khashoggi Puji Kebebasan Pers Qatar di Tulisan Terakhir

Senin, 22 Oktober 2018 17:00 WIB

Jamal Khashoggi, 59 tahun, wartawan asal Arab Saudi, hilang di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Sumber : AP/trtworld.com

TEMPO.CO, Jakarta - Jamal Khashoggi menulis tentang pentingnya pers bebas di dunia Arab sambil memuji Qatar dalam kolom terakhirnya di Washington Post.

The Washington Post menerbitkan tulisan terakhir Jamal Khashoggi pada Rabu 17 Oktober, dua minggu setelah Khashoggi dinyatakan hilang.

Baca: Washington Post Terbitkan Tulisan Terakhir Jamal Khashoggi

Dilansir dari Gulf Times, 22 Oktober 2018, dalam tulisannya yang berjudul What the Arab world needs most is free expression, Jamal Khashoggi mengutip tindakan keras terhadap pers oleh pemerintah Mesir dan Arab Saudi. Ia memperingatkan tindakan semacam itu "tidak lagi menghasilkan konsekuensi dari reaksi masyarakat internasional".

Khashoggi berharap ada kebebasan masa depan yang dirasakan oleh banyak orang selama Arab Spring pada 2011, yang melihat pemberontakan rakyat di seluruh Timur Tengah telah diredam.

Advertising
Advertising

The Washington Post. AP/Charles Dharapak

"Ada beberapa oasis yang terus mewujudkan semangat Arab Spring. Pemerintah Qatar terus mendukung liputan berita internasional, berbeda dengan upaya tetangganya untuk menegakkan kontrol informasi untuk mendukung tatanan Arab lama," tulis Khashoggi.

"Dunia Arab menghadapi versi Tirai Besi sendiri, yang tidak dikendalikan oleh aktor luar tetapi melalui pasukan domestik yang berlomba merebut kekuasaan."

Baca: 7 Terduga Pembunuh Jamal Khashoggi Pengawal Mohammed bin Salman

"Dunia Arab membutuhkan versi modern dari media transnasional lama sehingga warga dapat mengetahui tentang peristiwa dunia. Yang lebih penting, kita perlu menyediakan platform untuk suara Arab," tulis Khashoggi.

Menurut Khashoggi, melalui penciptaan forum internasional independen, terisolasi dari pengaruh pemerintah nasionalis yang menyebarkan kebencian melalui propaganda, orang-orang biasa di dunia Arab akan mampu mengatasi masalah struktural yang dihadapi masyarakat mereka.

Seorang demonstran memegang gambar Jamal Khashoggi saat protes di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul [Osman Orsal / Reuters]

"Pemerintah Arab telah diberi kebebasan untuk terus membungkam media pada tingkat yang meningkat," tulisnya."Ada masa ketika para wartawan percaya bahwa internet akan membebaskan informasi dari sensor dan kontrol yang terkait dengan media cetak. Tetapi pemerintah-pemerintah ini, yang keberadaannya bergantung pada kontrol informasi, telah secara agresif memblokir Internet."

Baca: 4 Kritikan Tajam Jamal Khashoggi ke Putra Mahkota Arab Saudi

Pada akhirnya, nasib Khashoggi, yang terkenal kritis terhadap Pangeran Mohamed bin Salman, berakhir di ujung maut setelah polisi Turki meyakini dia dimutilasi oleh regu khusus yang dikirim langsung oleh pemerintah Arab Saudi ke Turki.

Setelah kecaman internasional semakin tajam, Arab Saudi akhirnya mengakui bahwa Jamal Khashoggi tewas di dalam Konsulatnya di Istanbul, namun tidak memberikan penjelasan di mana tubuh Khashoggi.

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

5 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

7 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

9 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

1 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

1 hari lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

2 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia Vs Irak berjibaku untuk posisi ketiga di Piala Asia U-23 2024. Berikut profil Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha, Qatar.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

2 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

2 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

2 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya