Jamal Khashoggi Dibantai, Arab Saudi Bahas Suksesi Putra Mahkota

Sabtu, 20 Oktober 2018 14:48 WIB

Raja Salman (kiri) berbicara dengan putranya, Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman. Raja Salman membentuk lembaga antikorupsi, yang dikepalai putra mahkota, pada 4 November 2017. Lembaga ini kemudian menangkap sebelas pangeran dan puluhan mantan menteri. AP/Hassan Ammar

TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi saat ini membahas kemungkinan pergantian garis suksesi putra mahkota seiring kuatnya arus tekanan terhadap kerajaan atas pembantaian jurnalis Jamal Khashoggi di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu.

Sumber Middle East Eye melaporkan Saudi saat ini dalam kondisi tidak menentu setelah tekanan yang semakin menguat terhadap Riyadh akibat pembunuhan jurnalis kawakan warga Arab Saudi itu.

Baca: Pria Pengawal MBS di Konsulat Saat Jamal Khashoggi Dibunuh

Pembahasan suksesi juga terjadi setelah munculnya laporan dari aparat penegak hukum Turki bahwa 7 dari 15 anggota tim pembantai Khashoggi disebut pengawal pribadi putra mahkota Mohammed bin Salman.

Pembahasan pergantian garis suksesi ternyata tidak hanya melibatkan internal kerajaan Saudi, namun menurut sumber intelijen Barat ini, tetapi permintaan pemerintah Amerika Serikat untuk terlibat secara langsung dalam proses pergantian garis suksesi.

Kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Riyadh pekan ini, menurut sumber itu, merupakan bagian dari rencana pemerintahan Trump untuk melibatkan diri dalam pembahasan potensi perubahan garis suksesi.

Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Diduga Perintahkan Bunuh Jamal Khashoggi

Advertising
Advertising

Presiden Donald Trump dilaporkan ingin Salman tetap menjadi raja. Namun Pompeo menginginkan Salman diganti.

Kantor konsulat Arab Saudi di Istambul, Turki. Wartawan, Jamal Khashoggi, dilaporkan hilang setelah terakhir kali terlihat masuk ke kantor konsulat Arab Saudi di Istambul pada Selasa, 2 Oktober 2018. Sumber: Emrah Gurel / AP/nbcnews.com

Seorang pembangkang dari keluarga kerajaan Arab Saudi tidak yakin terjadi pergantian garis suksesi. Keluarga kerajaan diyakini akan menghindari konflik internal di dalam istana. Anggota keluarga kerajaan percaya bahwa putra mahkota akan menjadi raja.

"Keluarga kerajaan tidak akan berpihak pada salah satu orang. Mereka akan bersama demi dua alasan. Pertama, keluarga percaya bahwa MBS (Mohammed bin Salman, putra mahkota) akan menjadi raja sehingga mereka akan tetap tinggal dengan sisi baik dirinya. Kedua, jika konflik internal mulai terjadi, maka seluruh negri akan ambruk dan tidak satu anggota keluarga kerajaan yang menginginkan hal ini," kata pangeran pembangkang itu.

Baca: Kasus Jamal Khashoggi Memanas, Raja Salman Turun Tangan

Raja Salman menunjuk Mohammed bin Salman sebagai putra mahkota pada Juni tahun lalu. Sebelumnya ia menunjuk Mohammad bin Nayef, sepupu Mohammed bin Salman, sebagai putra mahkota.

Mohammed bin Salman menjabat menteri pertahanan sejak 2015 dan sebagai Kepala Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan Arab Saudi.

Menurut Asisten profesor keamanan Teluk di King's College London, Andreas Krieg, pergantian Mohammed bin Salman dengan munculnya kasus pembantaian jurnalis Jamal Khashoggi akan memunculkan kudeta di istana. "Akan terjadi kudeta di istana jika dia disingkirkan," kata Krieg.

Berita terkait

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

23 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Reformasi Arab Saudi, termasuk Mengirim Wakil Miss Universe untuk Pertama Kali

29 hari lalu

Ini 7 Reformasi Arab Saudi, termasuk Mengirim Wakil Miss Universe untuk Pertama Kali

Sejak di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), Arab Saudi banyak melakukan reformasi yang mencengangkan dunia.

Baca Selengkapnya

Larangan Jual Miras di Timur Tengah Melonggar, Saudi Susul Uni Emirat Arab, Qatar, Libanon dan Mesir

5 Februari 2024

Larangan Jual Miras di Timur Tengah Melonggar, Saudi Susul Uni Emirat Arab, Qatar, Libanon dan Mesir

Arab Saudi menambah daftar negara Timur Tengah yang mulai membolehkan jual beli minuman keras.

Baca Selengkapnya

Mimpi Arab Saudi sebagai Produsen Mobil Listrik Dunia, Sampai Mana?

23 Januari 2024

Mimpi Arab Saudi sebagai Produsen Mobil Listrik Dunia, Sampai Mana?

Arab Saudi menghabiskan miliaran dolar untuk mencoba mengubah dirinya dari penghasil minyak terbesar di dunia menjadi pusat kendaraan listrik

Baca Selengkapnya

Putra Mahkota Arab Saudi Tekan Blinken Setop Perang di Gaza

10 Januari 2024

Putra Mahkota Arab Saudi Tekan Blinken Setop Perang di Gaza

Arab Saudi menekankan kepada Menlu AS Antony Blinken agar menghentikan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

10 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Versi Times Of India, Xi Jinping Nomor Satu

10 Januari 2024

10 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Versi Times Of India, Xi Jinping Nomor Satu

Times of India baru saja merilis orang paling berpengaruh di dunia pada tahun 2023. Xi Jinping ada di nomor pertama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Taktik Bujuk Pangeran Mohammed bin Salman untuk Dapat Kuota Haji Tambahan

12 Desember 2023

Jokowi Cerita Taktik Bujuk Pangeran Mohammed bin Salman untuk Dapat Kuota Haji Tambahan

Presiden Jokowi menceritakan ulang upayanya membujuk Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dalam mendapatkan kuota haji tambahan.

Baca Selengkapnya

Promosi Tenaga Nuklir Gencar di COP28, Tapi Sedikit Diskusi Soal Perlindungannya

9 Desember 2023

Promosi Tenaga Nuklir Gencar di COP28, Tapi Sedikit Diskusi Soal Perlindungannya

Dorongan nuklir pada COP28 harus disertai dengan perlindungan proliferasi.

Baca Selengkapnya

Isi Pertemuan Putin dan MBS: Negara-Negara OPEC Diajak Pangkas Produksi Minyak

8 Desember 2023

Isi Pertemuan Putin dan MBS: Negara-Negara OPEC Diajak Pangkas Produksi Minyak

Putin dan Pangeran MBS mengajak semua anggota OPEC+ untuk memangkas produksi minyak demi stabilitas pasar global.

Baca Selengkapnya

Mesra dengan MBS, Putin: Tak Ada yang Bisa Menghalangi Persahabatan Kita

7 Desember 2023

Mesra dengan MBS, Putin: Tak Ada yang Bisa Menghalangi Persahabatan Kita

Putin bertemu dengan Pangeran MBS dan Presiden UEA. Dalam pertemuan itu, Putin mengundang MBS untuk datang ke Moskow.

Baca Selengkapnya