Donald Trump: Politik AS Lebih Kejam Daripada Dunia Bisnis

Senin, 15 Oktober 2018 16:30 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbica dalam Make America Great Again rally di Civic Center di Charleston, West Virginia, Amerika Serikat, 21 Agustus 2018. REUTERS/Leah Millis

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan dia menyadari bahwa panggung politik Amerika Serikat lebih kejam daripada dunia bisnis.

Namun Presiden Donald Trump mengatakan dalam wawancara mengatakan bahwa dirinya nyaman di Gedung Putih setelah hampir dua tahun menjabat sebagai presiden, meskipun dihimpit perseteruan politik atas imigrasi, tarif impor, intervensi Rusia dalam pilpres dan pencalonan Hakim Agung Brett Kavanaugh.

Baca: Taylor Swift ke Demokrat, Trump: Saya Jadi Kurang Suka Musiknya

"Washington DC adalah tempat yang ganas dan kejam: serangan-serangan, orang-orang yang bermulut buruk, yang berbicara di belakang Anda. Tapi Anda tahu, dan dengan cara saya, saya merasa sangat nyaman di sini," kata Donald Trump kepada program berita televisi CBS "60 Minutes", seperti dilaporkan dari Reuters, 15 Oktober 2018.

Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. Donald Trump memberi pernyataan akan melakukan serangan ke Suriah terkait penggunaan senjata kimia di Suriah. (AP Photo/Susan Walsh)

Advertising
Advertising

"Agak sedikit aneh untuk mengatakan saya adalah presiden Amerika Serikat, tapi saya pikir itu adalah fakta untuk semua orang," kata Trump

"Bahkan teman-teman saya, mereka tidak memanggil saya Donald, mereka memanggil saya Bapak Presiden. Dan saya berkata: "Bisakah kau memanggilku lebih santai? Saya sudah beradaptasi dengan jabatan ini. Saya sudah," kata Trump.

Baca: Donald Trump: Raja Salman Tidak Akan Berkuasa Lama Tanpa AS

Dalam wawancara, Trump terlihat bersemangat membicarakan berbagai masalah, dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia memiliki niat untuk meninggalkan karakternya yang bebas sebagai presiden.

Trump tidak akan mengatakan apakah ia bermaksud untuk kembali ke kebijakan yang kontroversial memisahkan anak-anak imigran dari keluarga mereka di perbatasan, tetapi tidak membenarkan bahwa kebijakannya terlalu keras.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggambar bersama dengan pasien penderita epidemi opioid di Rumah Sakit Anak Nasional di Columbus, Ohio, Amerika, Jumat, 24 Agustus 2018. REUTERS

"Ketika Anda mengizinkan orang tua untuk tetap bersama, OK, ketika Anda mengizinkan itu, maka apa yang terjadi adalah orang-orang akan bergerombol masuk ke negara kita," kata Trump.

"Harus ada konsekuensinya ... karena datang ke negara kita secara ilegal," lanjut Trump.

Baca: Donald Trump Sebut Pidato Obama Bikin Tidur

Donald Trump juga membicarakan soal pencalonan Hakim Agung yang ia tunjuk, Brett Kavanaugh, yang diterpa kasus dugaan pelecehan seksual.

Donald Trump mengejek penuduh Kavanaugh, Christine Blasey Ford, agar Brett Kavanaugh disetujui Kongres.

“Seandainya saya tidak membuat pidato itu, kami tidak akan menang. Saya hanya mengatakan dia sepertinya tidak tahu apa-apa," kata Donald Trump.

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

9 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

12 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

24 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

28 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

30 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya