5 Pemenang Nobel Perdamaian Paling Kontroversi Sepanjang Masa

Reporter

Tempo.co

Minggu, 7 Oktober 2018 13:00 WIB

nobel-medal

TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman penghargaan Nobel yang dilakukan setahun sekali, selalu dinanti masyarakat dunia. Namun, Komite Nobel saat ini sedang disorot dan dikritik karena banyaknya pemenang, khususnya Nobel perdamaian yang malah melakukan tindakan memalukan setelah atau sebelum memenangkan penghargaan bergengsi itu.

Menurut surat wasiat Alfred Nobel, penggagas penghargaan ini, pemenang Nobel untuk bidang perdamaian harus diberikan kepada individu atau organisasi yang telah melakukan tindakan terbaik untuk persaudaraan antar negara, pembebasan atau pengurangan militer bersenjata dan mempromosikan perdamaian. Berikut peraih Nobel perdamaian yang paling kontroversi sepanjang masa dikutip dari RT.com pada Minggu, 7 Oktober 2018 :

Baca: Konflik Rohingya, Yayasan Nobel Sesalkan Sikap Aung San Suu Kyi

1. Barrack Obama

Penghargaan Nobel perdamaian 2009 diberikan kepada mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, hanya 12 pekan setelah dia menjabat sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat. Obama bahkan tampak tercengang dengan penghargaan itu.

Advertising
Advertising

Obama adalah orang kulit hitam pertama yang memimpin Amerika Serikat selama dua periode dan selama kepemimpinannya atau selama delapan tahun dia menerjunkan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat ke medan tempur.

2. Henry Kissinger

Sosok Kissinger adalah salah satu orang paling kontroversi dalam Nobel perdamaian sepanjang masa. Kissinger adalah mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang memenangkan Nobel perdamaian pada 1973 atas jasa-jasanya mengakhiri perang Amerika Serikat-Vietnam. Namun Kissinger juga mempelopori serangkaian pengeboman di udara secara rahasia di wilayah Asia Tenggara. Tindakan ini menewaskan, melukai dan membuat sekitar 6 juta orang kehilangan tempat tinggal

Baca: Muhammadiyah Minta Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi Dicabut

3. Mahatma Gandhi

Salah satu langkah kontroversi yang pernah terjadi dalam sejarah Nobel perdamaian terjadi pada 1948. Ketika itu, Komite Nobel tidak bisa menemukan seseorang yang pantas mendapat penghargaan ini. Namun 1948 adalah kejadian dimana Gandi, pejuang kemerdekaan India dari penjajahan, dibunuh.

Gandhi sudah 12 kali dinominasikan untuk meraih penghargaan Nobel perdamaian, tetapi dia tak pernah memenangkannya. Komite Nobel mengatakan hanya orang yang masih hidup yang boleh menerima penghargaan Nobel dan mereka tak ingin membuat pengecualian. Walhasil, tidak ada penghargaan Nobel 1948 yang diberikan. Banyak kritik menyebut hal ini sebagai pengakuan diam-diam Komite Nobel bahwa Gandhi seandainya masih hidup dia akan mendapat penghargaan itu

Geir Lundestad, Sekertaris Komite Nobel Norwegia 2006, mengaku pihaknya telah mengabaikan Gandhi dari daftar Nobel. Ini adalah kegagalan terbesar Komite Nobel.

4. Cordell Hull

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ini memenangkan penghargaan Nobel perdamaian pada 1945 atas jasanya mendirikan PBB. Pemberian penghargaan itu cukup mencengangkan karena pada 1939 dia berperan dalam meyakinkan mantan Presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt, untuk menyerahkan kapal SS St. Louis yang sedang membawa lebih dari 950 pengungsi beragama Yahudi yang ke Nazi. Para pengungsi itu ke Amerika Serikat untuk meminta suaka dan berlindung dari pembantaian Nazi. Namun tindak kejahatan ini tidak cukup mendiskualifikasinya dari penghargaan Nobel perdamaian.

Hull telah mengancam akan menarik dukungan dari Roosevelt pada pemilu berikutnya jika Roosevelt membiarkan para pengungsi itu masuk ke Amerika Serikat. Para pengungsi di kapal St. Louis yang dipaksa kembali ke Eropa, akhirnya banyak terbunuh di kamp-kamp penahanan.

Momen saat Suu Kyi mendapatkan penghargaan Nobel. Sumber: Wikimedia Commons

5.Aung San Suu Kyi

Komite Nobel telah berkomitmen tidak akan menarik penghargaan nobel perdamaian yang diberikan kepada Aung San Suu Kyi pada 1991 kendati laporan PBB telah menuding Suu Kyi gagal menggunakan otoritas moralnya untuk melindungi kelompok etnis minoritas Ronghingya dari pembantaian di tangan militer Myanmar.

Berita terkait

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

55 menit lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

20 Januari 2024

Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa menghargai aspirasi warga Serbia lebih penting daripada mengakui kemerdekaan negara tetangga Kosovo.

Baca Selengkapnya

Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

3 Januari 2024

Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

Muhammad Yunus, penerima nobel perdamaian dari Bangladesh divonis bersalah dan bui 6 bulan. Berikut profil dan gerakan yang dilakukannya.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

2 Januari 2024

Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

Pelopor keuangan mikro ini dituduh oleh PM Bangladesh Sheikh Hasina 'menghisap darah' masyarakat miskin.

Baca Selengkapnya

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

10 Desember 2023

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Narges Mohammadi optimistis rakyat Iran pada akhirnya akan mengatasi otoritarianisme pemerintah

Baca Selengkapnya

Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

10 Desember 2023

Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

Hadiah Nobel Perdamaian akan dibagikan di Oslo pada Minggu 10 Desember 2023, tetapi pemenangnya Narges Mohammadi, saat ini berada di penjara Iran

Baca Selengkapnya

Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

9 Desember 2023

Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

Anak-anak remaja pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Iran Narges Mohammadi yang dipenjarakan khawatir mereka tidak akan pernah bertemu ibu mereka lagi.

Baca Selengkapnya

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

6 Desember 2023

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menerima lebih dari 250 penghargaan internasional sepanjang hidupnya, termasuk Nobel Perdamaian 1993.

Baca Selengkapnya