Thailand Janji Pemilu Tak Mundur Lagi

Reporter

Tempo.co

Rabu, 3 Oktober 2018 17:00 WIB

Massa anti pemerintah membawa bendera nasional raksasa saat mengadakan demonstrasi menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur di Bangkok, Thailand (9/12). Sekitar 100,000 pendemo melakukan aksi long march menuju kantor Perdana Menteri pada hari ini. (AP Photo/Sakchai Lalit)

TEMPO.CO, Jakarta - Thailand memastikan pemilu pada 2019 tidak akan diundur lagi. Kepastian itu disampaikan di tengah-tengah kritik terhadap pemerintah yang terus menunda-nunda pemilu dan desakan oposisi agar pemilu segera dilakukan.

“Jika Anda bertanya apakah pemilu akan ditunda lagi, mungkin orang lain yang mengatakannya, bukan pemerintah. Kami masih akan melakukannya (pemilu) pada 24 Februari 2019,” kata Prawit Wongsuwan, Wakil Perdana Menteri Thailand, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 3 Oktober 2018.

Baca: Pemilu Ditunda Lagi, Masyarakat Thailand Protes

PM Thailand, Prayuth Chan-ocha. AP

Pemilu Thailand pada 2019, akan memilih 500 anggota majelis rendah dan 250 anggota senat. Partai pemenang pemilu berhak mengajukan nama untuk duduk di kursi Perdana Menteri.

Advertising
Advertising

Baca: Menjelang Pemilu, 4 Menteri di Thailand Bentuk Partai Baru

Sejak mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, dikudeta pada 2014, Thailand dipimpin oleh pemerintahan militer atau Junta. Kudeta itu dipimpin oleh Panglima Militer, Prayuth Chan-ocha, 64 tahun, yang sekarang menjadi Perdana Menteri Thailand.

Semenjak kudeta itu, pemerintah Thailand berjanji segera menggelar pemilu, namun pada kenyataannya selalu diundur. Terakhir, Thailand berjanji pemilu akan dilakukan sekitar Februari atau Mei 2019.

Dikutip dari todayonline.com pada Rabu, 3 Oktober 2018, Prayuth telah membuat pengakuan bahwa dia tertarik pada politik. Pengakuan itu disampaikannya lima bulan sebelum jadwal rencana pemilu diumumkan.

Hal ini memberikan sinyalemen jika Prayuth dan Angkatan Bersenjata Thailand akan mempertahankan kekuasaan dan tidak memiliki itidak untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan. Kondisi ini bertolak belakang karena saat yang sama Prayuth berjanji menggelar pemilu.

Pemberitaan smh.com.au pada pekan kedua September 2018, meski jadwal pemilu Thailand sudah jelas, namun kampanye masih dilarang. Pertemuan politik yang terdiri dari lima orang atau lebih tidak diperbolehkan.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

14 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

1 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

4 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

4 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

4 hari lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

4 hari lalu

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

Menteri Luar Negeri Thailand memutuskan mengundurkan diri setelah kehilangan posisi sebagai wakil perdana menteri dalam sebuah perombakan kabinet.

Baca Selengkapnya