Bawa Pulang Dokumen Rahasia, Eks Staf Intelijen Divonis 5 Tahun

Rabu, 26 September 2018 17:15 WIB

Markas Besar agen keamanan Amerika, National Security Agency (NSA) di Fort Meade, Maryland. wikimedia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan staf intelijen pengembang komputer badan keamanan Amerika Serikat, National Security Agency, divonis lima setengah tahun penjara setelah mengaku bersalah karena menyimpan dokumen rahasia di rumahnya.

Dilansir dari USA Today, 26 September 2018, Nghia Hoang Pho, 68 tahun, dari Ellicott City, Maryland,mengaku bersalah karena sengaja menyimpan informasi rahasia pertahanan.

Baca: Peneliti Prancis Sebut Cina Mempunyai 18 Lembaga Intelijen

Dari 2010 hingga Maret 2015, Pho membawa pulang dokumen rahasia dan material sensitif tentang pertahanan nasional dan menyimpan materi di sejumlah lokasi di sekitar rumahnya. Pho tahu bahwa dia tidak berwenang untuk membawa pulang materi dari tempat kerja atau menyimpannya di rumah.

Gedung pusat data milik National Security Agency (NSA) di Bluffdale, Utah, 18 Maret 2017. Pusat data ini dibangun di atas tahah seluas 9-14 hektar, dengan biaya 1,5 miliar Dolar atau sekitar 20 triliun Rupiah dan merupakan pusat data terbesar di dunia. George Frey/Getty Images

Advertising
Advertising

Selain hukuman penjara lima tahun lebih, Hakim Distrik AS, George Russell, juga mengeluarkan pengawasan selama tiga tahun pasca-pembebasan.

"Tindakan Pho yang disengaja, sembrono, dan ilegal atas informasi yang sangat rahasia selama hampir lima tahun beresiko pada kemampuan dan metode kelompok intelijen kami, sehingga beberapa dari informasi tidak dapat digunakan," kata John Demers, asisten jaksa agung untuk NSA.

Baca: Jual Rahasia ke Cina, Eks Intelijen Amerika Serikat Ditangkap

Pho akan menjalani hukuman di penjara federal keamanan menengah di Cumberland, mulai 7 Januari, seperti dilansir dari Baltimore Sun.

Awalnya jaksa telah meminta hukuman 8 tahun, bagian atas pedoman hukuman federal atas pelanggaran tersebut. Jaksa AS Robert K. Hur menyebut kasus ini luar biasa, karena banyaknya informasi rahasia yang diambil.

Namun pengacara pembela Pho, Robert C. Bonsib, mencatat bahwa penyelidikan substansial oleh pemerintah federal tidak menemukan bukti yang pernah dicoba atau dimaksudkan oleh kliennya untuk menyebarluaskan informasi rahasia.

Gedung pusat data milik National Security Agency (NSA) di Bluffdale, Utah, 18 Maret 2017. Pusat data ini dibangun di tahah seluas 9-14 hektar dengan biaya 1,5 miliar Dolar atau sekitar 20 triliun rupiah dan merupakan pusat data terbesar di dunia. George Frey/Getty Images

Pho, warga negara AS yang dinaturalisasi dan berasal dari Vietnam, mulai bekerja di Tailored Access Operations NSA pada April 2006 dan memegang berbagai izin keamanan. Tailored Access Operations mengumpulkan informasi intelijen dari sistem informasi asing dan mengambil tindakan untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi aktivitas tidak sah dalam komputer Departemen Pertahanan.

Baca: CIA Ulang Tahun ke 71, Ini Operasinya yang Terkenal

Selama bertahun-tahun memegang izin keamanan, Pho menerima pelatihan mengenai penanganan yang tepat, menandai, transportasi dan penyimpanan informasi rahasia. Pho juga diberitahu bahwa pemindahan dokumen rahasia secara tidak sah, pengangkutan dan penyimpanan dokumen rahasia intelijen NSA di lokasi yang tidak sah, pengungkapan materi yang beresiko dan dapat membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat.

Berita terkait

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

1 hari lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

5 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

10 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

18 hari lalu

Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi

Baca Selengkapnya

Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

28 hari lalu

Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

Laporan Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) menemukan bahwa ada campur tangan Cina dalam dua pemilu terakhir di negara itu.

Baca Selengkapnya

Curiga Mata-mata, Malaysia Menahan Laki-laki Asal Israel

38 hari lalu

Curiga Mata-mata, Malaysia Menahan Laki-laki Asal Israel

Seorang laki-laki berpaspor Israel ditahan Kepolisian Malaysia karena membawa senjata dan 200 butir peluru.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

43 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Ini Tugas dan Wewenang Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru

43 hari lalu

Ini Tugas dan Wewenang Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo ditunjuk sebagai Kabais YNI yang baru. Apa tugas dan wewenangnya?

Baca Selengkapnya

AS Konfirmasi Klaim ISIS atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

45 hari lalu

AS Konfirmasi Klaim ISIS atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

AS memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi klaim ISIS yang bertanggung jawab atas penembakan di gedung konser Moskow, Rusia

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak PM Kamboja Tukar Data Intelijen untuk Berantas Perdagangan Orang

5 Maret 2024

Jokowi Ajak PM Kamboja Tukar Data Intelijen untuk Berantas Perdagangan Orang

Presiden Jokowi mengapresiasi Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam isu tindak pidana perdagangan orang.

Baca Selengkapnya