Perang Dagang, Cina Akan Pangkas Tarif Impor Negara-negara Mitra

Jumat, 21 September 2018 08:05 WIB

Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan di Shanghai, Cina, 24 April 2018.[REUTERS/Aly Song]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina berencana untuk mengurangi tarif rata-rata impor dari sebagian besar negara mitra dagangnya pada Oktober di tengah meningkatnya perang dagang dengan Amerika Serikat.

Pada Juli, Cina memotong tarif impor pada hampir 1500 produk konsumen mulai dari kosmetik hingga peralatan rumah tangga sebagai bagian dari upaya untuk membuka ekonominya, yang merupakan terbesar kedua di dunia, seperti dilaporkan Reuters, 21 September 2018.

Baca: Dirjen WTO: Perang Dagang Amerika Vs Cina Bisa Melebar

Langkah ini sejalan dengan janji Beijing kepada mitra dagangnya, termasuk Amerika Serikat, bahwa akan diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan impor lebih lanjut.

Namun laporan tidak menyebutkan negara-negara yang bisa menikmati pemangkasan tarif impor Cina.

Advertising
Advertising

Perang dagang yang sedang berlangsung antara dua ekonomi terbesar dunia telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir setelah Amerika Serikat, seperti dilansir dari Russia Today, telah memperkenalkan tarif baru yang menargetkan senilai US$ 200 miliar atau Rp 2900 triliun untuk barang impor Cina. Cina membalas dengan tarif impor senilai US$ 60 miliar atau Rp 889 triliun produk AS yang diekspor ke Cina dan mulai berlaku pekan depan.

Presiden AS Donald Trump dan istrinya Melania mengunjungi Forbidden City didampingi Presiden Cina, Xi Jinping serta istrinya Peng Liyuan di Beijing, Cina, 8 November, 2017. REUTERS/Jonathan Ernst

Memangkas bea ekspor untuk mitra dagang Cina ditujukan untuk meningkatkan konsumsi domestik, yang diharapkan dapat mendorong ekonomi yang melambat. Langkah ini dilakukan beberapa bulan setelah Cina mengurangi tarif pada berbagai barang konsumsi.

Cina masih mengenakan tarif rata-rata yang lebih tinggi pada impor dibandingkan dengan negara maju lainnya dengan tarif rata-rata negara yang paling disukai atau Most-Favored Nation (MFN) saat ini pada tarif di 9,8 persen. MFN adalah tingkat perlakuan yang diberikan oleh satu negara ke negara lain dalam perdagangan internasional. Seiring dengan prinsip perlakuan nasional, MFN adalah salah satu pilar hukum perdagangan WTO. Pada saat yang sama, rata-rata tingkat MFN yang diterapkan AS adalah 3,4 persen pada 2017.

Baca: Jack Ma Sayangkan Perang Dagang Amerika, Minta Cina Fokus Ekspor

Pada Forum Ekonomi Dunia di kota pelabuhan utara Tianjin, Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, mengatakan pemerintah akan terus menurunkan tarif impor untuk beberapa barang, namun tidak merinci barang apa saja yang akan diturunkan.

Perang dagang mulai menghantam kota-kota dan provinsi-provinsi Cina, terutama yang bergantung pada pesanan impor dari AS.

Sementara dampak ekonomi langsung dari perang dagang Cina-AS sejauh ini bisa mendorong eksportir Cina untuk beralih dari pasar Amerika Serikat, seperti diungkap mantan kepala bank sentral Cina.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

11 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

20 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

23 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya