Trump Geber Perang Dagang Vs Cina, Incar Impor Rp 3.000 Triliun
Reporter
Non Koresponden
Editor
Budi Riza
Selasa, 18 September 2018 10:39 WIB
TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk meningkatkan perang dagang dengan Cina secara drastis.
Baca: Trump Ancam Naikkan Tarif Impor Berikutnya untuk Cina
Amerika Serikat bakal mengenakan tarif 10 persen untuk impor dari Cina sebesar sekitar US$200 miliar atau sekitar Rp3000 triliun.
Sebelumnya, AS telah mengenakan kenaikan tarif untuks impor dari Cina sebesar sekitar US$50 miliar atau sektiar Rp746 triliun.
Baca:
Trump Tuding Cina Hambat Soal Korea Utara, Beijing Berang
“Cina memiliki banyak kesempatan untuk menanggapi keluhan kami secara penuh. Sekali lagi saya mendesak pemimpin Cina untuk mengambil tindakan cepat mengakhiri praktek dagang mereka yang tidak adil,” kata Trump dalam pernyataan yang dirilis pada Senin malam, 17 September 2018, waktu setempat seperti dilansir CNN.
Baca:
Utusan Trump Ajak Eropa Bersatu Hadang Agresi Ekonomi Cina
Ini berarti sekitar setengah dari total ekspor Cina ke AS terkena kenaikan tarif yang berkisar antara 10 – 25 persen.
<!--more-->
Sejak Juli
Pada Juli, AS mengenakan kenaikan tarif untuk ribuan produk dari Cina. Namun sekitar 300 produk dihapus dari daftar kenaikan tarif seperti jam tangan pintar, peralatan keamanan dan kesehatan, dan pulpen mainan anak-anak.
Trump mendesak para penasehat ekonominya untuk maju terus dan mengenakan kenaikan tarif untuk impor sebesar sekitar US$200 miliar tadi. Padahal, kedua negara sedang mengupayakan negosiasi perdagangan dimulai lagi. “Keputusan Trump ini mengancam akan kemungkinan terjadinya terobosan diplomatik dengan juru runding dari Cina,” begitu dilansir CNN.
Lewat Twitter @realdonaldtrump, Trump mengatakan kebijakan kenaikan tarif itu membuat posisi tawar AS semakin menguat. Dia mengklaim ada aliran dana masuk bernilai miliaran dolar atau puluhan triliun termasuk terciptanya lapangan pekerjaan.
“Dan kenaikan biaya nyaris tidak terlihat. Jika negara-negara tidak membuat kesepakatan yang adil dengan kami maka mereka akan terkena tarif,” cuit Trump.
Baca:
Perang Dagang Amerika Vs Cina Bakal Berlanjut, Dolar Menguat
Media CNBC melansir Trump mengumumkan pengenaan tarif baru ini pada saat pasar saham telah tutup.
“Anda akan melihat mengenai Cina hari ini tepat setelah pasar tutup. Kami akan mengumumkan sesuatu. Ini akan menjadi uang yang banyak masuk ke peti di AS,” kata Trump di Gedung Putih.
Pasca pernyataan ini, indeks S&P 500 tutup 0,55 persen mendekati titik terendah perdagangan pada sesi itu.
Secara terpisah, penasehat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan Trump merasa tidak puas dengan hasil pembicaraan dagang dengan Cina. Dia mengkonfirmasi Trump siap mengenakan tambahan tarif impor dari negeri Tirai Bambu.
<!--more-->
Lobi Pengusaha
Pemerintah AS lewat kementerian Perdagangan menggelar dengar pendapat dengan para pelaku pasar soal tarif baru itu pada akhir Agustus 2018. Forum ini menjadi sarana bagi para pebisnis untuk meminta pemerintahan Trump mengecualikan produk jualan mereka, yang diimpor dari Cina, agar tidak masuk dalam daftar kenaikan tarif impor.
Dalam suratnya ke kementerian Perdagangan AS, jajaran manajemen Dell, Cisco, Juniper Networks, dan Hewlett Packard mengatakan kenaikan tarif untuk produk jualan mereka bisa membuat laba tergerus. Ini bisa berujung dengan pengurangan karyawan.
Baca:
Lawan Sanksi Amerika, Rusia Percepat Tinggalkan Dolar
Lobi ini berhasil membuat banyak produk elektronik konsumer dihapus dari daftar tarif baru ini. Namun, produk seperti perlengkapan jaringan dan router tetap terkena kenaikan tarif impor.
Keputusan Trump menaikkan tarif impor ini menuai kritik pedas dari asosiasi pengusaha. “Keputusan ini menunjukkan pemerintah tidak mengacuhkan banyak peringatan dari konsumen AS dan para pebisnis,” begitu kata Kamar Dagang AS.