Dari Separatis Menjadi Teroris, 4 Fakta Kelompok Abu Sayyaf

Senin, 17 September 2018 16:00 WIB

Sebuah akun Abu Sayyaf di Facebook, bernama Striking Group, memposting foto empat pekerja konstruksi dari Kota Zamboanga yang ditawan. inquirer.net

TEMPO.CO, Jakarta - Militan Muslim Filipina atau Front Pembebasan Nasional Moro telah membantu pemerintah untuk membebaskan tiga warga negara Indonesia, yang diculik di Pulau Semporna, Sabah, Malaysia oleh Abu Sayyaf pada tahun lalu.

Penculikan yang di lakukan oleh kelompok Abu Sayyaf di sebuah hutan provinsi Sulu, Filipina selatan, yang mayoritas penduduknya Muslim, telah menyandera dan meminta uang tebusan kepada pemerintah Filipina.

Baca: Milisi Abu Sayyaf Bebaskan 3 WNI yang Diculik Januari 2018

Lalu apa saja kepentingan dan doktrin kelompok Abu Sayyaf yang telah didirikan semenjak awal 1991. Berikut empat fakta kelompok Abu Sayyaf.

Advertising
Advertising

1. Awal Berdirinya Abu Sayyaf

Abdurajak Janjalani Brigade [Terrorism Research & Analysis Consortium]

Abdurajak Abubakar Janjalani pada 1991-an membentuk organisir gerakan Islam yang menolak perjanjian pemerintah Filipina membentuk Daerah Otonom di Mindanao Muslim (MNLF), dengan anggotanya berasal dari jamaah Tabligh, yang disebut al-Harakatul al-Islamiyah (AHAI), atau gerakan Islam, seperti dikutip dari Counter Extremism Project.

Secara resmi pembentukkan Abu Sayyaf diumumkan pada 1993 dengan memakai ideologi "Jihad Fi Sabilillah" yang bermakna "berjuang dan mati untuk tujuan Islam" untuk membentuk gerakan separatis Pan-Islamisme atau Negara Islam di sebelah barat Mindanao, dan kepulauan Sulu, wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim di Filipina Selatan, serta di Semenanjung Melayu (Malaysia-Indonesia).

<!--more-->

2. Dari Separatis Menjadi Teroris

Kelompok Abu Sayyaf [Tony Blair Institute for Global Change]

Pada Agustus 1991, Abdurajak secara terbuka menggunakan nama Abdul Sayyaf sebagai nama kelompok setelah pemboman Kapal MV Doulus, sebuah kapal misionaris Kristen yang berlabuh di pelabuhan Kota Zamboanga.

Sebelumnya, pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Abu Sayyaf dicap sebagai kelompok separatis kriminal oleh pemerintah Filipina karena ikut serta dalam beberapa kegiatan pemboman, pemerasan, dan penculikan untuk mendapat tebusan.

Baca: Ini Cara MILF Bantu Bebaskan Sandera WNI dari Abu Sayyaf

Selama periode 1998, Abu Sayyaf mengubah taktiknya dari kegiatan jihad menjadi terorisme yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar kelangsungan hidup kelompok. Ini dikarenakan pelarangan oleh pemerintah Filipina untuk bepergian menuju Afganistan, yang menjadi sumber pendanaan utama kelompok Abu Sayyaf karena bekerjasama dengan Al Qaeda. Time melaporkan, pada 1990 saudara ipar Osama bin Laden mengirim dana kepada kelompok Abu Sayyaf melalui lembaga amal Islam di Filipina.

Komandan Abu Sayyaf, Ghalib Gandang, yang menguasai kepulauan Sulu, mengadvokasi penggunaan strategi penculikan untuk tebusan, percaya bahwa taktik tidak hanya akan membantu permasalah dana kelompok, namun juga dapat membedakan dari organisasi Moro yang terlalu lunak. Untuk mengubah taktiknya menjadi kelompok teror, Abu Sayyaf dilatih oleh Umar Patek dan Dulmatin, seperti dikutip dari Combating Terrorism Center at West Point. Intelijen Filipina mengidentifikasi Umar Patek dan Dulmatin, otak pengeboman Bali pada 2002, pernah melatih kelompok Abu Sayyaf untuk merakit bom.

<!--more-->

3. Bagaimana Abu Sayyaf Menerima Anggota?

Kelompok Abu Sayyaf berkumpul di hutan kepulauan Basilan, Filipina Selatan. [Radio Free Asia]

Kelompok Abu Sayyaf menyebut dirinya sebagai penyelamat komunitas Muslim di Mindanao, Filipina Selatan.

Selain lewat tebusan penculikan, Abu Sayyaf juga menawarkan penduduk di wilayah mereka untuk jasa perlindungan dan sebagai gantinya adalah uang yang digunakan sebagai salah satu sumber dana kelompok.

Sumber dana Abu Sayyaf diperoleh dari tebusan sandera, yang kemudian digunakan untuk membeli senjata dan membayar pemuda yang tidak tertarik dengan ideologi. Beberapa ayah dari keluarga miskin bahkan menukar anak mereka dengan senjata api. Dengan bergabung ke kelompok Abu Sayyaf, bisa mengangkat status sosial para pemuda tersebut.

Combating Terrorism Center at West Point melaporkan, orang tua muslim dari desa miskin menyerahkan anaknya secara sukarela untuk mendapat tunjangan beras bulannan dan gaji sebesar US$ 200 atau sekitar Rp 2,9 juta.

Beberapa yang bergabung dengan Abu Sayyaf memiliki motif balas dendam terhadap militer atau polisi yang membunuh kerabat mereka. Bahkan para sukarelawan bergabung untuk menyelesaikan konflik antar-marga yang sudah mengakar di Mindanao.

<!--more-->

4. Doktrin Kelompok Abu Sayyaf

Abdullah Maute (kanan) bersama Isnilon Hapilon (tutup kepala kuning) yang diketahui sebagai pemimpin kelompok garis keras Abu Sayyaf di pulau Mindanao. AFP PHOTO/Philippine Army

Abu Sayyaf bercita-cita mendirikan kekhalifahan Islam di Mindanao Barat dan kepulauan Sulu, yang berpenduduk Mayoritas Muslim di Filipina Selatan.

pada 1990 Janjalani mendeklarasikan "Empat Kebenaran Pokok" yang menjadi tujuan dan ideologi Abu Sayyaf, seperti dilansir dari Counter Extremism Project.

Pertama, Abu Sayyaf harus menjadi jembatan dan penyeimbang antara kelompok MNLF dan MILF, dan harus mengakui kedua kepemimpinan kelompok.

Baca: Duterte Ajak Abu Sayyaf dan Pemberontak Komunis Berdamai

Kedua, Abu Sayyaf bertujuan untuk membentuk pemerintahan Islam di Mindanao dengan tujuan perdamaian. Namun pokok kedua berkontradiksi dengan pokok ketiga, yakni perang diperbolehkan selama diperlukan jika terjadi penindasan dan ketidakadilan yang diderita oleh Muslim.

Pokok keempat Abu Sayyaf meyakini perang hanya akan merusak perdamaian, kecuali dengan tujuan kemanusiaan yakni menegakkan kebenaran dan keadilan di bawah hukum Syariah, berdasarkan Al-Quran dan Hadits.


ABS-CBN | CTC | RAPPLER | COUNTEREXTREMISM | AQIB SOFWANDI

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

6 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

7 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

8 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

8 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

8 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

9 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

9 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

12 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

19 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya