Inflasi Filipina Tertinggi se-ASEAN, Duterte Salahkan Trump

Sabtu, 8 September 2018 17:00 WIB

Ekspresi Presiden Donald Trump saat mendengarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara, dalam acara makan malam memperingati Ulang Tahun ke-50 ASEAN di Manila, Filipina, 12 November 2017. .REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyalahkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas inflasi Filipina tertinggi se-ASEAN dan yang tertinggi yang pernah melanda Filipina selama sembilan tahun terakhir.

Klaim ini adalah pernyataan Duterte yang tak terduga, satu-satunya kritikus Amerika Serikat tetapi mendukung Trump setelah menjabat presiden AS pada November 2016.

Baca: Dulu Puji Adolf Hitler, Di Israel Duterte Kecam Hitler

Ketika ditanya tentang inflasi 6,4 persen pada Agustus, tertinggi sembilan tahun yang melampaui perkiraan sebagian besar analis, Duterte menyalahkan kebijakan ekonomi Donald Trump.

"Siapa yang memulainya? Amerika. Ketika Amerika menaikkan tarifnya, semua orang juga menaikkannya. Begitulah. Tidak ada yang bisa kita lakukan," kata Duterte seperti dilaporkan Dailymail.co.uk, 8 September 2018.

Advertising
Advertising

Baca: Duterte Mau Filipina Hanya Beli Senjata dari Israel, Kenapa?

"Karena Amerika ... Trump menginginkannya. Bahkan pajak seperti pajak cukai, mereka naikkan. Bahkan tarif impor," kata Duterte.

Rodrigo Durterte kemudian mengklarifikasi bahwa dia tidak marah pada Trump dan mengatakan, "Saya akan berbicara dengan teman saya, Trump".

Presiden Donald Trump bersulang dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam acara makan malam memperingati Ulang Tahun ke-50 ASEAN di Manila, Filipina, 12 November 2017. REUTERS/Athit Perawongmetha

Duterte, yang sebelumnya mengakui dia tidak berpengalaman dalam ekonomi, tidak merinci bagaimana kebijakan ekonomi AS dapat mempengaruhi inflasi di Filipina.

Dilansir dari Rappler, infalsi Filipina tidak hanya yang tertinggi dalam 9,4 tahun terakhir, namun juga melampaui perkiraan angka pemerintah sebesar 6,2 persen, dan jauh di atas target atas pemerintah 4 persen untuk 2018.

Baca: Angka Pemerkosaan Tinggi, Duterte Salahkan Kecantikan Perempuan

Data juga menunjukkan inflasi Filipina adalah tertinggi di seluruh ASEAN. Tingkat inflasi Vietnam per Juli hanya sebesar 4,5 persen, Indonesia 3,2 persen, Thailand 1,5 persen, Malaysia 0,9 persen, dan Singapura 0,6 persen.

Pada Kamis, 6 September, inflasi menyebabkan Peso Filipina mencapai titik terendah 13 tahun terakhir terhadap Dolar AS mencapai 53,8 Peso Filipina per US$ 1.

Duterte, yang mulai menjabat pada pertengahan tahun 2016, sebelumnya telah dikritik oleh para pejabat AS karena perang berdarah pada narkoba yang menurut pemerintahannya sendiri telah menyebabkan setidaknya 4.410 tersangka tewas.

Baca: Batalkan Amnesti, Duterte Perintahkan Penangkapan Senat Oposisi

Kelompok hak asasi manusia menuduh bahwa jumlah korban tewas sebenarnya tiga kali lebih tinggi tetapi Trump telah mengesampingkan tuduhan itu dan tetap memiliki hubungan baik dengan Duterte.

Selain menyalahkan Trump, Duterte juga menuduh bahwa lonjakan inflasi dan kenaikan harga pangan sedang digunakan oposisi untuk melawannya.

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

6 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

18 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

21 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

1 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya